Februari 2018.
Aku tahu dan paham bahwa cemburu sebelum menikah adalah hal yang tidak baik, tapi aku harus mengakui perasaan itu. Aku cemburu saat Dani memiliki gank baru dan secepat itu menjadi sangat intens bertemu dengan Mila dan Soleh, aku cemburu saat Dani mulai menjadi pusat perhatian di KS+I, dan aku juga cemburu saat Dani menjadi tangan kanannya Kang Alfa.
Aku yang membawanya ke Risalah Hati, tapi kenapa begini akhirnya? Aku yang mengajaknya bergabung di KS+I, tapi kenapa begini jadinya? Apa-apa yang aku libatkan Dani di dalamnya, aku selalu merasa terbuang. Bahkan aku menjadi sangat segan untuk memulai percakapan dengannya, baik secara langsung maupun chatting.
Seringkali aku bertanya-tanya apakah aku kurang aktif, kurang vocal dalam mengungkapkan sejuta ide di pikiran, kurang perawatan dibanding Mila, dan kekurangan lainnya yang ada pada diriku sehingga Dani mulai menjauh. Namun Saras mengingatkanku bahwa bukan aku yang salah atau kurang hal apapun. Dani-lah yang memang pergi dari kami. Saras merasakannya juga.
"Kalian mirip, ih! Jangan-jangan berjodoh lagi."
Ucapan itu membuat lamunanku buyar. Teh Ani, istri dari Kang Dimas, tiba-tiba menyambarku dari belakang.
Saat ini tim Risalah Hati sedang menyelesaikan beberapa adegan bonus untuk menutupi rangkaian video klip Risalah Hati. Aku bersyukur tidak ada Mila di project kali ini.
"Apaan sih, Teh? Nggak kali," sangkalku, sambil melirik Dani yang sedang bercermin di depan lemari ruangan.
Tak kusangka Dani pun melirik padaku. Aku tergagap canggung dan langsung kualihkan pandangan ke sisi lain.
Ia pun begitu.
***
"Zaf, aku mau tanya sesuatu. Syukur-syukur dijawab jujur. Tapi kalo nggak jawab juga nggak apa-apa sih."
Opik, salah satu anggota KS+I, tiba-tiba mengirim pesan padaku melalui WhatsApp.
Sejak di KS+I, aku memang dekat dengan anggota aktif yang berdomisili di Bandung. Kami sering bersilaturahim, bercanda ria, hingga melakukan kegiatan di luar agenda komunitas dimana pun kami bertemu seperti bermain monopoli, kartu UNO, dan makan siang di luar bersama seminggu sekali.
Aku mengernyitkan kening, bingung. Kubalaslah pesannya dengan cepat.
"Kamu suka ya, sama Dani?"
Spontan aku terbelalak membaca balasannya.
"Kok bisa berkesimpulan begitu?" .
"Kami udah curiga dari awal kenal, apalagi saat bertemu kali pertama di makrab. Ada cowok lain yang suka sama kamu juga, tapi dia langsung mundur saat tahu saingannya itu adalah Dani."
"Kami?"
Siapa kami?
"Aku dan Fajar. Dari awal kami menyelidiki hubungan kalian," jawabnya.
Ternyata ia dan Fajar sering berdiskusi mengenai hubunganku dengan Dani. Fajar adalah salah satu anggota KS+I yang berdomisili di Medan.
"Kami juga yakin Dani itu ada benih-benih rasa ke kamu, Zaf. Cuma dia masih ragu, soalnya dia juga lagi dekat sama Mila."
Hatiku mulai berdegup kencang. Pesan teks terbaru Opik muncul.
"Dani sering cerita tentang kamu, Zaf, tapi suka membandingkan gitu sama Mila. Ya jelas aku dan Fajar mendukung dia sama kamu. Toh Mila, mah, cuma menang di cantik dan followers-nya banyak. Kalo akhlak dan sikap, kamu yang menang. Semua lelaki yang normal pun paham dan bisa memutuskan siapa wanita yang pantas dijadikan hidup bersama menuju masa depannya, yaitu dilihat dari akhlak bukan dari kecantikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Zafina - true story [PROSES DIBUKUKAN]
Romance"Menikah denganmu adalah hal terindah di dalam hidupku. Namun ternyata.. aku tidak mengenalmu," ucap Zafina. Istri Hamdani itu menutup laptopnya. Air matanya menetes. Ia sudah tidak tahan lagi. Ia hanya ingin terbangun dari mimpi buruk ini, tapi sa...