-Satu kesan-
Tinggal sendiri di sebuah rumah sudah dia jalani dari setengah tahun yang lalu tepat setelah tragedi yang tak ia inginkan yang membuat dua nyawa malaikat tak bersayap itu lenyap seketika di dalam sebuah badan pesawat yang tenggelam dalam lautan luka, lautan duka, lautan haru biru.
Rasa hatinya selalu perih bagai luka yang di tetesi air garam saat harus mengingat hal itu, rasanya kenapa hari itu ibu dan ayahnya ingin sekali berkunjung ke rumah sanak saudaranya di Jepang, alasan, iya itu hanya sebuah alibi padahal mereka akan mengunjungi surga lebih dulu tanpa mengajak Oh Hyura anak mereka satu-satunya.
Rumah bergaya modern minimalis berlantai dua itu kini sudah terbatasi sebuah tembok kokoh di sebagian ruangannya sebagian besar rumah ia sewakan kepada sepasang suami istri yang katanya hanya menetap untuk sementara waktu di daerahnya. Demi uang, apalagi memang alasannya, Oh Hyura juga butuh nasi untuk makan dan uang sewa yang ia terima perbulan cukup untuk sekedar membeli beras dan lauk pauknya.
Sekarang yang tersisa adalah sebagian kecil rumahnya, dengan bantuan dari teman Renjun yang seorang arsitek ruangan itu di sulap sebagai rumah dengan satu dapur, satu kamar mandi, ruang tidur dan ruang tengah. Sebagian perabotan di rumahnya sudah dia jual untuk menutupi kebutuhan reparasi rumahnya.
Duk..duk duk!!!
Badan lelahnya yang baru saja terkulai di atas sofa harus ia angkat kembali saat gedoran pintu yang nampak tidak sabaran itu membuatnya sedikit terkejut.
"Elo kan yang udah ngasih makanan ini ke nyokap bokap gue!"
Hyura mengernyit nampak tidak mengerti dengan ocehan sang pemuda yang membawa satu mangkuk makanan yang terlihat hanya tinggal kuahnya saja itu. Padahal baru saja dia membuka pintu.
"Jangan diem aja! Jawab!!"
"Maksud anda apa ya?"
"Jangan pura-pura bego ya, elo kan yang udah ngasih ini ke rumah sebelah! Makanan basi!"cerocosnya dan melempar mangkuk berisi kuah sup itu hingga berceceran.
"Maaf tapi saya-"
"Halah! Gak mau ngaku lo ya, lo mau gue laporin ke polisi. Lo mau bunuh orangtua gue hah?!" Tuduh si pemuda. "Emang sekurang apa nyokap bokap gue bayar sewa rumah butut lo ini hah? Sampe-sampe lo mau nyelakain mereka!"
Hyura nampak mulai tidak suka dengan pemuda di hadapanya ini, membunuh? Siapa yang akan membunuh siapa? Bahkan dia tidak mengerti sama sekali dengan arah pembicaraan orang asing ini.
"Maaf mungkin anda salah orang," putusnya dan mulai sedikit menutup pintu.
"Gue anak pasangan suami istri di sebelah rumah lo dan gue kesini mau nuntut pertanggung jawaban dari lo."
Ah, Hyura ingat apa sup itu? sup ayam buatannya memang dia berikan setengah pada pasangan di sebelah rumahnya kemarin malam. Tapi dia juga ingat tidak memberikan racun kedalamnya sebenarnya dia ini harus bertanggung jawab soal apa.
"Tanggung jawab lo! Nyokap gue sakit perut makan masakan elo. Makanan basi lo kasih ke orang gak ada akhlak lo," teriaknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Judul🍁 Nomin ft Oh Hyura✔
RomanceTuhan tidak menciptakan dua hati dalam rongganya. Namun, kenapa aku harus mencintai keduanya disaat aku hanya harus memilih satu. -Oh Hyura. --------------------------- 'Selamat pagi bidadari, jangan lupa untuk tersenyum hari ini. Dan bukalah pintu...