trimakasih

3.4K 218 7
                                    

"Lucas"

Athanasia segera berlari ke arah Lucas dan memeluknya dengan air mata yang bercucuran.

Jenneth melihat itu terkejut. Matanya membulat

Apa mereka dekat?

"Maafkan aku yang tidak datang tepat waktu" rilih Athanasia membuat Lucas ingin menangis lagi namun ia tahan

"Tak apa" jawabnya. Ia sudah sangat bersyukur teman satu satunya ini datang

Lucas dan Athanasia menyudahi acara berpelukannya. "Trimakasih sudah menyempatkan diri untuk datang kesini" ujarnya sambil tersenyum

Setidaknya ia mesih mempunyai Athanasia, sahabatnya.
Yah walau ia tau akan susah nantinya untuk bertemu dan bermain bersama.

"Hmh sebaiknya aku pergi" Jenneth membuka suara membuat Athanasia dan Lucas menoleh ke arahnya

"Ah tuan putri akan pulang?" Tanya Athanasia dengan bingung. Ia kira jenneth akan berlama lamaan disini karena ia tau kalau jenneth sangat menyukai tuan Smith

"Ya. Sepertinya aku harus pulang segera, pergi dulu ya" Jenneth segera berlari ke kereta kudanya dan pergi meninggalkan pemakaman Ayah Lucas

"Sebaiknya kita pulang juga" ujar Athanasia sambil memegang tangan Lucas

"Tapi aku mesih ingin bersama ayahku" ucapnya dengan sendu.

Athanasia tidak tahu harus bagaimana, ia tak pernah berpengalaman seperti Lucas. Bahkan sedari dulu ia tak pernah melihat orang tuanya.
Orang tuanya membuangnya di panti asuhan.

"Lucas, jangan seperti ini. Ayahmu akan senang jika kau menjadi pria yang kuat" athanasia mengelus pundak Lucas

"Benarkah" akh Athanasia tidak tahan, mukanya Lucas terlalu imut saat bersedih.

"Y-ya. Kau harus menjadi pria yang kuat, bukan begitu?" Tak tahan lagi, muka Athanasia sudah berubah menjadi merah. Sangat imut!

"Baiklah, ayo. Kau juga harus pulang kan" lucas mulai berdiri

"Tidak, aku akan menemanimu terlebih dahulu setelah kau merasa baikan aku akan pulang" Athanasia mengikuti arah Lucas berjalan

Begitu juga felix, ia hanya mengekori tuan putrinya pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun

"Bagaimana kalau kita ketaman" tiba tiba felix mengeluarkan suaranya dan tersenyum dengan idenya

"Ya! Sepertinya itu ide yang bagus. Mau ketaman?" Athanasia memandang Lucas dengan senyumannya

Senyuman Athanasia bagaikan obat penenang untuk Lucas, bahkan Lucas sudah tidak sepenuhnya bersedih lagi
"Baiklah, ayo"

Mereka bertiga pun menuju ke arah taman Obelia, disini adalah satu satunya taman yang sangat luas dan indah, banyak bunga bunga dan ada satu sungai bersih dan batu batunya yang indah.

Sungguh indah bukan ciptaan Tuhan?

"Ah sepertinya sekarang aku jauh lebih baik di bandingkan tadi" Lucas duduk di depan pohon yang cukup besar. Sedangkan Athanasia sibuk mencari bunga dan Felix berada di dekat Lucas

Felix dan Lucas sama sama memandangi Athanasia yang sedang sibuk dengan bunganya.
"Sepertinya Tuan Putri Athanasia menyukai bunga ya" ujar felix dengan senyuman khasnya

"Hnm. Setauku dia sangat menyukai bunga mawar merah" jari jari Lucas menyentuh dagunya dan air mukanya menunjukan ia sedang berfikir

"Benarkah? Wah Yang Mulia harus tau tentang ini" ucapnya dengan bersemangat

Who made me a princess (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang