23. Sandiwara Di Pesta

63 7 41
                                    



-Sandiwara Di Pesta-








Sayup sayup suara yang menjadikannya bahan perbincangan menyapa indra pendengarannya, isinya tidak lain hanya beberapa runtuyan kata berisi pujian tentang dirinya yang memilih jalan sempit di bandingkan jalan yang lengang, nyaman dan aman untuk menjadi seorang pebisnis handal. Inilah yang menjadi penyebab Jaemin menjadi sosok pendiam malam ini, saat dia bertemu dengan rekan bisnis ayahnya. Jeon Jina nama gadis cantik yang tersenyum kearahnya itulah yang selalu mengganggu pikiran Na Jaemin bukan tanpa sebab tapi papa dan ayah dari Jeon Jina selalu menciptakan situasi seolah Jaemin dan Jina memang sedekat itu. Perjodohan, entahlah tapi Jaemin bisa melihat jika papanya memang menaruh harap agar Jaemin bisa memiliki hubungan dekat dengan Jina.

🍁🍁

"Udah kali ngeliatinnya," ujar Renjun pada Jeno yang tak henti hentinya mencuri tatap pada Hyura yang duduk di hadapannya.

"Hyura juga gak risih gue liatin, masalah buat lo?"

"Hyura emang bener?"

"Udah Renjun kamu jangan berisik jangan bikin ribut," tutur Hyura dengan pipinya yang bersemu merah karena Jeno yang memang menatapnya sedari tadi.

"Udah." Renjun berkata demikian sembari menutup mata Jeno dengan tangannya. Hal itu membuat Hyura terkekeh.

"Singkirin atau ini melayang," sarkas Jeno dengan nada rendahnya sedang tangannya menggenggam erat pisau yang ia gunakan sebagai alat makan dari steak sebagai menu yang di hidangkan di hadapannya.

"Kalem ellah."

"Renjun Jeno aku izin ke belakang dulu ya."

Dua adam yang memiliki gurat wajah berbeda itu mengangguk mempersilahkan Hyura untuk pergi.

"Jangan lama-lama ya," ujar Renjun.

"Emangnya kenapa? Hyura lama juga bukan urusan lo."

"Nanti gue kangen, puas lo?"

Jeno mendengus keras dengan kedua bola matanya yang memutar bosan, kembali melanjutkan acara makannya yang terlihat sangat elegan, perlahan namun mempesona.

Tidak sedikitpun menghilang dari ingatannya dimana Jeno saat itu tiba-tiba menjadi match maker antara dirinya dan Hyura. Sungguh, Renjun kesal sangat kesal bahkan tidak ada satu pun dalam dugaannya Jeno akan melakukan tindakan menyebalkan itu, tapi demi keakraban persahabatannya Renjun memaksa dirinya untuk berpura-pura lupa akan hal itu.

Apalagi melihat Hyura yang seolah-olah baik-baik saja setelah ratusan kali tikaman tajam tak berwujud melukai hatinya dan itu semua berasal dari orang yang sama, Jeno. Renjun jadi berpikir mengapa dia tidak menerima apa yang sudah terjadi di saat Hyura yang merasa sakit pun bisa menerima Jeno kembali.

...

Sungguh debaran ini yang sudah lama tidak ia rasakan, seakan kebas ini mulai mereda saat satu senyuman khas yang sudah lama tidak ia saksikan muncul kembali bagai mega bintang yang telah redup kemudian menjadi perbincangan hangat karena film terbarunya.

Dalam hati Hyura tidak henti-hentinya memuji dan berterimakasih pada Tuhan yang dengan izinnya membuat dia menonton senyum manis yang terpatri pada wajah tampan Lee Jeno secara cuma-cuma.

Tanpa Judul🍁 Nomin ft Oh Hyura✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang