๑ 28 ๑

2.2K 249 21
                                    

Sebenarnya bukan izin, lebih ke arah perintah. Kyogo, ayah mertua Isao ini sudah mengeluarkan titah padanya dan Katsuki. Isao berhenti bekerja, mengurus Tamao di rumah sementara Katsuki kembali bekerja di perusahaan Kyogo.

Memang agak berat untuk meninggalkan perusahaan yang sudah lama jadi tempa Isao mencari nafkah, terlebih akhirnya ia bisa mendapat jabatan yang lebih tinggi, tapi perintah Kuogo juga sama sekali tidak bisa dianggap angin lalu. Isao harus berhenti. Iya, memang semua demi Tamao dan Katsuki.

Kyogo mengatakan sudah saatnya Katsuki jadi lebih dewasa, berhenti dimanjakan Isao. Kini giliran Katsuki yang menjadi tulang punggung. Sementara ia kerja, Isao yang mengambil alih mengurus rumah dan Tamao.

Pun, Kyogo berpikir, menikah dengan seorang pria malah membuat Katsuki semakin manja. Terlebih Kyogo lihat, Isao memang memanjakan Katsuki. Memang bukan dengan uang, tapi Kyogo, bahkan istri dan anak pertamanya bisa lihat bagaimana Isao memanjakan Katsuki. Pria biasa-biasa itu bisa memberikan Katsuki rumah untuk pulang.

Sejak menikah, Katsuki selalu menolak uang pemberian dari ibunya. Iya, ibunya memang suka masih memberikan uang, itu karena Katsuki masih kuliah. Anggaplah uang jajan. Tapi Katsuki menolak. Tidak sepeserpun uang dari keluarga Satou ia gunakan. Sebelum ada Tamao, Katsuki sering menerima tawaran kerja sambilan, pun upah kerja Isao yang pas-pasan justru bisa menghidupi keduanya.

Isao merasa terbebani? Tidak sama sekai. Sebelum atau seytelah ada Tamao, menjadi tulang punggung keluarga bukan hal yang berat untuk Isao, yang penting bisa bersama. Meski kadang bingung... siapa yang mengurus Tamao. Karena itu, waktu Katsuki mulai bekerja, Isao sempat berpikir untuk berhenti. Ia juga paham waktu Katsuki melarangnya berhenti. Bukan soal uang, Katsuki memang tau seberapa sulitnya Isao mendapat kerja. Kalau hanya karena ada Tamao ia berhenti, sama saja menyia-nyiakan kesempatan, lagipula, Katsuki bisa menjaga Tamao. Meski sering jatuh saat bersamanya.

Tapi sejak kedatangan Kyogo waktu itu, keduanya langsung menurut. Katsuki bekerja, pun Isao akhirnya resign juga. Berat memang, tapi nyatanya Tamao lebih penting.

"Cicicii~ Ciciciii~!"

"Mao-kun, jangan berlari terlalu cepat nanti jatuh."

"Ciciciii~ Ciii~" tapi Tamao masih berlarian mengejar dua kelinci jenis dutch di halaman rumah Satou. Tamao kesenangan, tidak hanya dilihat dair wajahnya, kibasan ekornya pun bisa menunjukan kalau Tamao sedang senang.

"Ya ampun, Mao-kun lucu sekali. Ia segitu sukanya dengan kelinci ya?"

Isao menarik senyum, agak bingung bagaimana harus menjawab, karena ia juga sebenarnya tidak begitu paham kenapa Tamao suka dengan kelinci. "Kurasa iya." pikir Isao, "Mungkin karena itu juga kenapa Mao lengket dengan Usami."

"Sejak kedatanganmu waktu itu bersama Mao-kun, Yocchan merengek minta kucing. Tapi Kitsuna itu takut dengan kucing, jadi Yocchan hanya diberikan kelinci saja."

"Ooh.. aku baru tau kalau Kak Kitsuna takut dengan kucing. Saat dengan Mao... ia malah gemas."

"Ya habis, Mao-kun memang lucu sih." Kumie terkekeh pelan. "Mao-kun kan anak-anak, wujudnya manusia. Meski bertelinga dan berekor kucing, Mao-kun terlihat seperti manusia biasa."

"Ooh.. begitu." senyumnya masih tertahan, ia menoleh lagi pada Tamao yang masih senang mengejar-ngejar kelinci milik Yomi.

Pagi tadi, Isao dapat telepon dari ibu mertuanya ini, memintanya datang. Isao tidak keberatan, tapi tetap saja ia harus mengatakan pada Katsuki dulu. Memang berat membiarkan Isao pergi hanya berdua Tamao ke rumah orangtua, tapi akhirnya Katsuki menyerah juga. Ia harus ingat ia harus dewasa, pun.. Katsuki yakin kalau Tamao lebih aman bersama Isao.

Odd Baby (BL) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang