๑ 30 ๑

3.3K 283 55
                                    

Masih jelas di ingatan Katsuki serta Isao tentang perama kali mereka melihat Tamao hadir di rumah mereka. Kecil, mungil, pipinya merah, dan sama sekali belum bisa bicara. Masih terbayang jelas wajah terkejut Katsuki, juga rasa penasaan yang menjadi-jadi pada Isao, sudah berlangsung cukup lama, bayangan itu jelas tidak akan mudah dilupakan oleh keduanya, dan mungkin untuk Tamao juga.

Kehadiran buah hati sebagai pelengkap pernikahan mereka, berjuang bersama-sama, sempat kehilangan harapan karena posisi mereka yang sekejap mata berada di bawah, tapi tetap memilih berjuang bersama untuk mengurus Tamao layaknya anak sendiri.

Katsuki dan Isao pernah kehilangan kepercayaan kalau Tamao bukan lah bayi yang membawa keberuntungan seperti yang dikatakan Guardian Angel dalam surat yang datang bersama Tamao. Mereka sudah bersedia merawat Tamao, tapi hilang kepercayaan itu. Sampai saat Tamao sakit, demam tinggi dan menangis sepanjang malam, keduanya diperlihatkan betapa kuatnya Katsuki dan Isao jika bersama dalam menjaga Tamao, sejak hari itu, keajaiban-keajaiban mulai bermunculan meski mereka tidak pernah menyadarinya.

Rasanya tiap kali mengulang mengingat bagaimana kehidupan sebelum dan sesudah ada Tamao, selalu menjadi hal yang menyenangkan. Dari tidak bisa bicara sampai sekarang sangat cerewet, dari yang berjalan tertatih hingga kini bisa berlari. Semuanya dilalui bersama-sama. Tidak ada yang menyesali dengan kehadiran Tamao, bahkan Katsuki dan Isao juga dipertemukan dengan banyak orang baru sejak adanya Tamao. Half Human kini menjadi bagian dari hidup mereka. Bukan hanya Katsuki dan Isao, tapi kedua keluarganya juga.

Kalau membicarakan perjalan mereka bersama Tamao selama ini, akan jadi panjang. Meski Katsuki dan Isao senang sekali membicarakan hal itu. Mereka seperti benar-benar mendapatkan keajaiban dalam pernikahan mereka. Tamao adalah keajaiban, untuk mereka berdua.

“Chao, Chuki, Nyao, Wami~ Chao, Chuki, Nyao, Wami~ Chao, chuki, Nyao, Wami~”

Dari dapur, Isao hanya senyum-senyum sembari terus memlanjutkan membuat makan malam. Telinganya tidak pernah lelah mendengar nyanyian Tamao yang ia karang sendiri. Hanya nama-nama yang Tamao kenal baik yang ia sebut, lalu diberi nada, jadilah lagu karya Tamao. Sambil bermain mobil-mobilan dan robot-robotannya, Tamao tidak berhenti bersenandung.

“Chao ska Chukiii~ Kan?!”

“Hmm, aku suka Katsuki. Mao suka Katsuki juga?”

“Skaa!”

“Lebih suka dengan Katsuki atau Usami?”

“Wamiii~!” sahut Tamao makin riang, yang itu jelas buat Isao tertawa hampir terbahak.

Isao pikir, kalau saja ada Katsuki dan mendengar Tamao mengatakan hal itu, suaminya itu pasti sudah merajuk cemburu karena anaknya lebih menyukai Usami dibanding dirinya.

“Nyao ska Chaoo!”

“Aku juga suka Mao.” sahut Isao masih dengan terkekeh-kekeh bekas tertawa tadi. Ia mematikan keran cuci piring, lalu membalik badan, melihat Tamao sudah berdiri di sofa memandanginya. “Mao, kalau antara aku dan Usami, kau lebih suka siapa?”

“Umm..” bibirnya mengerucut, membuat ekspresi berpikir. Bayi seperti Tamao sudah bisa berkekspresi seperti itu, terlihat manis sekali. “Ska Chao Wami.”

“Salah satu dong. Tadi kan di antara Usami dan Katsuki, kau lebih suka Usami. Nah kalau aku dan Usami?”

“Chaoo!”

“Wah? Sungguh?” Isao menarik alisnya, “Atau kau hanya ingin menyenangkan hatiku, hm?”

“Nyao skaa Chaoo~!”

Isao terkekeh-kekeh lagi, bayinya itu sudah bereskpresi bersungguh-sungguh. Harusnya ia bisa percaya, ya memang percaya, tapi lucu saja. Melihat Tamao membuat banyak ekspresi itu menyenangkan. Semenjak berhenti bekerja, dan lebih fokus mengurus Tamao, Isao merasa dirinya semakin mengenal Tamao dan semakin erat pula hubungan antara keduanya.

Odd Baby (BL) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang