Raya meengernyitkan dahinya ketika melihat mobil Ardhan yang berhenti di sebuah toko bunga.
"Kita mau ngapain kak?" Tanya Raya.
"Kamu tunggu di sini dulu" Raya pun mengangguk mengiyakan.
Ardhan pun turun lalu memasuki toko bunga itu. Tak membutuhkan waktu lama Ardhan kembali dengan bunga yang berada di tangannya. Raya yang melihat itu dibuat bingung.
'Itu kan bunga buat ke makam?' Batin Raya bertanya. Masa iya dirinya di berikan bunga untuk di simpan di makam, pikirnya.
Ardhan pun langsung melajukan mobilnya. Raya yang ingin bertanya pun ia urungkan dan hanya memilih diam.
***
Mereka pun tiba di sebuah TPU. Ardhan langsung turun begitu pun Raya. Mereka melangkah memasuki TPU tersebut hingga akhirnya sampai di salah satu makam.
Ardhan berjongkok lalu menaruh bunga yang tadi ia beli di atas gundukan tanah di hadapannya. Raya pun ikut berjongkok di samping Ardhan.
"Virr aku datang" ujar Ardhan memegangi nisan yang bertuliskan nama Vira Azzahra Bratama.
"Aku kangen kamu Vir, udah lama kamu tinggalin aku" lirih Ardhan tak terasa air matanya mengalir begitu saja. Raya hanya diam.
Ardhan menghapus air matanya, lalu menoleh ke arah Raya. Ia tersenyum lalu menatap kembali batu nisan yang ia pegang.
"Vir, kenalin ini Raya. Dia istri aku Vir" Ardhan menoleh menatap Raya.
"Ini Vira yang selama ini kamu tanyakan" Raya mengangguk paham. Ia merasa tidak enak karena dirinya terus-terusan bertanya tentang Vira.
"Hai Vir. Aku Raya" ujar Raya kepada gundukan tanah di hadapannya.
"Aku sekolah di SMA kamu dulu dan aku juga sebangku sama Tiara sahabat kamu yang sekarang jadi sahabat aku Vir. Andai kamu masih disini, mungkin kita bertiga akan menjadi sahabat Vir"
"Aku memang belum ketemu sama kamu, tapi aku tau wajah kamu dari foto yang terpajang dikamar kak Ardhan Vir. Ternyata kamu cantik, lucu, manis dan pasti kamu itu baik orangnya" puji Raya.
Ardhan tersenyum melihat Raya yang tengah mengajak ngobrol Viranya.
"Aku pamit dulu ya Vir, nanti aku ke sini lagi sama yang lain juga" pamit Ardhan lalu bangkit begitupun dengan Raya.
"Aku juga pamit dulu ya Vir. Kamu yang tenang di sana. Aku harap kamu bisa datang ke mimpi aku. Aku mau ngobrol sama kamu Vir"
Mereka pun bangkit dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari pemakaman dengan Ardhan yang menggengam tanga Raya.
Tak lama kemudian Ardhan melajukan mobilnya membelah jalanan ibu kota yang lumayan padat di sore hari.
***
Setibanya di rumah Ardhan dan Raya memasuki rumahnya. Ardhan langsung ke kamar untuk membersihkan badannya sedangkan Raya ia menuju ke arah dapur untuk menyiapkan makanan yang sempat mereka beli sebelum pulang ke rumah.
Tak lama kemudian Ardhan turun dengan badannya yang sudah terlihat fresh. Ia duduk di meja makan dan Raya dengan senang hati memberikan makanannya kepada sang suami.
Mereka sama-sama menyantap makanannya tanpa ada yang membuka suara. Di rasa selesai Raya pun membereskan piring-piring kotornya lalu mencucinya.
Setelah selesai mencuci piring, ia berjalan ke arah ruang keluarga yang terlihat Ardhan tengah memainkan ponselnya. Ia duduk di samping Ardhan lalu menyalakan TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...