27. Keberangkatan

1.5K 38 22
                                    

Tiga hal yang paling kubenci di dalam hidup ini yaitu dibohongi, kebohongan, dan berbohong. Apa lagi jika pelakunya adalah orang yang kucintai, termasuk suamiku sendiri.

Pagi ini aku dikejutkan kembali dengan kenyataan dari suamiku. Bukti chat yang kulihat dari handphone-nya membuatku teringat kembali dengan malam itu. Malam dimana aku melihat bukti-bukti perbuatan menjijikan yang pernah dilakukannya.

Saat aku di Palembang kemarin, aku sangat ingat Dani mengatakan bahwa ia memutuskan untuk tidur di apartemen ini. Aku ingat sekali ia mengatakan bahwa ia hanya bermalas-malasan di kamar ini sambil ML.

Making love? Astaghfirullah. Nggak. Nggak mungkin!

Seketika langsung kubuyarkan prasangkaku itu. Overthinking dan pikiran cocoklogi-ku mulai beraksi. Kukaitkan jumlah pengaman yang berkurang satu dengan kebohongan yang telah Dani lakukan padaku di hari itu.

Hari itu, Alan berada di apartemen ini. Malamnya ia menginap di kamar ini.

Kubaca satu-persatu chat antara Alan dan Dani pada malam itu.

Aku pakai boxer nih. Nggak apa-apa lah ya?

Nggak apa-apa lah. Cuma turun ke bawah jemput gue doang.

Gue kalo ketahuan bini gue dia bisa ngamuk. Dia nggak suka gue pakai celana pendek keluar rumah.

Kan bini lo lagi nggak ada. Buruan gue udah ngantuk.

Ih masa langsung tidur. Nggak seru.

Ya sudah gampanglah kalo sudah sampai kamar. Bini lo nggak tahu kan?

Nggak. Gue bilang gue sendirian kok. Main ML.

Hahahaha...

Percakapan mereka membuatku terpaku. Ternyata kamar yang menurutku privasi, tidak menurut suamiku. Ternyata kamar yang aku tidak pernah membawa teman-temanku sendiri, tapi suamiku melakukannya.

Aku merasa ketakutan akan suatu hal. Aku takut suamiku masih tetap sama seperti masa lalunya. Buru-buru kualihkan pikiranku dengan membaca chat mereka kembali.

Ini bahan sayur sayang banget sudah busuk. Lo lupa ada sayuran di kulkas lo?

Esoknya saat Dani keluar, Alan masih terkurung di dalam kamar. Pria itu mengirimkan foto sebungkus bahan sayuran dari dalam lemari es kamar ini.

Ah, kerjaan bini gue itu. Pelupa dia. Buang saja lah! Nggak kemakan juga.

Ih mubazir lo. Makanya lo ingetin bini lo. Gimana sih suami tuh?

Malas ngingetin dia.

Eh lo kapan pulang? Masa gue dikunci begini dari dalam. Tega banget lo sama gue.

Sabar ya, sayang... Jam 1 gue baru bisa balik. Kamar pokoknya harus bersih lagi. Jangan ada yang ketinggalan. Bini gue balik sore ini.

Kelamaan ah jam 1. Gue loncat aja apa?

Jangan dong... Lo langka di dunia ini. Susah nemuin orang kayak lo.

Sialan lo!

Tapi seneng kan gue bilang begitu...

Kulihat ada jeda beberapa jam. Saat itu aku sudah bersama suamiku dari bandara menuju ke rumahnya.

Gue sudah sampai rumah. Lo sudah sama bini lo?

Sudah. Makasih ya, sayang...😍😘😚😋☺️💕

Rahasia Zafina - true story [PROSES DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang