-Kenalkan, Dia Jaemin-
Malam di kediaman Hyura terasa sangat hangat apalagi saat tak jarang Haju dan Hyura beradu mulut memperdebatkan hal yang tidak perlu. Haju adalah Haechan versi gadis SMA tingkat akhir, tingkah jahilnya, mulutnya yang ceplas-ceplos, centil dan tidak bisa diam. Terkadang Hyura selalu berpikir apa mungkin dia dan Haechan memiliki ikatan kekeluargaan hingga sifat miliknya di warisi oleh Haju.
"Haju, jangan di ajak berantem terus kakak mu," tegur Minju yang kini mulai menata makanan di atas meja makan, di susul Jaemin yang juga meletakan sup buatannya. Memikat calon besan, memangnya apalagi tujuan Jaemin. Tanpa ia duga, tanpa banyak melakukan apapun calon besannya ini sudah terpesona dengan dirinya, "suatu keberuntungan memiliki wajah tampan, haha," batin akhlakless Jaemin.
"Tapi kaasan, aku kangen sama Hyura-nee. Kangen...banget," ujar Haju memeluk Hyura gemas. Sedang yang di peluk memasang senyum hangat dan mengusak gemas rambut panjang Haju. Jauh di dalam hatinya ia rindu suasana seperti ini dimana ia bisa bercengkrama penuh suka cita di dalam lingkaran meja makan yang sama dengan keluarganya. Selama ini dia sudah terlalu lama duduk sendiri di meja makan yang luas itu.
Izune, seorang pria bermata sipit yang kini mulai memiliki rambut senada salju di kepalanya itu tersenyum teduh, bukan karena usia hanya karena faktor genetika. Gurat Asia yang kentara juga perawakannya yang tegas menjadi sebuah penanda bahwa dia adalah seorang kepala keluarga bersahaja dari keluarga Imamura. "Jaemin, kamu sudah banyak membantu. Tidak seharusnya tamu bekerja keras," tuturnya dengan bahasa Indonesia yang terdengar kaku.
"Gak papa om, kapan lagi saya bisa belajar masak masakan khas Jepang langsung di negaranya."
Almarhum kakek Hyura adalah orang yang lahir dari pasangan berkebangsaan Bulgaria, namun keluarga mereka pindah ke Indonesia karena urusan pekerjaan sehingga kakeknya tinggal disana hingga beranjak dewasa, hingga kemudian memutuskan untuk kuliah di Jepang dan menikah dengan nenek Hyura. Itulah sebabnya mereka fasih berbahasa Indonesia. Tahun 2004 kakek dengan tubuh tinggi besar itu meninggal dunia karena serangan jantung, di susul nenek yang pergi pada rangkulan Tuhan dua tahun berikutnya. Setelah mereka meninggal Minhoo mengajak Minji istrinya untuk tinggal di Indonesia, dia berusaha menghibur istrinya itu dengan cara memperkenalkan negara tempat ayahnya beranjak dewasa dan perlahan mulai mengkikis kenangan bersama orangtuanya, Minji mengalami depresi sehingga Minhoo berpikir harus membawanya pada suasana yang baru agar kesehatan mentalnya tidak terganggu.
"Kak Jaemin, kakak ganteng banget," ujar Haju tiba-tiba membuat Jaemin tersipu malu. Namun di detik berikutnya dia melirik Hyura lalu menaik turunkan alisnya. Seolah pamer jika kini keluarga Hyura semakin jatuh cinta padanya.
🍁🍁
"Kamu betul-betul serius sama Hyura?" Tanya Izune di sela acara makan mereka.
Pemuda Na menegakan punggungnya sejenak ia menatap Hyura yang duduk di hadapannya, gadis itu tampak menunduk ragu. Sedangkan bibi dan keponakannya menatap antusias ke arahnya.
"Saya, saya yakin sama Hyura."
"Memangnya kamu mampu hidup sama Hyura, anak kakak om ini manjanya minta ampun loh," ujar lelaki berusia empat puluhan itu sesantai mungkin tidak ingin di nilai sebagai calon besan yang tidak bersahabat.
Jaemin tersenyum, "Hyura gadis mandiri om dia bukan anak manja, dia gadis kuat tapi di sisi lain dia adalah gadis lembut. Dia rela hidup sendiri meski dalam keadaannya yang tidak mudah dan saya ingin meringankan ketidak mudahan itu. Saya mungkin tidak bisa menjamin Hyura dengan harta, tapi saya berani bertaruh jika rasa saya pada Hyura tidak akan pernah berubah. Awal pertemuan kami memang kurang baik, tapi karena hal itu saya menyadari adanya Hyura sangat berarti bagi saya. Jika saya berjanji saya bisa saja mengingkari, maka dari itu saya akan memberikan hal yang memang sudah pasti akan saya berikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Judul🍁 Nomin ft Oh Hyura✔
RomanceTuhan tidak menciptakan dua hati dalam rongganya. Namun, kenapa aku harus mencintai keduanya disaat aku hanya harus memilih satu. -Oh Hyura. --------------------------- 'Selamat pagi bidadari, jangan lupa untuk tersenyum hari ini. Dan bukalah pintu...