๑ 02 ๑

5.6K 524 5
                                    

"Mengaku saja Isao! Itu anak mu kan? Iya kan?! Kau pasti sudah menghamili wanita di luar sana makanya anak ini sekarang ada disin- AKK!"

"Berisik, Katsuki!" Isao mengelus-ekus tangannya sendiri setelah menyentil kening Katsuki dengan sangat keras. Bahkan sekarang, ia masih kesakitan. Isao mengabaikan Katsuki, ia berjongkok mendekat, melihat bayi 'ajaib' ini duduk di pojokan antara dinding dan bifet tv. "Ia.... terlihat seperti anak manusia, Katsuki. Tapi kurasa, telinga dan ekornya ini asli."

"Sekalipun itu anak manusia, itu aneh! Anakmu kan?!"

"Kau pikir aku sudah menghamili seekor kucing makanya anaknya jadi begini? Ha?"

Katsuki diam, masih mengelusi keningnya yang terasa perih bekas sentilan Isao. Ia akhirnya ikut berjongkok di samping Isao, ikut memperhatikan bayi kucing ini.

"Kau yakin ini kucing, buka anjing?"

"Kalau dilihat dari ekornya, seperti kucing."

"Aneh sekali.. kenapa bisa ada di rumah kita?"

"Mana aku tau?" Katsuki makin merajuk, cemberut.

Isao menarik napas dalam.

"Eh? M-mau kau apakan?"

"Pindahkan, kasian kan kalau di lantai. Dingin." Isao menggendong dengan hati-hati, lalu ia pindahkan ke sofa, disandarkam di sana dan segkali lagi Isao memperhatikan. Mengecek telinga dan ekornya. Jawabannya masih sama. Asli. Bahkan Isao tidak melihat ada telinga manusia.

Jarinya mengelus pipi bayi kucing ini, lembut, sama seperti bayi pada umumnya. Rambutnya juga sangat lembut dan lebat. Waktu diperhatikan lebih dalam, ternyata si bayi kucing memiliki warna mata yang berbeda antara kanan dan kiri.

"Isao.. mau kita apakan bayi ini? Bawa ke polisi saja, mungkin ada yang kehilangan."

"Kehilangan?" Isao menoleh, "Kalau hilang berarti ia masuk sendiri kesini?" yang ditanya hanya menjawab dengan anggukan. "Iya bayi, Katsuki. Bahkan kurasa ia tidak bisa merangkak jauh."

"Mungkin punya sebelah rumah."

"Apartemen ini kan tidak mengijinkan memelihara peliharaan."

"Lalu? Ia kan berwujud manusia juga."

Isao berpikir sejenak, "Coba kau periksa semua jendela dan pintu. Kalau tidak terkunci, berarti ia masuk sendiri."

Sama seperti Isao, Katsuki tidak langsung mengindahkan titah Isao, berpikir sejenak, untuk beberapa detik baru ia melangkahkan kaki mengecek semua jendela dan pintu. Hasilnya nihil. Semua terkunci.

Rasanya tidak mungkin bayi kucing ini masuk sendiri. Tapi kalau ada yang sengaja memasukannya pun, harusnya mereka tau, terlebih semalam mereka baru tidur larut sekali makanya pagi tadi masih sangat mengantuk. Tapi... ya ngantuknya hilang sih setelah lihat bayi kucing ini.

Tapi bayi ini dari mana?? Itu pertanyaannya sekarang.

"Kalau kita bawa ke kantor polisi, mungkin mereka akan merasa aneh."

"Kau juga pasti merasa aneh kan? Ia punya telinga dan ekor kucing, Isao!"

"Yaa.. memang, tapi ia lucu."

"Ia mengerikaaan!"

"Hic.. Hwaaa~!"

Panik. Sepanik-paniknya panik!

Katsuki dan Isao langsung saling tatap dan seketika kelimpungan karena si bayi kucing menangis kencang. Katsuki mondar-mandi bingung sambil mengacak rambut dan mencari ponselnya, sedang Isao, ia dengan takut-takut mencoba menggendong bayi kucing itu dan menenangkannya.

Sangat hati-hati dan perlahan. Isao sama paniknya, terlebih bayi kucing ini sepertinya kelaparan.

"Shh, shh.. jangan menangis."

"Kita bawa saja ke kantor polisi sekarang Isao!"

"Jangan berteriak terus Katsuki! Ia sepertinya takut juga denganmu." Isao terus menimang-nimang meski guncangannya jadi sangat kencang karena ia belum pernah sekali pun punya pengalaman memiliki anak.

Telunjuknya mengusap pipi si bayi, lembut, lama kelamaan tangisannya mereda, terlebih setelah jari Isao diisapinya.

"Katsuki... berikan sisa susumu tadi."

"Ha? Memang bayi boleh minum susu seperti ini?"

"Entah. Tapi kan ia lapar. Bayi lapar kan minum susu."

"Iya." Katsuki diam sepersekian detik. "Baiklah." lalu mengikuti saran Isao.

Isao menggunakan telunjuknya untuk menyuapi susu pada si bayi kucing. Katsuki hanya memperhatikan sambil memegangi gelas berisisi susu yang memang tinggal sedikit lagi.

Untuk beberapa saat, keadan jadi damai. Dengan Katsuki dan Isao yang duduk di sofa bersama bayi kucing tak bernama ini di pangkuan Isao.

Rasanya seperti keluarga baru. Damai.

Sampai Katsuki tidak sengaja melirik jam dinding dan sadar sudah hampir jam delapan. Delapan!

"ASTAGA AKU TELAT!"

"I-isaoo!"

"Kau urus bayinya, aku akan pulang cepat aku janji."

"Tapi aku kuliah hari ini!"

"Bolos dulu sehari. Maaf Katsuki."

"I-sa-ooooo!!"

Ya. Perjalanan kehidupan mereka dengan bayi dimulai dari sini.





karena belajar di rumah, jadi banyak diemnya daripada belajarnya :(
semoga wabah covid19 cepet selesai.
biy emang suka libur, tapi gak begini.

semuanya sehat-sehat yaa! ♥

tanggal publish: 19 Maret 2020

Odd Baby (BL) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang