pertemuan

16.2K 841 19
                                    

2tahun kemudian

Kini umur athanasia sudah enam tahun. Dia sudah dua tahun disini dan ia akan merencanakan untuk kabur dari istana ruby. Ia takut jika di umurnya yang ke sepuluh tahun akan bertemu dengan pria brengsek--Claude de Alger Obelia--itu dan akan membunuhnya.

Walau para maid disini sangat  baik dengannya tetapi tetap saja athanasia tidak akan mau mati terbunuh di tangan claude--ayahnya.

"Lillian aku ingin coklat" pinta putri kecil yang menghampiri maid kesayangannya itu.

"Maafkan saya putri. Tetapi putri tidak boleh sering sering memakan coklat karena gigi putri bisa rusak" mendengar itu athanasia hanya bisa mendengus kesal

"Huuh. Tapi hanya satu saja. Kumohon" Athanasia tidak menyerah dan menunjukan wajah imutnya

"Baiklah baiklah. Hanya sedikit. Tidak boleh banyak banyak" lillian segera memberinya coklat dan tuan putri itu girang dan berlompat lompat saat di beri coklat.

"Tuan putri jangan lompat lompat nanti anda jatuh" athanasia hanya terkeh mendengarnya dan segera menghabiskan semua coklatnya itu. Sepertinya dia tidak bisa hidup tanpa coklat

"Lilli, bisakah athy pergi bermain sendirian sebentar? Athy sangat bosan disini" lilli yang mendengar permintaan tuan putrinya itupun segera memasang ekspresi seperti sedang berfikir.

"Baiklah."

"Tapi bolehkah aku meminta eskrim itu" tunjuk athanasia ke arah es-krim yang memang di buatnya untuk nanti.

"Baiklah baiklah"

Putri itu segera tersenyum lebar dan pergi keluar sambil membawa es-krim di tangan

Saat dia sedang menikmati jalan jalannya dan menikmati es-krimnya untuk cemilan jalan jalannya tiba tiba ada yang mengambil es-krimnya dan memakannya

"Kyaaa!!! Es-krimku! Apa yang.. ah!"

Matanya terbelalak.

Ada pria yang muncul dari semak semak.

Apa dia pencuri!?
Saat athanasia akan berteriak lagi pria itu segera menutup mulut athanasia

"Sst pelankan suaramu. Nanti ada yang datang" yang di pikiran athanasia pertama adalah...

Tampan.

Pria ini tampan. Tetapi pria ini memiliki rambut hitam yang panjang dan memiliki iris  merah ruby. Jika di perhatian di bawah matanya kirinya ada tahi lalat, dan itu membuatnya tambah sempurna.

Geleng geleng.

Apa yang kupikirkan?
Ada seorang penjahat disini, kenapa aku sibuk mengagumi ketampanannya.

"Kakak siapa? Apa kakak pencuri?!" Tuduhnya dengan wajah polosnya.

Mendengar pertanyaan athanasia, pria itu segera menaikan satu alisnya.

"Aku? Pencuri? Cih yang benar saja. Mana ada pencuri yang setampan aku" ucapnya lalu terkekeh
"Aku sini mencari mana yang bisa kumakan" tutur pria dengan iris merah itu

"Mana? Apa itu?" Di dunianya athanasia yang dulu tidak ada kata kata mana jadi athanasia tidak mengerti apa yang di ucapkan pria itu

"Mana itu seperti sihir atau kekuatan."pria itu memandang athanasia dengan tatapan yang sulit di artikan

Ctak

Saat pria itu menjentikan jarinya tiba tiba muncul sebuah gelembung balon yang banyak membuat tuan putri kecil itu nampak girang saat melihat gelembung gelembung itu terbang

"Berkilau. Athy suka!" Girangnya

"Cih apa ini. Tadi sepertinya anak ini sangat galak lalu menuduhku yang tidak tidak dan lihat sekarang. Dia seperti kucing yang berpura pura lembut kepada tuannya supaya di beri makanan yang lebih banyak"

pria itu segera melipat tangannya di depan bidang dadanya dan melihat athanasia dengan pandangan remeh.

Pria ini cari mati ya. Batin athanasia.

"Itu juga salah kakak. Kakak mengambil es-krimku dan memakannya semua" ucap athanasi yang muak melihat pria di depannya ini. Apa apaan ini kenapa dia harus bertemu pria sialan ini!?

"Lihatlah anak kecil ini. Tidak sopan. Ingat kau sedang berbicara dengan orang lebih tua" pria dengan iris merah mencubit itu pipi athanasia gemas.

Pria ini gila ya. Giliran aku bersikap manis salah sekarang aku bersikap kasar juga salah!

"Aku memakannya karena aku tadi menangkap burung yang aku kira itu adalah mana dan aku memakannya dan rasanya sangat tidak enak, jadi aku memakan es-krimmu" ucap pria itu santai

Dia memakan burung? Iyuh menjijikan

"Oh iya namamu siapa" tanya pria itu mendekati athanasia dan athanasia segera memundurkan langkahnya karena sedikit takut dengan orang yang tak dikenalinya ini

"Apa pedulimu mengetaui namaku" ucap athanasia seraya mengankat dagunya dan melipat tangannya di dada

"Peduliku? Jika kita bertemu lagi aku jadi tau namamu" sepertinya pria ini yakin sekali jika akan bertemu denganku

"'Bertemu lagi'?. Tidak  tidak. Itu tidak mungkin" athanasia tidak akan mau bertemu dengan pria sialan yang memakan es-krimnya dan yang membuat moodnya turun.

"Ku yakin kita akan bertemu lagi" pria itu mengembangkan senyumannya yang indah.
"Namaku lucas. Penyihir menara tertampan di abad ini" ucapnya sambil menyisir rambutnya yang panjang itu kebelakang

"Hentikan. Kakak membuatku mual" putri itu segera menyibak nyibakan tangannya menyuruh lucas berhenti menyisir rambutnya kebelakang. Karena itu membuatnya jiji

Lucas tertawa kecil.

"Jadii..." lucas menjeda perkataannya
"Apa" okey athanasia tidak bisa menjukan wajah imutnya lagi jika di depan pria ini semenjak pria ini mengatakan
'Dia seperti kucing yang berpura pura lembut kepada tuannya supaya di beri makanannya lebih banyak'

"Kau belum memberi tau namamu siapa" lucas mengingatkan

"Kakak tidak perlu tau namaku siapa dan kita tidak akan bertemu lagi. Aku pergi." Athanasia segera pergi tetapi sebelum dia benar benar pergi dia berbalik badan

"Oh iya, aku tidak akan memberi tau siapapun tentang kakak yang ada disini dan sekarang kakak bisa pergi" putri itu segera membalikan badannya dan pergi dengan muka yang sedikit.....manyun

'Kita akan bertemu lagi'. Kata kata itu selalu terngiang ngiang dikepala athanasia

"Kenapa juga aku harus bertemu pria sialan itu lagi. Huuh tidak akan ku biarkan aku bertemu dengannya lagi" gerutunya dan segera tertidur karena ia memang sudah mengantuk sedari tadi.


hai gimana critanya?
Suka ga? Kalo suka sempatin klik bintang yang dibawah yaa
Jangan lupa tinggalin komen ya!
Hihi


Who made me a princess (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang