"13

98 13 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

*Beautiful Flower*



***



Malam telah larut, kalau bisa mijoo prediksi mungkin saat ini telah pukul 11 lebih? Ya sekitar segitulah kalau mijoo tebak. Saat ini mijoo masih menghabiskan waktunya di perpustakaan karena pekerjaannya belum selesai, ini semua karena tadi ia terlalu banyak menghabiskan waktu bersama sang sahabat hingga membuatnya lupa akan pekerjaan yg menantinya.

Mijoo menghela nafasnya sambil memijit pelan keningnya. Matanya lelah juga ngomong-ngomong.

"Permaisuri sebaiknya anda istirahat, ini masih bisa di selesaikan besok".

Mijoo mengacuhkan ucapan yg sama sejak satu jam lebih sedari tadi yg di ucapkan sang pelayan pribadi.

"Yang mulia..."

"Dari pada kau terus merengek lebih baik ambilkan ben gong teh hangat Qia, minum Ben Gong habis"potong mijoo cepat.

Qia mau tidak mau melaksanakan permintaan sang majikan. Dia juga sudah lelah membujuk permaisurinya itu untuk beristirahat, jadi dia memutuskan pergi untuk membuatkan teh melati untuk sang permaisuri agar lelahnya berkurang.

Keheningan malam itu membuat telinga mijoo sensitif, apalagi sudah tidak adanya kegiatan di sekitar sana membuatnya sangat mudah mendengar suara.

Tap. Tap. Tap.

Suara langkah kaki terdengar tapi mijoo mengacuhkannya, itu pasti dayang atau pengawal yg tengah jaga. Tak berselang lama Qia kembali dengan sebuah nampan di tangannya.

Qia menuangkan teh melati yg masih mengeluarkan uap panasnya pada cangkir mijoo. Dan mijoo tentu saja langsung meminumnya mengingat dia memang sangat membutuhkan minuman hangat yg menenangkan itu.

10 menit berlalu dalam keheningan, tiba-tiba saja mijoo merasa sesak pada dadanya. Gadis itu meremat dadanya yg terasa sesak. Selain itu mijoo merasa amat sangat pusing yg membuat pandangannya mengabur.

"Qi...Qia.. Uhuk".

Qia yg tengah membaca sebuah novel menoleh ke arah mijoo yg memanggilnya dan juga karena suara batukan mijoo. Maniknya membulat sempurna saat melihat keadaan sang permaisuri jauh di katakan baik dari yg ia lihat tadi.

"PERMAISURI" teriaknya sambil menghampiri mijoo yg telah berada di ambang batas kesadarannya.

"Yang mulia ada apa dengan anda?"serunya panik sambil menahan tubuh mijoo.

"TOLONG SIAPAPUN YG DI LUAR TOLONG PERMAISURI" teriak Qia sambil mengusap darah yg keluar dari mulut mijoo.

Tak kunjung ada yg menghampiri membuat Qia bergegas keluar. Qia mengeryitkan keningnya bingung saat ia tak menemukan prajurit di sekitar sana yg berjaga. Qia bergegas berlari mencari prajurit yg bisa membantunya.

Bruk.

Tubuh Qia terpental jatuh ke lantai saat ia menabrak tubuh seseorang yg tidak ia lihat.

Beautiful flower [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang