Part 20

213 9 0
                                    

Malam ini Ardhan tengah duduk di bangku halaman belakang vila. Sendirian. Ia menatap bintang yang memancarkan terangnya di langit malam yang gelap. Ia menghembuskan nafasnya dengan pelan.

Tiba-tiba ada suara orang yang berjalan mendekat. Ia menoleh mendapati Samuel. Samuel duduk di samping Ardhan.

"Ngapain lo?" Tanya Samuel ketika sudah duduk. Ardhan menggeleng kecil.

"Enggak"

Beberapa saat pun terjadi keheningan di antara mereka. Hingga ucapan Ardhan membuat Samuel menoleh dan menatapnya.

"Gue kangen Vira!" Lirih Ardhan yang masih menatap salah satu bintang.

Samuel mengelus bahu temannya, "lo jangan sedih, kan sekarang udah ada Raya yang mengganti posisi Vira. Lagian Vira di sana mungkin udah bahagia" Ardhan menghembuskan nafasnya lalu ia menggeleng kecil, membuat Samuel mengerutkan keningnya.

"Gue gak tau, gue sayang sama Raya tapi gue gak bisa lupain Vira gitu aja. Dia cinta pertama gue!" Lirih Ardhan. Samuel menatap Ardhan dengan tatapan iba. Cinta pertama bagi setiap orang itu sulit jika harus melupakan.

Ardhan pun bangkit lalu masuk kedalam. Samuel hanya menatap kepergian sahabatnya itu lalu ia menatap langit yang gelap karena malam.

Tak lama kemudian Ardhan kembali dan duduk di samping Samuel dengan gitar yang ia bawa. Ardhan menghela nafasnya dalam-dalam lalu di hembuskannya dengan pelan. Ia mulai memetikkan gitar, lalu ia memejamkan matanya dan mulai bernyanyi.

Dimana bisa aku temukan
Kenyamanan rindu engkau beri
Andai kan kau tau disini ku rindu
Akan semua kenangan kita

Kuharap disana kau bahagia
Ku harap kamu tak lupakanku
Andaikan ku bisa mengulang kembali
Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu, masih merindukanmu
Meski kini tlah jauh hatiku tetap untukmu
Aku rindu perhatianmu, ketulusan dalam hatimu
Meski jarak memisahkan, hatiku tetap untukmu

Kuharap disana kau bahagia
Ku harap kamu tak lupakanku
Andaikan ku bisa mengulang kembali
Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu
masih merindukanmu
Meski kini tlah jauh
hatiku tetap untukmu

Lirik terakhir pun telah Ardhan selesaikan. Ia membuka matanya lalu menatap bintang kembali. Samuel hanya diam, ia tidak tega jika sahabatnya harus terus terpuruk.

"Sabar" ujar Samuel mengelus bahu Ardhan. Ardhan menoleh lalu tersenyum kikuk dan mengangguk kecil.

Tanpa mereka sadari, Raya yang berdiri di ambang pintu pun mendengar apa yang dua laki-laki itu bicarakan. Ia yang melihatnya pun meneteskan air matanya.

'Segitu pentingnya ya Vira buat kak Ardhan?' Batin Raya lirih.

Raya yang tak kuat pun langsung pergi keluar vila tanpa tau arah tujuannya. Ia mengikuti langkah kakinya yang terus melangkah. Ia hanya butuh waktu sendiri untuk menenangkan hatinya.

Tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulut Raya. Raya terus meronta agar terlepas, namun tenaganya semakin lemah dan kesadarannya pun hilang.

***

"NENG?" teriak Tiara yang baru turun dari tangga mencari sahabatnya. Ardhan, Samuel, Raka dan Raihan yang mendengar teriakan Tiara pun datang.

"Kenapa?" Tanya Samuel.

"Liat Raya gak? Dia soalnya gak ada. Aku udah cari di kamar mandi juga gak ada!" Ujar Tiara yang mulai panik.

"Lo udah cari di seluruh vila?" Tanya Raka dan Tiara mengangguk.

"Udah tapi tetep gak ada!"

Ardhan yang mendengar itu langsung terdiam. Kemana istrinya pergi malam-malam begini? Pikirnya.

Tanpa menunggu lama, Ardhan langsung mencari Raya keluar vila dan di ikuti dengan yang lainnya.

Ardhan terus mencari Raya di sepanjang jalan. Namun hasilnya nihil. Ia mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak mau orang yang ia sayang pergi untuk kedua kalinya.

"RAYA!!" teriak mereka semua mencari Raya. Jalanan yang begitu sepi membuat mereka tidak tanggung-tanggung untuk berteriak memanggil nama Raya.

"Kak gimana dong?" Lirih Tiara yang sudah menangis di pelukan Samuel. Samuel mengusap punggung Tiara agar kekasihnya itu tenang.

"Raya pasti ketemu" tujar Samuel menenangkan.

Mereka pun terus menerus mencari Raya.

***

Raya mengerjapkan matanya, melihat sekeliling yang nampak begitu berantakan dan tak terurus. Tangan dan kakinya pun bahkan di ikat oleh tali.

"Aku dimana? Tolongggg!!!!" Teriak Raya sambil berusaha melepaskan talinya. Namun tenaga nya tak kuat. Ia hanya berharap ada seseorang yang akan menolongnya.

Tak lama kemudian datanglah seseorang menggunakan jubah hitam. Raya tidak terlalu jelas melihat wajahnya yang tertutupi oleh masker atau penutup mulutnya

Orang itu menyeriangai di balik masker, ia melangkah mendekat ke arah Raya yang sudah kering dingin saking takutnya.

"Siapa kamu?" Tanya Raya memberanikan diri.

Orang berjubah hitam itu mencengkram pipi Raya membuat sang empunya meringis. Air mata nya pun langsung mengalir mulus di pipinya. Raya hanya berharap ada seseorang yang menolongnya. Ia tidak mau jika harus mati dengan cara seperti ini.

"Hahahaha" tawa orang itu menggelegar di dalam ruangan.

"Siapa kamu dan mau apa kamu?" Tanya Raya lagi. Orang itu menghempaskan cengkramannya dengan kasar.

"Lepasss!" Pinta Raya yang terus meronta-ronta.

"Lepas? LO BILANG LEPAS HAH?!!!" Teriak orang berjubah hitam itu.

Raya memejamkan matanya karena takut, air matanya pun sudah mengalir dengan deras.

"Aku mohon jangan sakitin aku!" Lirih Raya.

"Gue kasihan sama lo..." ujar orang itu dengan nada yang di buat sedih.

"TAPI GARA-GARA LO. LO UDAH NGEREBUT SEMUANYA DARI GUE. BAHKAN ORANG YANG GUE CINTA PUN LO REBUT!!" murka orang itu. Raya mengernyit heran. Siapa yang orang itu maksud, pikirnya.

"Kamu sebenernya siapa? Apa aku kenal sama kamu?" Tanya Raya yang penasaran dengan orang di hadapannya.

Orang berjubah hitam itu tertawa garing lalu menatap Raya dengan tatapan membunuh.

"Ya. Lo pasti kenal gue siapa" ujar orang berjubah hitam itu.

"Dan gue mau buat lo jauh dari ARDHAN!!" Murka orang itu dengan volume suara yang di naikkan.

"Kak Ardhan?" Tanya Raya dengan lirih.

"YA. Kenapa? Terkejut? Hm?"

"Gue yang ngejar-ngejar Ardhan, bahkan gue yang cinta sama dia. Tapi kenapa lo yang bisa dapetin dia?" Ujar orang itu.

Orang itu menyeringai, "kalo gue gak bisa dapetin Ardhan. Maka gak ada satu orang pun yang boleh dapetin Ardhan. TERMASUK LO!!"

Raya memejamkan matanya karena bentakan orang tersebut tepat di depan wajahnya.

"Siapa kamu sebenarnya?" Tanya Raya lagi.

"Lo mau tau siapa gue?" Tanya orang itu dan Raya mengangguk.

Orang itu pun mulai membuka kupluk yang menutupi kepalanya, lalu membuka masker yang menutupi wajahnya. Setelah semua terlepas, Raya membulatkan matanya terkejut bahkan ia menggeleng-geleng tak percaya. Ia tau dengan orang di hadapannya ini. Bukan hanya tau tapi ia juga kenal.

"Kenapa? Lo terkejut?" Ujar orang itu dengan seriangaiannya.

Vote itu GRATIS lohhhh!!!!
Jangan lupa vote dan follow alvirasalmah

RayArdhan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang