๑ 06 ๑

2.9K 337 3
                                    

"Umm.. kurasa, ia memang anak kalian."

Isao melengos, Katsuki hanya diam memperhatikan Tamao di gendongan ibu mertuanya.

Sejak pagi tadi, ibunya Isao sudah datang. Ia bawa banyak makanan, mulai dari camilan sampai persediaan makanan untuk Isao dan Katsuki. Awalnya, tidak ada yang buka suara soal Tamao, Tamao juga masih tidur waktu ibunya Isao datang.

Seperti biasa, mereka juga menyambut hangat kehadiran ibunya Isao ini, mereka mengobrol banyak, bahkan ibunya Isao sampai cerita soal mimpinya lagi, buat Katsuki dan Isao cuma bisa saling lirik. Sampai, ketika ketiganya mendengar rengekan kecil.

Isao bangkit dan pergi ke kamar. Ibunya masih clingak-clinguk mencoba menyadarkan kalau rengekan tadi bukanlah imajinasinya. Sedang Katsuki sendiri, hanya diam, meminum susu sebagai sarapannya.

Matanya mendelik, membulat begitu melihat Isao keluar menggendong anak bayi. "Astaga, astaga, astaga, astaga, astaga, aku masih dalam mimpi ya? Aku yakin ini mimpi. Tidak. Tidak. Ini nyata. Aku ke rumah anakku dan aku lihat ia menghendong bayi. Astaga, astaga, aku mimpi apa bukan ini?" begitu racaunya.

Mata Tamao memerah karena menangis, ia cuma diam mengemuti ibu jarinya di pangkuan Isao. Dari sana, Katsuki mulai cerita tentang Tamao, dari awal datang sampai hari ini.

Ibunya Isao diam, memandang Tamao lekat-lekat. Ia sudah membaca surat yang datang bersamaan dengan Tamao. Agak bingung dengan siapa itu 'Guardian Angel'. Tapi tiap mengingat itu, pikirannya selalu kembali pada ingatan tentang perempuan cantik di mimpinya yang membawa keranjang berisi bayi.

"Bu." panggil Isao menyadarkan.

"Di mimpiku... bayinya tidak seperti ini. Maksudku, ya tidak jelas seperti apa karena terlalu terang, tapi rasanya ia normal, ini... ia punya telinga dan ekor hewan. Aku bingung."

"Matanya juga aneh Bu, seperti kucing odd eye."

"Kucing odd eye?" Keningnya mengeryit bingung, ia melirik anaknya, lalu kembali pada Tamao. "Umm.. menurutku, matanya tidak odd kok. Normal. Seperti warna matamu."

"H-ha?!" Katsuki telonjak. "Kemarin Mei bilang matanya mirip denganku, lalu sekarang mirip dengan Isao?! Astaga. Bu, lihat yang benar, warna matanya berbedaa~"

"Aku sudah melihatnya dengan benar Katsuki-kun. Ia benar-benar seperti Isao. Lihat saja sendiri."

Sontak Katsuki langsung menoleh, Tamao di pangkuan Isao itu juga meliriknya. Masih beda, masih dengan mata odd. Berbeda warna. Katsuki tidak salah dan ia tidak pernah punya sejarah mata bermasalah. "Matanya odd, Bu."

"Tidak Katsuki-kun, matanya seperti Isao."

"Odd!"

"Seperti Isao!"

"Odd!"

"Isao!"

"ODD!"

"ISA-"

"Hwaaaa~"

Dan menangislah Tamao. Mendengar Katsuki dan ibunya Isao saling berteriak. Isao hanya mengehela napas dalam, menggendong Tamao lagi, mengelus-elus punggungnya agar lebih tenang.

"Kalian malah seperti anak kecil. Warna mata, sekarang, tidaklah penting. Aku meminta Ibu datang kesini juga bukan untuk bertengkar denga Katsuki."

"Maaf..." serentak Katsuki dan ibunya Isao menunduk menyesal, lagi-lagi buat Isao menghela napas dalam.

"Katsuki, ini, pegang dulu. Aku mau membuat susunya."

"Hm." Katsuki mengangguk, lalu sigap menggambil alih Tamao dan memangkunya. Ia Mengajak bercanda, menyesal sudah membuat Tamao menangis tadi.

Odd Baby (BL) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang