Cahaya mentari yang masuk ke dalam kamar mampu membangunkan seorangn gadis yang tengah terlelap dari tidur nya. Ia mengerjapkan matanya untuk menetralisirkan cahaya yang masuk dan mengubah posisi menjadi duduk.
Setelah kesadarannya telah penuh, ia langsung berjalan ke arah kamar mandi dan langsung melakukan ritual mandinya.
Hanya membutuhkan waktu 10 menit, gadis itu pun sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia bergegas turun ke bawah untuk menyambut keluarga nya.
"PAGI SEMUA!!" Teriak Raya setelah sampai di ruang makan dan melihat kedua orang yang ia sayangi tengah menunggunya.
"Pagi sayang" jawab Reyhan, ayah Raya. Raya mengecup pipi ayah dan bundanya lalu ia duduk.
"Kamu ini masih pagi udah teriak-teriak!" Ujar Yurita sedangkan Raya hanya menampilkan deretan giginya.
Setelah selesai sarapan Raya pamit kepada bundanya dan menyalimi punggung tangan bunda lalu mengecup pipi Yurita. Namun, ketika giliran Reyhan, ayahnya. Raya malah senyum senyum sendiri membuat kedua orang tua nya mengernyit heran.
"Kenapa Ray?" Tanya sang bunda.
Raya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menatap ayahnya, "emm yah?" Panggil Raya.
"Raya mau di anterin ayah boleh ya?" Ucapan Raya membuat Reyhan tertawa sedangkan Yurita menggeleng kepala karena melihat tingkah lucu anak satu nya itu.
"Boleh ya ayah?" Ulang Raya seraya memasang wajah puppy eyes. Reyhan yang melihat itu tersenyum lalu mengangguk membuat Raya berbinar bahagia.
"Yeayyy, ayo yah nanti telat!" Ajak Raya dengan semangat 45 nya.
Reyhan pun bangkit dan berpamitan kepada istrinya, Yurita. Setelah itu mereka berdua keluar rumah dan masuk ke dalam mobil. Tak lama kemudian mobil Reyhan melaju dan meninggalkan pekarangan rumahnya.
Selama di perjalanan Reyhan menanyakan bagaimana Raya di sekolah baru nya dan Raya menjawab dengan senangnya.
Hanya membutuhkan waktu 20 menit, mobil Reyhan tiba di gerbang sekolah SMA Rajawali. Sebelum turun Raya menyalimi punggung tangan Ayahnya tak lupa mengecup pipi ayahnya.
"Dadah yah!" Pamit Raya seraya melambaikan tangannya. Ketika mobil ayahnya sudah tak terlihat lagi, Raya berbalik dan memasuki gerbang sekolah.
***
Ardhan baru saja tiba di sekolah, ia memarkirkan mobil sport nya lalu turun dengan tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya.
Banyak pasang mata yang menatap nya. Ia tidak heran dan lebih memilih untuk tidak mempedulikannya sama sekali.
Sebelum memasuki sekolah, teman-teman Ardhan datang dan langsung mendekat ke arah Ardhan.
"Weyy broo!" Ujar Raka seraya menepuk bahu Ardhan.
"Hm" jawab Ardhan seadanya.
"Mulai lagi jadi es nya!" Sindir Raihan sedangkan Ardhan memutar bola matanya malas.
Mereka bersama sama berjalan di sepanjang koridor sekolah. Namun, saat hendak berbelok dan menaiki tangga tiba-tiba seseorang menabraknya dan menumpahkan minuman ke baju Ardhan. Ardhan melotot kan matanya ketika melihat baju nya yang kotor bahkan lengket oleh minuman yang ia rasa itu susu cokelat.
Ardhan menatap tajam orang yang sudah menabrak nya sedangkan teman-temannya hanya menatapnya dengan tatapan cengo.
"Jalan pake mata!" Ujar Ardhan dengan dinginnya.
"Maaf" ujar cewek di hadapannya dengan pelan tapi masih bisa terdengar.
"Maaf lo bilang?" Tanya Ardhan menaikkan sebelah alisnya.
Raya mengangguk, "gak sengaja" sambung nya.
"Udah Ar si Raya juga kan bilang gak sengaja" ucap Samuel menengahi karena ia tidak mau sampai ada keributan. Ya meski tidak sampai ribut fisik karena mana mungkin Ardhan memukuli cewek.
Ardhan menghiraukan ucapan Samuel dan menatap lekat cewek di hadapannya dengan tangan yang menunjuk cewek tersebut.
"Lo tau gak? Baju gue jadi basah gara gara LO!!!" Kesal Ardhan. Raya memejamkan matanya karena bentakan Ardhan tepat di depan wajahnya.
"Ya terus gue harus apa?" Tanya Raya polos. Aduh Ray jangan polos polos teuing atuh.
"Harus apa? Mikir!!" Murka Ardhan. Raya yang di perlakukan seperti itu pun tidak bisa diam saja. Apakah salah dirinya sudah meminta maaf?
"Biasa aja dong!! Gue udah minta maaf baik-baik dan lo malah marah-marah. Pagi pagi udah bikin gue kesel aja lo!!" Kesal Raya. Ardhan melongo tak percaya.
'Harusnya yang marah kan gue? Kenapa jadi ini cewek ikutan marah?' Batin Ardhan heran.
"Arghhhh..." Ardhan menggeram, ingin rasanya ia mencabik wajah cewek di hadapannya ini. Ardhan melenggang pergi dengan perasaan kesalnya.
"Dih cowok aneh!" Ketus Raya sambil menatap punggung Ardhan yang sudah menjauh.
Teman-teman Ardhan yang masih setia di sana hanya diam sama seperti Raya menatap punggung Ardhan yang menjauh.
"Awass!!" Ucap Raya membuyarkan lamunan mereka. Dan langsung pergi begitu saja.
"Gila tuh cewek galak bener ternyata" ujar Samuel yang di angguki keduanya.
"Terus ngapain kita masih disini? Kan si Ardhan udah pergi dari tadi?" Ujar Raihan. Samuel dan Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil cengengesan.
Mereka pun melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Tiara melihat Raya yang baru saja masuk kelas dengan marah-marah mengernyit heran.
"Kenapa lo?" Tanya Tiara ketika Raya sudah duduk di sampingnya.
"Lo tau gak, gue udah minta maaf eh malah sewot kan jadi kesel pagi pagi udah bikin mood gue ancur aja!!" Raya mengerucutkan bibirnya kesal. Tiara mengernyit heran.
"Lo ngomong apaan sih? Kaga ngarti gue mah!" Tiara menggaruk dahinya sedangkan Raya menghembuskan nafas kasar.
"Tadi gue gak sengaja nabrak kak Ardhan, terus gue numpahin susu cokelat gue ke baju nya eh malah sewot tuh orang!" Geram Raya, Tiara yang mendengar itu hanya ber 'oh ria.
"Terus?" Tanya Tiara, Raya yang mendengarnya menganga tak percaya.
"Terus? Terus terus aja sana lo jadi tukang parkir!!" Raya mendengus kesal. Gimana sih dengan sahabatnya ini?
Tiara tertawa terbahak-bahak dan langsung mengelus bahu Raya seraya berucap, "udah atuh neng jangan ngambek terus. Udah jelek nanti tambah jelek!" Raya melotot kan matanya. Apa katanya? Jelek? Neng?
"Apa apa? Gue gak salah denger? Lo bilang gue neng?" Tanya Raya sambil menyimpan tangannya di samping telinga.
"Iya" jawab Tiara dengan tanpa dosa nya.
"Lo kira gue kucing apa!" Tiara menjitak kepala Raya membuat sang empunya meringis kesakitan.
"Itu mah meng Raya ku sayang ku cinta ku!" Geram Tiara.
"Oohhhh" ujar Raya mengangguk anggukan kepalanya.
"Bego di pelihara dasar!" Gumam Tiara yang masih bisa di dengar oleh Raya.
"Gue denger ya!" Ketus Raya sedangkan Tiara hanya terkekeh kecil.
Saat sedang berbincang tak terasa bel pun berbunyi dan guru yang mengajar pun masuk ke kelas membuat seluruh siswa di kelas itu hening dan duduk dengan rapi.
Vote itu gratis lohhhh!!!
Jangan lupa Vote dan Follow alvirasalmah
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...