๑ 22 ๑

1.8K 255 27
                                    

Tidak hadir ke kampus untuk melihat prosesi upacara wisuda Katsuki bukan berarti Isao dan Tamao tidak merayakannya. Keduanya memang tidak datang ke sana, lagipula memang
tidak ada yang datang selain para wisudawan. Isao dan Tamao menunggu di satu restoran, sudah memesan makanan, mereka akan merayakan kelulusan Katsuki di sana.

Dulu, waktu Isao yang wisuda, Katsuki bisa langsung menemui Isao begitu Isao keluar aula, karena waktu itu status Katsuki adalah adik kelasnya. Waktu itu juga mereka hanya merayakan berdua saja, bahkan status mereka dulu masih kekasih. Berbeda dengan sekarang, mereka sudah menjadi sepasang suami, dan mereka punya Tamao. Pelengkap pernikahan mereka.

Katsuki memakai setelan jas berwarna hitam, kemejanya abu-abu dan dasi merah maroon. Sama seperti Isao, bedanya hanya di dasi Isao, ia memilih dasi warna biru muda, dasi yang Katsuki berikan sebagai hadiah wisudanya dulu. Lalu Tamao, Katsuki membelikannya pakaian resmi warna abu-abu, disamakan dengan kemeja mereka. Katsuki pikir, mereka harus seragam karena mereka keluarga. Lagipula, Katsuki sudah membooking studio untuk foto wisudanya nanti. Kali ini tidak berdua, bertiga. Dan Katsuki sangat menantikan hal itu.

Tapi ya sayang, kemarin sore Tamao jatuh di halaman saat bermain mobil-mobilannya. Hasilnya, balita itu jadi terluka di siku dan pipinya.

Kejadiannya, Tamao lagi-lagi sedang main sendiri, Katsuki sedang menjemur kasur lipat milik Tamao selagi matahari cerah. Ia tidak begitu memperhatikan Tamao karena ia sendiri juga sibuk dengan pekerjaan rumahnya. Tamao main sendiri, sampai terdengar suara tengisan Tamao yang kencang, Katsuki baru berlari.

Paniknya bukan main. Katsuki langsung mengangkat Tamao dan membawanya masuk. Luka goresnya sebenarnya tidak sebarapa, wajar, tidak mengeluarkan darah juga, tapi yang buat Tamao menangis kencang pasti karena kaget saat jatuhnya. Tamao ditimang-timang sampai berhenti menangis, agak lama, karena Katsuki juga panik. Waktu tangisannya berhenti, baru Katsuki mengecek luka-luka Tamao dan membersihkannya.

Malamnya, saat Isao pulang kerja, tidak lain yang ia bisa hanya menghela napas. Habis, mau menyalahkan Katsuki juga tidak bisa, tidak sepenuhnya salah Katsuki, dan Isao paham dengan balita seperti Tamao, yang kadang bisa jatuh karena keseimbangan mereka juga tidak sebaik orang dewasa.

“Maaf..”

“Sudahlah Katsuki, lukanya juga tidak parah kan?”

“Um..” Katsuki merengut, “Tapi, ia jadi harus pakai plester begitu.”

“Tidak apa, masih imut kok. Saat foto besok juga aku yakin ia masih akan terlihat manis. Jatuh saat anak-anak kan wajar, dan lihat ia sekarang, sudah lupa. Kan?”

“Umm..” dan makin-makin Katsuki menggelendot pada Isao. “Hei, isao, ngomong-ngomong, aku sudah cerita tentang Mao dengan kucing calico itu kan?”

“Hm, kau sudah memperlihatkan fotonya padaku juga, kenapa?”

“Kucing itu datang lagi, dan terus mengikuti Mao. Lucu sekali. Tapi aku merasa aneh juga. Mao itu Half Human dari seekor kucing, ia laki-laki, dan kucing calico itu pasti betina kan?”

“Katsuki..” seketika Isap memandang rendah pasangannya ini, “Kau ini mikir apa? Mereka memang berbeda gender, tapi tidak mungkin menjadi pasangan juga. Aneh. Kau sendiri dengar apa yang dikatakan Iwako-san soal-”

“Tapi siapa tau kaaan?” Katsuki malah menyela. Buat Isao jadi agak gemas juga, Isao menangkup pipi Katsuki dan menggiringnya mendekat, mengecup bibirnya. Ciuman seperti itu ampuh untuk membuat Katsuki berhenti dari ocehan tidak masuk akalnya. “Isao.. lagi.”

“Tidak ah.” Jawab Isao seraya terkekeh, ia sudah bangkit dari kasur untuk mengambil Tamao yang memang masih asik main robot-robotannya di lantai. “Sudah malam, mainnya besok lagi.”

Odd Baby (BL) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang