๑ 27 ๑

2K 242 33
                                    

"Poppo poo.. Pop po ppoo~"

"Ia menyanyikan lagu apa?"

Isao hanya menggeleng, seraya mengambangkan senyumnya lebar sebagai jawaban untuk Katsuki.

Sejak acara anak di televisi selesai tadi, Tamao tidak berhenti bernyanyi, meski liriknya selalu sama, popopo. Entah lagu apa dan maksudnya apa.

Semenjak kejadian beberapa hari lalu, Katsuki benar-benar lepas kontak dengan keluarganya. Seperti ingin benar-benar menghilang. Rehat satu minggu sebelum masuk kerja ke perusahaan ayahnya pun Katsuki jadikan untuk mencari pekerjaan, melamar disana-sini. Katsuki sudah benar-benar bertekad tidak ingin berurusan lagi dengan keluarga Saou.

Tapi ya tentu saja hal itu tidak dibenarkan Isao. Cara bicaranya saat menasihati Katsuki tidak seperti menggurui, Isao juga tidak memaksa. Ia hanya mengatakan kalau sebaiknya Katsuki tidak gegabah, toh bagaimana pun, keluarga Satou masih keluarga Katsuki. Lagipula setelah dipikir-pikir, rasanya Katsuki waktu itu terlanjur kesal dan merasa serba salah, jadi sama sekali tidak mendengarkan ayahnya sampai selesai, pun, Katsuki keburu terbawa emosi dan panik.

Pekerjaan memang belum didapat, Katsuki juga enggan kembali kerja di tempat ayahnya, jadi selagi menanti hasil interview, Katsuki hanya di rumah, menjaga Tamao seperti biasanya.

"Popopop pipi poppoo~"

"Mao, itu kata-kata baru ya?"

"Ayu~"

"Iya, tapi aku sama sekali tidak mengerti kau bicara apa."

"Appaa~"

"Kenapa malah bertanya lagi? Kau ini."

Tamao terkekeh lucu, ia mendusel semi menyeruduk Katsuki karena gemas. Mereka sedang asik leha-leha di sofa sementara Isao membuat makan malam.

Memang masih sore, masih jauh dari jam makan malam. Tapi menunya kali ini adalah kare, jadi butuh waktu lebih.

TING TONG

"Iyumiii~!"

"Tidak mungkin Ibu, Mao. Ia sedang pergi." Katsuki bangkit dari sofa, "Kau tunggu sini."

"Chukii~"

"Mao." tapi Isao lekas menegur sebelum sempat Tamao merengek minta ikut Katsuki membuka pintu. "Tunggu ya?"

"Ei.." merengut, tapi ya tidak bisa mengambek juga.

Katsuki mengintip siapa yang datang dari lubang intip di pintunya. Tidak begitu jelas karena orang yang datang membelakangi pintu, tapi Katsuki lihat orang itu berpakaian rapih.

Ia menoleh ke arah dalam sejenak, tidak begitu terlihat Isao dan Tamao sedang apa, setelah memantapkan diri, ia membuka pintu rumahnya, bersamaan dengan dua orang tamunya.

"D-darimana tau rumahku?"

"Tidak penting dengan itu, aku datang untuk bicara."

"Tidak usah. Pulang lagi sana."

"Katsuki." seketika suara dingin ayahnya merasuki Katsuki, buat ia hanya bisa diam tidak bisa mengelak.

Dengan berat hati, Katsuki mempersilakan ayahnya, juga kakak iparnya masuk. "Kalau kalian datang hanya untuk menceramahiku, sebaiknya kalian pulang."

"Katsuki, siapa yang dat- O-oh. A-ayah. Selamat datang." Isao lekas membungkuk memberi hormat, kaku memang begitu juga senyumnya. "Silakan." Isao cepat kembali ke dapur untuk mematikan kompor dan membuat minuman, sementara Katsuki mengambil Tamao ke dalam gendongan.

Mereka saling duduk berhadapan di ruang tamu sederhana itu. Masih saling diam. Tamao sendiri di pangkuan Isao hanya memperhatikan Kyogo seperti Kyogo memperhatikannya.

Odd Baby (BL) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang