36. Duabelas Hari (polaroid)

1.3K 35 12
                                    

"Anjar! Anjar!" teriakku gusar dari dalam kamar orangtuaku.

Aku panik. Tubuhku gemetar lagi. Tanganku semakin kukepal dengan kencang. Mulutku terus mengucapkan istighfar saat melihat sesuatu yang benar-benar membuatku shock setengah mati.

Terdengar langkah Anjar berlari kecil mendekati kamar, kemudian ia membuka pintu kamar dan melangkahkan kaki hingga berdiri tepat di sampingku. Aku terduduk di depan kasur dengan laptop yang menyala berada di hadapanku.

"Kenapa sih, Teh?"

Aku mengarahkan telunjuk ke arah layar laptopku. Tatapan Anjar mengikuti. Kemudian ia terkejut setelah melihat foto-foto yang terpampang di layar laptop besarku.

"Astaghfirullah. Nemu dimana ini, Teh?"

"Di google drive-nya. Ini wajar nggak sih, Jar?" tanyaku dengan tatapan nanar.

"Nggaklah! Anjar jijik melihatnya!"

Tubuhku menjadi lemas. "Nggak normal ya? Okay."

Anjar duduk berjongkok di sebelahku. "Ini Dani sama siapa? Kok kayak om-om?"

"Teman yang dia bilang sudah seperti kakak," jawabku singkat, belum mau berbelit-belit.

"Seperti kakak? Ampun deh. Sedekat apapun cowok sama cowok, nggak akan mungkin sampai begini posenya! Geuleuh! Maho!" serunya menyentak.

Maho?

Aku hanya terdiam menanggapi kata-kata adik bungsuku yang berusia 21 tahun ini.

"Kok bisa nemu foto ini, Teh?"

"Kok bisa nemu foto ini, Teh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ingatanku kembali ke beberapa jam yang lalu.

***

Setelah aku melihat beberapa email dari Ron, tak ada lagi email yang mencurigakan. Kuharap ada email antara Abang dan Dani, tapi sayangnya isi email mereka hanya perihal logo proyek mereka berdua yang tidak jadi dilaksanakan karena keburu 'putus' di tengah jalan.

Putus? Membayangkan apa yang kutemukan fakta antara Abang dan Dani tempo hari membuatku ingin muntah.

Setelahnya, aku iseng meng-klik google drive yang ada di akun email utama suamiku itu. Satu-persatu kubuka untuk aku cek.

Aku tahu perbuatanku ini kurang sopan tapi inilah kesempatanku untuk mengetahui semuanya perihal suamiku sendiri. Ia selalu menyembunyikan personal space-nya dariku, bahkan melarangku untuk mengetahuinya. Oleh karena itu, aku pernah berdoa kepada Allah agar ditunjukkan apa personal space yang tidak boleh kuketahui.

Hingga yang kupikirkan saat ini adalah: apakah ini cara Allah menunjukkan semuanya?

Ya, aku yakin ini adalah cara Allah agar aku mengetahui apa personal space yang selama ini disembunyikannya.

Rahasia Zafina - true story [PROSES DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang