38. Pagi Di Rumah Mu

51 9 39
                                    



Comment banyak-banyak. Vote don't lupa.


-Pagi Di Rumah Mu-


Di sore hari yang nampak cerah bersama semilir angin yang menggoyangkan kelopak bunga juga membuat riak pada permukaan danau buatan di hadapannya, Haechan tengah asik berbincang dengan seorang gadis yang akhir-akhir ini terlihat sangat senang jika berada di dekatnya.

Pertemuannya yang bisa di bilang sangat konyol terasa semakin dekat saat mereka sering menghabiskan waktu bersama akhir-akhir ini.

"Kamu punya pacar?" Kalimat tanya si gadis satu menit yang lalu entah mengapa membuat Haechan yang notabene selalu ceplas-ceplos dalam berkata di buat bingung harus menjawab apa, untuk apa Jina menanyakan hal itu. Ah mungkin Jina memang ingin memastikan jika tidak ada seseorang yang sakit hati saat dia dan dirinya pergi bersama.

"Mmm..enggak."

"Kamu? Gak punya pacar?"

"Emangnya kenapa?"

"Aku pikir banyak perempuan yang suka sama kamu tapi kenapa kamu gak punya pacar."

"Ya gak papa, gue emang ganteng, banget malah tapi gue gak mau aja. Gak kayak tetangga gue tuh ganteng tapi di obral murah, tau gak dia kalau mandi bisa dua jam di kamar mandi pas keluar udah kayak mie rebus, ngembang. Emang dia tuh gak percaya diri kali ya, atau dia kayaknya emang gak seganteng itu. Bule kere."

Jina tergelak saat Haechan kini mulai membicarakan tetangganya.

"Maksud lo gue?"

Suara laki-laki dari arah belakang mereka membuat Haechan dan Jina reflesk menoleh, Haechan memasang ekspresi tanpa dosa sedangkan Jina memasang eskpresi seolah bertanya 'apa ini tetangga Haechan yang mandi bagaikan mie?'

"Apa lo bilang? Bule kere? Gue lebih gak percaya kalau ada mantan anggota geng motor yang akhirnya kerja jadi teller di bank."

"Nah Jina, kenalin ini tetangga kesetanan gue. Namanya Markusli, dia kadang lupa diri dan- eit eit oke oke sorry." Haechan memasang tameng dari tangannya ketika Mark mengangkat tangan hendak memukulnya.

"Lo laki tapi mulutnya-"

"Kayak mulut tetangga, ya iyalah gue kan tetangga lo."

Mark mengerling, dia lebih suka di hadapkan dengan setumpuk tugas daripada di hadapkan dengan laki-laki bermulut lemes yang sanyangnya adalah tetangganya itu, terlebih saat dia sedang mencari udara segar di taman seperti ini.

"Ngapain lo disini? Kepoin gue ya?" Tuduh Haechan.

"Enak aja! Bukan cuma lo yang tinggal di komplek ini, gue juga. Lo pikir taman komplek punya lo doang."

"Maaf ya Jina, dia emang keturunan singa," bisik Haechan merapatkan tubuh pada Jina yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Siapa nih?" Tanya Mark dengan mata yang mengarah lurus ke arah Jina.

"Salam kenal, aku Jina temen Haechan itu juga kalau Haechan nganggap aku temen hehe," ucapnya di akhiri tawa hambar.

"Anak orang jangan lo php-in," delik Mark pada Haechan. "Gue Mark, sayangnya rumah gue sebelahan sama dia," tunjuknya dengan ujung mata pada Haechan.

Tanpa Judul🍁 Nomin ft Oh Hyura✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang