-Pujian Darinya-
"Lo yakin mama suka sama gelang ini?" Tanya Jaemin memecah keheningan saat mereka kini sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan pulang.
"Saya gak menjamin tapi biasanya orang seperti nyonya Na pasti suka dengan hal yang berwarna mencolok seperti berlian merah itu."
Harga sepuluh titik berlian yang di tempelkan di setiap sisi gelang berbentuk ranting yang melingkar itu sangat fantastis. Hyura heran darimana Jaemin mempunyai uang sebanyak itu untuk membayar berlian mahal tersebut bahkan tanpa ragu dia menandatangani surat pernyataan kepemilikan barang mewah tersebut tanpa memilih gelang lain terlebih dahulu. Apa gaji seorang broker memang sebanyak itu.
"Boleh minta sesuatu?"
Hyura mengernyitkan alisnya tanpa menoleh ke arah Jaemin.
"Minta apa lagi?" Jengah Hyura.
"Jangan panggil saya, jangan formal gitu kita udah jadi tetangga kita pernah tidur di kasur yang sama, pernah makan di meja makan yang sama, pernah megang pintu kamar mandi yang sama, pernah-"
"Cukup." Hyura jengah mendengarnya itu terdengar menjijikan di telinganya tidur di kasur yang sama Ya Tuhan jika saja Haechan ada di antara mereka pasti dia akan mengira hal yang bukan-bukan. Menyebarkan gosip dengan mulutnya yang tak kunjung bisa berhenti apabila sudah ada hot issue.
"Kenapa berhenti?"
"Mau beli donat, tuh!" Tunjuk Jaemin pada seorang ibu penjual donat di pinggir jalan donatnya masih tersisa banyak padahal hari mulai menjelang sore matahari bahkan sudah melambai mengucapkan sampai bertemu esok hari, tapi si ibu terlihat masih duduk di tempatnya berjualan dengan tangan yang sesekali mengipasi wajah lelah nya. Gurat lelah membuat dirinya terlihat putus asa, tapi tak lama senyum sumringah terbit saat sosok Jaemin menghampirinya.
"Kamu beli sebanyak itu buat apa?" Tanya Hyura saat Jaemin kembali dengan dua kresek besar berisi bungkusan donat yang di berikan si ibu dengan senang hati berkat pembayaran yang melebihi harga seharusnya.
"Yang pasti ini bukan buat lo gue udah gak mau berbagi sama lo, abis duit gue."
"Lagian siapa yang nyuruh kamu berbagi sama saya, saya bisa bayar makanan saya sendiri tadi."
"Sstt..just shut up girl."
Hyura mengerlingakan matanya bosan satu hari di dekat Jaemin hanya membuat dirinya naik darah dan menguji kesabarannya untuk tidak berubah menjadi monster.
Mobil melaju kembali tapi sesekali Jaemin akan berhenti, donat yang dia beli dia berikan pada tunawisma dan pengemis. Dia bahkan tak segan memberikan uangnya pada anak-anak yang mengamen di jalanan, bahkan dia sambangi petugas kebersihan yang tengah menepi beristirahat, dengan penampilannya yang tampak mencolok berkemeja, berjas dengan sepatu yang pasti mahal Jaemin terjun ke jalanan melakukan itu semua.
Hyura tidak berkomentar apapun dia tahu ini pasti hanyalah trik agar dia bisa menarik simpati dirinya.
"Maaf ya jadi kesorean di jalan."
"Gak papa, kenapa kamu ngelakuin itu semua?"
"Maksud lo yang barusan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Judul🍁 Nomin ft Oh Hyura✔
RomansaTuhan tidak menciptakan dua hati dalam rongganya. Namun, kenapa aku harus mencintai keduanya disaat aku hanya harus memilih satu. -Oh Hyura. --------------------------- 'Selamat pagi bidadari, jangan lupa untuk tersenyum hari ini. Dan bukalah pintu...