"2

176 25 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*Beautiful Flower*


***


Malam itu, dua gadis yg bersahabat sejak awal masuk SHS tengah menghabiskan waktu di salah satu kamar yg berada di rumah keluarga lee.

Mijoo terlihat asik membaca koleksi komik salah satu adiknya, sedangkan naeun tengah sibuk dengan pencil dan buku sketsa miliknya. Mereka berada di satu ruangan tapi tidak ada satupun suara terdengar di kamar bernuansa peach itu. Hanya sesekali terdengar suara halaman yg di balik atau suara ketukan pelan jari ramping naeun.

Hingga 10 menit kemudian pada akhirnya naeun mulai bosan dengan keheningan yg tercipta. Gadis cantik berhati lembut itu memutar kursi belajar mijoo guna menghadap sang sahabat yg tengah tiduran di kasur empuknya.

"Joo-ya"panggilnya yg hanya dapat respon sebuah deheman singkat.

"Bagaimana hubunganmu dengan hoseok?".

Pertanyaan naeun yg menurutnya tiba-tiba itu membuat mijoo menghentikan tangannya yg hendak membalik halaman pada komik yg tengah di bacanya. Manik hitamnya menatap mata bulat naeun.

"Tidak ada kemajuan. Kami hanya teman satu club dance dan sejak kita menjadi murid kelas 3 aku jarang berinteraksi dengannya"jawabnya seadanya.

Naeun diam dengan kening yg sedikit berkerut.

"Aneh gak sih? Kan hoseok tau kalau mijoo temanku terus mereka juga satu club dance. Ya walau jarang berinteraksi sekalipun tapi tetap saja seharusnya hoseok ingat nama mijoo"batinnya sambil menatap wajah mijoo yg tanpa make up itu.

"Joo-ya sebenarnya...."

Mijoo kembali menatap naeun. Alisnya terangkat sebelah saat melihat wajah naeun yg terlihat tak nyaman (?).

"Wae? Katakan saja". Seru mijoo tegas.

"Sebenarnya tadi sewaktu aku mengembalikan buku ke perpus aku bertemu dengan hoseok di koridor kelas 1 terus dia membantuku membawakan buku"ujarnya tak yakin.

Mijoo meletakkan komiknya lalu mengambil boneka beruang pink miliknya untuk ia peluk.

"Lalu? Bukannya itu hanya membantu?"tanyanya bingung.

Naeun menggigit bibir bawahnya. Dia ragu untuk mengatakannya tapi dia tak bisa hanya diam saja. Jujur naeun juga bingung dengan perilaku hoseok di perpus tadi dan ucapan sehun.

"Naeun-ah katakanlah, bukankah kita sudah terbiasa jujur?"seru mijoo saat melihat keraguan di wajah sahabatnya.

Naeun menghela nafas lalu mengangguk pelan.

"Sstelah kami menyusun buku tiba-tiba saja dia mengusap kepalaku hangat joo"ujarnya.

Mereka saling melempar tatapan, naeun dengan tatapan tak mengertinya sedangkan mijoo dengan tatapan yg entah mengapa tak bisa naeun artikan.

"Joo?".

Senyum tipis muncul di bibir pink mijoo.

Beautiful flower [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang