11. Our Other Chats [first part]

1.7K 40 3
                                    

Agustus 2018.

Dua hari sebelum ia menepati janjinya.

[12:03, 8/30/2018] Zafina: Assalaamu'alaikum, Dani. Apa kabar? Aku selalu berdoa semoga kamu selalu dipermudah dan dilancarkan segala urusanmu. Tetap semangat~ Btw Sabtu ditunggu yaa di rumah. Ga sabar ketemu hihi 🤗

***

Setelah sekian hari aku bersabar menunggu chat darinya, akhirnya aku memberanikan diri untuk menegurnya terlebih dahulu. Jika sesuai janjinya, ia dan keluarganya akan ke rumahku dua hari kemudian.

Tak terasa hari itu akan tiba.

***

Keesokan harinya, Dani baru membalas chat-ku. Dia sedang sangat slow respond terhadapku. Aku tidak tahu harus melakukan apa selain diam dan berharap ia segera memberi kabar.

[08:13, 8/31/2018] Hamdani: Wa'alaaikumussalaam warohmatulloh. Siap, insyaa Allah besok silaturahim ke rumah. Maaf ya, Zaf, aku lagi banyak yang difikirin. Intinya sih dari kemarin apa yang aku pikirin tentang "is it all that I really want? am I have a choice? is it realy what I should todo, and what should I do next?" banyak banget lah pokoknya. Muhasabah soal kenapa aku begini, kenapa ada masalah ini, kenapa dan kenapa.

[11:25, 8/31/2018] Zafina: Alhamdulilah. Okaay siap, ditunggu ya. Aku yakin kamu bisa melewati ujian ini, InsyaaAllah. Ga mudah tapi kita pasti bisa: bersabar, ikhlas, dan bersyukur teruuuus. Hamasah~ Kalo butuh diskusi atau bantuan, sini-sini ngobrol sama aku. Gini-gini aku good listener loh.

[11:27, 8/31/2018] Zafina: Semangaaaat! Jangan lupa ini hari Jum'at, bada ashar menjelang Maghrib banyakin istighfar. Usaha kita minta ampun ke Allah supaya Allah penuhi segala doa-doa kita. InsyaaAllah aamiin ya robbal'aalamiin 🤗

Terakhir aku mendapat kabar darinya sejak membakar satay bersama di rumahnya, ia sedang dilanda masalah oleh teman-temannya di Medan. Menurutku sangat simpel dalam menyelesaikan permasalahannya, tapi terkesan sulit bagi Dani. Aku sudah pernah memberikan saran untuk solusinya, tapi Dani memiliki cara lain yang aku pun tidak mengerti jalan pikirannya.

***

Telepon pintarku bergetar, tanda chat masuk.

[18:19, 8/31/2018] Hamdani: Zaf, aku ingin membahas hal penting nanti malam. Bisa luangkan waktu untuk membahasnya lewat chat? Malam ini jam 8an ya, aku perlu cerita banyak.

[18:24, 8/31/2018] Zafina: Manggaaa 😇

[18:43, 8/31/2018] Hamdani: Okeee. Wait ya.

[18:43, 8/31/2018] Zafina: Siaaap.. Telpon juga boleh.

Dani kembali menghilang.

Satu jam kemudian...

[19:40, 8/31/2018] Hamdani: Aku chat dulu aja kali ya, lagi ga mood buat telepon. huhuhuhu. Sebenarnya pertanyaan besarnya dari apa yang aku pikirin saat ini adalah: THAT'S ALL I WANT?

[19:40, 8/31/2018] Zafina: Okeeee. Aku nyimak.

Aku menaruh smartphone-ku dalam keadaan jendela obrolanku dengan Dani di WhatsApp terbuka. Kubiarkan Dani mengetik hingga hanya terpampang 'online' di bawah nama kontaknya.

Teng! Aku bergegas membacanya.

[19:42, 8/31/2018] Hamdani: Kadang aku bingung sendiri sama apa yang aku alami saat ini, seperti bukan apa yang aku rencanain dari kecil. Seperti apa yang aku dapat bukan pilihan yang benar-benar mau. Dan ngerasa dua tahun ini memang titik dimana semua kegundahan di hidup itu muncul. Sebelumnya hidupku emang banyak masalah, tapi ga seberat saat ini.

Rahasia Zafina - true story [PROSES DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang