27. Memenuhi Kesepakatan

56 10 32
                                    





Siapa yang kangen? Gak ada.
Vote ya? Oke












-Memenuhi Kesepakatan-















Dengan telaten Hyura melakukan pekerjaannya dengan lebih baik hari ini. Meski carut marut hatinya masih saja sedikit mengganggu, tatkala dia bertemu Jeno dan Shina di halaman kantor bank tadi pagi, matanya membulat saat tangan halus Shina di kecup lembut oleh pangerannya. Tapi dia sadar kewajiban nya di sini untuk apa, bukan untuk meratap sedang pekerjaan yang memberikannya makan dan biaya hidup jauh lebih penting.

Nomor antrian 012 B di teller 3

"Selamat siang silakan slip nya Tuan," sapanya ramah seperti biasa sebelum senyum itu memudar saat sosok Na Jaemin berdiri menjulang di hadapannya. Tanpa banyak bicara Jaemin menyerahkan selembar kertas berwana biru yang sudah lengkap dengan isian dari semua format yang ada, tanda dia akan menyetor tabungan.

"Maaf sebelumnya tapi anda belum membubuhkan tanda tangan di sebelah sini, silakan," ujar Hyura lagi dengan ramah sebisa yang dia usahakan. Namun di luar perkiraan Jaemin yang biasanya mengomel dan mengatakan hal yang tidak ia inginkan jauh lebih pendiam saat ini, bahkan mata kelam yang kemarin bertubrukan seolah enggan ia perlihatkan.

"Udah," ujarnya singkat.

Hyura membawa slip penyetoran itu dan memasukannya pada mesin validasi, menerima uang senilai tiga juta rupiah lalu kemudian melakukan hal yang sama pada buku tabungan milik Na Jaemin.

"Ini slip dan buku tabungannya, terimakasih atas kepercayaan anda. Selamat siang."

Setelah mendapatkan buku tabungannya kembali, Jaemin melenggang pelan menuju pintu keluar, tanpa suara seolah indra yang sering ia gunakan untuk bicara itu hilang fungsi. Hyura menatap punggung itu dengan terheran-heran namun semua tidak berlangsung lama toh memang seharusnya dari awal inilah yang terjadi.

"Ra, kenapa dia?" bisik Haechan sebagai oknum yang menjadi penonton dadakan acara bungkam Na Jaemin barusan.

"Kenapa kamu harus kepo di saat pekerjaan kamu jauh lebih penting sekarang," jawaban pelan Oh Hyura membuat Haechan memutar bola mata.


🍁🍁

"Hyura menu makan siang gue samain sama punya lo ya," pinta Haechan.

"Maksudnya kamu mau aku pesenin makan siang buat kamu juga gitu?"

"Eheh itu pinter."

"Emangnya kamu mau kemana?"

"Haechan minta aku untuk anter dia ke apotek di depan Ra," ujar Shina menengahi pembicaraan mereka.

"Shina juga mau aku pesenin?"

"Enggak deh, gak papa nanti Jeno bawain aku makanan kok."

Hyura mengangguk lantas melihat dua punggung yang meninggalkan area bank.

Hyura melangkahkan kaki nya pelan menyusuri lorong menuju kantin perusahaan, kantin yang tidak seberapa luas itu tidak hanya di peruntukan untuk pegawai, nasabah yang memang tidak ingin beranjak dari bank untuk makan siang bisa ikut menyantap makanan disini. Tapi itu sangat jarang terjadi karena nasabah mengerti bahwa yang paling berhak adalah pegawai bank itu sendiri.

Tanpa Judul🍁 Nomin ft Oh Hyura✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang