Kring kring
Bel istirahat pun berbunyi membuat Raya menghembuskan nafasnya lega. Sedari tadi tangannya sudah pegal yang terus menerus menghormat sampai beberapa jam.
Raya melangkah melewati koridor menuju kelasnya. Sungguh hari yang begitu sial untuk dirinya. Sesampainya di kelas, ia mendapatkan tatapan heran dari teman satu kelasnya termasuk Tiara yang sedari tadi melongo.
"Lo baru datang?" Tanya Tiara ketika Raya sudah duduk di sampingnya.
"Iya. Gue telat terus tadi di hukum dulu" sahut Raya dan Tiara hanya ber'oh ria.
"Ya udah kantin yuk!" Ajak Tiara dan Raya mengangguk.
"Ayok gue juga laper belum sarapan"
Mereka pun berjalan melangkah di sepanjang koridor dengan berbagai obrolan yang mereka lontarkan.
Setibanya di kantin, Tiara celingak-calinguk mencari meja kosong dan akhirnya menemukan. Namun meja tersebut berada di samping meja Ardhan dan Laura tempati.
"Yah neng, meja yang kosong cuma di situ" ujar Tiara tidak enak karena ia takut sahabatnya menjadi sedih lagi.
Raya pun menatap ke arah yang di tunjuk Tiara. Ia tersenyum kecut ketika melihat Ardhan yang masih berduaan dengan cewek bernama Laura itu. Dirinya sangat malas jika harus duduk di sana namun di sisi lain ia juga tidak mau Tiara kelaparan hanya karena ego nya. Dan Raya memutuskan untuk kali ini ia tida boleh egois.
"Yaudah ayok" Raya menarik tangan Tiara menuju meja kosong di samping Ardhan dan Laura.
Mereka duduk tanpa mempedulikan kedua manusia di samping yang tengah menatapnya.
"Lo mau pesen apa? Biar gue pesenin" tawar Raya. Tiara nampak berpikir sejenak kemudian ia berucap.
"Mie ayam deh sana es jeruk" Raya pun mengangguk lalu bangkit dan segera memesan pesanan Tiara dan juga dirinya di salah satu stand.
Di sisi lain, Ardhan hanya dapat memperhatikan istri nya dalam diam. Ia tersenyum kikuk. 'Apa kamu bakal maafin aku setelah kamu tau semuanya Ray?' Batin Ardhan lirih.
Tak lama kemudian Raya datang dengan nampan yang berisi dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es jeruk. Ia meletakkannya di atas meja lalu memberikannya kepada Tiara. Tiara pun menerima dan mulai menyantap makanannya begitu pun dengan Raya.
Setelah selesai Raya pun yang hendak pergi tiba-tiba tangannya di cekal oleh seseorang membuat dirinya menoleh lalu menatap orang itu.
"Kemana?" Tanya Ardhan dengan tangan yang masih mencekal pergelangan tangan Raya.
Raya tersenyum sinis kemudian ia melepaskan cekalan tangannya dan berlalu begitu saja tanpa menjawab pertanyaan dari Ardhan. Tiara yang melihat itu pun hanya diam dan kemudian ia mengejar menyusul temannya keluar kantin.
Saat di sepanjang koridor tiba-tiba langkah Tiara terhenti ketika ponselnya bergetar. Tertera nama kekasihnya yang menelpon dirinya.
Raya pun memencet tombol hijau lalu menmpelkan benda pipih itu di samping telinganya.
"Hallo"
"Kamu dimana?" Ujar Samuel di sebrang sana.
"Di depan kelas 10 IPA 3 kak. Mau ke kelas nyusul Raya"
"Kamu ke rooftop sebentar. Aku mau ngomong"
Tut.
Panggilan di putuskan oleh Samuel. Tiara mengernyit bingung. Apa yang ingin Samuel ucapkan. Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...