"14

105 14 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*Beautiful Flower*





***


Perlahan kelopak mata itu terbuka memperlihatkan manik coklat yg indah. Mengeryit sesaat lalu menatap sekitar.

Taman.

Itu yg masuk ke dalam pandangannya. Sebuah taman yg indah dan sangat nyaman.

Mijoo. Gadis itu menghela nafasnya lalu menatap langit biru yg cerah.

"Sangat indah dan nyaman"bisiknya pelan.

Beberapa burung kecil terlihat terbang di atas langit sana. Awan putih menghiasi langit biru itu. Entah mengapa hatinya terasa sesak.

"Aku rindu mommy, daddy"desisnya lemah.

Masih dengan manik menatap langit. Bersama angin sepoy-sepoy yg membuat mijoo semakin terbuai dengan kenyamanan sekitar.

"Aku rindu taeyong, jeno dan juga dino"lanjutnya.

"Aku ingin pulang".

Kalimat terakhir mijoo sebelum menutup matanya. Berharap saat ia membuka matanya dia telah kembali ke tempat asalnya.

"Hey bangunlah".

Suara lembut terdengar tapi mijoo mengacuhkannya, karena mijoo merasa tidak mengenal suara itu.

"Hey bangunlah lee mijoo. Aku ingin berbicara denganmu".

Mijoo membuka matanya lalu menatap seseorang yg sudah duduk di sampingnya. Mijoo mengeryitkan keningnya lagi lalu perlahan mendudukkan tubuhnya yg tadi tiduran di rumput taman itu.

Manik mijoo membulat saat ia bisa melihat dengan jelas siapakah sosok yg berbicara itu.

"Kau....kau..."serunya gagap.

Sosok di samping mijoo itu tersenyum lembut, sangat hangat.

"Halo mijoo, aku Wen Yun"serunya kalem.

Mijoo masih terdiam. Sungguh dia sangat bingung harus memberi respon seperti apa. Sosok di depannya ini sangatlah mirip dengannya, baik wajah maupun bentuk tubuh. Semua sama, mijoo seolah tengah berkaca saat ini.

Mungkin yg berbeda hanya aura yg mereka pancarkan. Wen Yun benar-benar memancarkan aura gadis bangsawan yg penuh ke anggunan dan lemah lembut, berbanding terbalik dengannya.

"Jadi.......?"tanya mijoo ragu.

Wen Yun tersenyum dengan lembutnya.

"Sial, auranya sungguh anggun" umpat mijoo dalam hati.

"Mijoo"panggil Wen Yun yg membuat mijoo kembali fokus pada gadis yg memiliki wajah yg sama sepertinya itu.

"Mijoo hanya kau yg bisa mengubah takdir itu"seru Wen Yun sambil memegang tangan mijoo.

Mijoo menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Maksutnya?"tanyanya bingung.

"Sebelum itu aku akan bertanya dulu padamu mijoo. Apakah kau tau kenapa kau bisa berada di dinasti Guang?"tanya Wen Yun.

Beautiful flower [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang