Hari ini adalah hari dimana kelas XI IPS 1 melaksanakan pelajaran olahraga. Seluruh penghuni kelas itu pun sudah siap dengan pakaiannya.
Mereka semua berbaris di lapang untuk melakukan pemanasan badan terlebih dahulu. Sama hal nya yang di lakukan Raya dan Tiara. Mereka terus mengikuti arahan pemanasan yang di arahkan oleh teman sekelasnya.
Setelah selesai, mereka semua duduk di pinggir lapangan, tak lama kemudian Pak Asep selaku guru olahraga kelas mereka pun datang.
"Baik, sekarang materi olahraga kita yaitu voli" ujar pak Asep membuat beberapa siswa ada yang tidak suka dengan voli dan ada juga yang bersemangat karena menyukai olahraga itu.
Di hari yang sama pula kelas Seli pun tengah melangsungkan pelajaran olahraga. Jadi kelas Raya dan Seli bebarengan pada jam olahraga nya.
Pak Asep nampak tengah berbicara dengan Pak Deri selaku guru olahraga yang mengajar kelas Seli. Tak lama kemudian Pak Asep datang lalu berucap, "baik, kelas kita akan bertanding lawan kakak kelas kalian"
"Cewek dulu ntuk permainan pertama" sambuk pak Asep. Para perempuan pun mengangguk lalu bangkit dari duduknya.
"Gue gak ikutan ya Ra" bisik Raya kepada Tiara. Pasalnya ia tidak bisa dengan yang namanya voli. Sedangkan Seli yang di ketahui lumayan jago dalam olahraga voli.
"Yaudah gue juga gak bisa mainnya" Raya mengangguk sebagai jawabannya.
Mereka sama-sama melihat pertandingan antara kelas nya dan kelas kakak kelasnya. Kelas Seli dengan point lebih unggul dari pada kelas Raya.
Pada saat bola terlampau jauh ke atas, Seli tersenyum miring dan ia mulai melompat untuk melakukan smash.
Bugh
Bola itu pun tepat mengenai kepala Raya dengan cukup keras. Raya memenggangi kepalanya yang kini pusing, namun tak lama kemudian kesadarannya pun hilang dan semua menjadi gelap.
***
Raya mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya. Ia melihat sekelilingnya dengan bau khas obat-obatan. Ia sudah yakin bahwa dirinya berada di UKS.
"Neng lo udah sadar?" Tanya Tiara begitu melihat Raya membuka matanya.
Raya mengangguk kecil, ia memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing. Ia pun mengubah posisi nya menjadi duduk.
Tak lama kemudian pintu UKS pun terbuka dengan kasar dan menampakkan sosok laki-laki, Ardhan.
Ardhan menghampiri Raya di ikuti dengan yang lainnya di belakang.
"Kamu gapapa? Ada yang sakit?" Tanya Ardhan yang begitu nampak khawatir. Raya tersenyum lalu menggeleng.
"Aku gapapa ko kak"
Ardhan pun menghembuskan nafasnya lega. Ia sempat di beri tau oleh Samuel bahwa Raya terkena bola dan pingsan. Tentu saja Samuel tau ini dari Tiara lewat pesan yang Tiara kirimkan kepadanya.
"Yaudah aku mau ke kelas deh, bentar lagi kan pergantian jam pelajaran" Raya mencoba bangkit di bantu dengan Ardhan yang memegangi kedua bahunya.
"Lo yakin mau ke kelas neng?" Tanya Tiara.
"Atau lo di sini aja biar gue yang izinin lo nantinya" sambung Tiara lagi.
Raya mengelengkan kelalanya, "gue ke kelas aja. Lagian gue udah gapapa ko" ujar Raya meyakinkan sahabatnya itu. Tiara pun hanya bisa mengangguk pasrah.
"Biar aku antar kamu ke kelas" Raya pun mengangguk mengiyakan ucapan Ardhan.
Sepanjang koridor Ardhan terus terusan menggengam tangan Raya. Seolah Raya tidak boleh lepas darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...