Kring kring...
Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa seantero SMA Rajawali berhamburan keluar kelas. Ada yang hanya berdiam diri di kelas, pergi ke kantin, perpustakaan, dan lain-lain.
Raya dan Tiara yang tengah asik menyantap makanannya tiba-tiba di kejutkan oleh kedatangan Seli. Masih ingat kan Seli? Si Cewek pembully.
Brakk...
Seli menggebrak meja yang di duduki Raya dan Tiara. Raya yang melihat itu hanya menatap nya acuh.
"HEH cewek gatel!" Ujar Seli
'Apa dia bilang? Gue? Gatel?' Batin Raya bertanya.
"Kalo gatel ya tinggal garuk aja mbaa apa susah nya!" Jawab Raya santai yang membuat Tiara cengo. 'Gila berani juga lo neng' batin Tiara kagum.
"Mending gue kasih tau ya. Kalo jadi cewek itu jangan so kegatelan deh, penampilan biasa aja udah so kecantikan lo jadi orang!" Ucap Seli penuh penekanan.
"Lo ngomong apaan sih? Ngecoh aja dari tadi. Btw lo ngomong sama gue?" Tanya Raya membuat wajah Seli merah padam, bukan karena blushing tapi karena marah.
"Berani ya lo sama gue?!!!" Geram Seli dengan orang di hadapannya.
Raya mengangkat sebelah alis nya,"ya lo siapa? kenal aja enggak, tiba-tiba main gebrak aja" jawab Raya acuh.
"Lo gak tau siapa gue?" Tanya Seli menurunkan volume suara nya. Raya hanya mengangkat bahunya acuh.
"Asal lo tau ya. Gue ini cewek nya ARDHAN!!" Raya mengernyit lalu tak lama kemudian ia tertawa terbahak-bahak membuat Seli mengangkat sebelah alis nya.
"Kenapa lo ketawa?"
"Ohhh jadi lo cewek nya kak Ardhan? Terus lo nyangka gue deketin kak Ardhan gitu?" Tanya Raya dan Seli mengangguk mengiyakan.
Tawa Raya semakin terbahak-bahak sampai ia memegangi perut nya. "Asal lo tau ya. GUE GAK PERNAH DEKETIN KAK ARDHAN! PUAS?!!" kesal Raya.
Orang-orang yang melihat itu pun menganga tidak percaya. Baru kali ini ada yang berani melawan sang pembully sekolah SMA Rajawali.
Disisi lain tak jauh dari tempat keributan. Segerombol cowok siapa lagi kalau bukan Ardhan, Samuel, Raihan dan Raka tengah menyaksikan pertunjukan itu dari jauh.
"Gila tuh cewek galak bener" Ujar Raka geleng-geleng kepala.
"Salut gue sama dia" tambah Raihan kagum.
"Cewek aneh!" Gumam Ardhan membuat teman-temannya langsung menatap nya sedangkan Ardhan hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Aneh lo bilang? Gila keren tau Ar. Baru kali ini nih ada yang berani sama tuh nek lampir yang ngejar-ngejar lo" ujar Raka sedangkan Ardhan hanya acuh.
Seli yang sudah habis ke sabarannya pun langsung mengambil jus alpukat yang berada di samping meja Raya dan Tiara duduki lalu ia menyiramkan jus tersebut ke wajah Raya. Raya melototkan matanya.
"APA APAAN LO!" ujar Raya seraya mendorong tubuh Seli hingga sang empu terhuyung ke belakang.
"RASAIN LO! MAKANYA JANGAN SUKA GATEL JADI ORANG!!" setelah mengatakan itu Seli dkk pun melenggang pergi keluar kantin. Kini amarah Raya sudah memuncak. Ia berlari keluar kantin dan menuju kamar mandi untuk membersihkan wajah dan bajunya yang membuat dirina lengket. Tiara yang melihat sahabatnya pergi pun ikut menyusul.
Setelah selesai membersihkan diri dan mengganti pakaian yang sudah bersih. Raya keluar dari kamar mandi.
"Udah?" Tanya Tiara yang di angguki Raya.
Tiara menghembuskan nafas lega. Lalu mengusap bahu sahabatnya itu. "Udah gak usah marah lagi ya!" Ucap Tiara menenangkan Raya.
"Kesel aja gue, siapa sih tuh orang?" Tanya Raya.
"Dia kakak kelas kita namanya kak Seli. Dia emang gitu kalo ada cewek lain yang berani deketin kak Ardhan pasti langsung dia bully gitu aja" Raya hanya ber 'oh ria.
"Dia pacar nya?" Tanya Raya memastikan dan Tiara menggelengkan kepala.
"Lah bukan pacar terus ngapain marah-marah?" Tanya Raya kembali.
"Boro-boro pacar neng, kak Seli deketin aja kak Ardhan nya dingin banget acuh" Raya mengangguk paham.
"Oh iya, kenapa sih kak Ardhan dingin banget?" Tanya Raya polos. Tiara yang mendengar itu menghembuskan nafas nya dengan pelan.
"Dia awal nya emang gitu, tapi dulu sifat dingin kak Ardhan mulai cair dan itu karena perempuan yang kak Ardhan cinta. Perempuan itu juga temen gue tapi dia udah pergi!" Lirih Tiara menggeleng-geleng kecil.
Raya mengernyit, pergi? Maksud nya?
"Pergi kemana?" Tanya Raya mulai penasaran.
"Vira pergi bahkan untuk selamanya" lirih Tiara yang sudah meneteskan air matanya. Raya membulatkan matanya lalu memeluk sahabatnya dari samping.
"Sorry Ra, gue gak bermaksud buat lo sedih lagi" ucap Raya menyesal. Tiara mengangguk.
"Gapapa ko" ujar Tiara menepuk kecil bahu Raya.
Setelah sampai di kelas mereka pun langsung duduk.
***
Kelas XII IPS 3 kini tengah melaksanakan pelajaran Sejarah. Guru yang mengajar nya terkenal dengan tegas, galak, bahkan banyak siswa yang mengantuk karena selalu di berikan dongeng. Eh bukan dongeng maksudnya cerita masa lalu.
Ini lah yang di rasakan Ardhan, Samuel, Raihan dan Raka. Ke empat cowok itu nampak acuh dengan apa yang di sampaikan oleh guru yang sedang mengajar dengan kegiatannya masing-masing. Raka yang sedang bengong dengan tangan yang memotong-motong penghapus sampai berbentuk kecil. Raihan yang melipat-lipat kertas membuat perahu bahkan pesawat kertas. Samuel yang menopang dagu dengan kedua tangannya sambil pikirannya terbang entah kemana. Sedangkan Ardhan yang diam menunduk sambil memainkan ponselnya.
Setelah beberapa menit dirinya mulai bosan, ia celingak celinguk melihat seluruh teman sekelasnya yang sama bosannya.
"Gue bosen" bisik Ardhan kepada Samuel teman sebangkunya. Samuel menoleh lalu berbisik.
"Sama gue juga" Ardhan mengangguk. Ia melihat kedua temannya di depan lalu mencolek menggunakan pulpen. Raka menoleh ke belakang menatap Ardhan
"Gue-"
"RAKA PAMUNGKAS!" Sebelum Ardhan berucap, Raka tertangkap basah karena membalikkan badannya. Raka berbalik dan menatap guru di depan sambil cengengesan.
"I..iya pak?" Tanya Raka gugup sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Kamu itu bukan nya dengerin saya malah asik asikan ngobrol ya!" Raka menggeleng tak terima. Ardhan yang melihat itu cengengesan sendiri.
Pa Agus selaku guru sejarah yang terkenal galaknya itu melihat Ardhan yang cengengesan pun mengernyit heran.
"Kamu kenapa Ardhan? Ketawa-ketawa kaya orang gila!" Ujar Pa Agus membuat Ardhan membulatkan matanya sedangkan seisi kelas langsung tertawa.
Ardhan berhenti cengengesan nya lalu berdehem, "Enggak pak!".
"RAKA! sekarang kamu keluar dan hormat di tiang bendera sampai jam pulang!" Raka menggeleng cepat.
"Pak tadi saya di suruh balik badan sama Ardhan jadi Ardhan juga dong pak" bela Raka yang mendapat tatapan tajam dari Ardhan.
"Apaan lo jadi bawa-bawa gue!" Bela Ardhan tidak terima jika dirinya harus ikutan di hukum.
"Ya elo kan yang tadi nyolek-nyolek gue pake pulpen!" Jawab Raka.
"Kaga ih!" Ucap Ardhan tetap pada pendiriannya. Pa Agus yang melihat itu menghembuskan nafas sambil menggeleng-geleng kepala.
"SUDAH!! RAKA CEPAT KELUAR!!" Mau tak mau Raka bangkit dan beranjak keluar untuk hormat pada tihang bendera.
Vote itu GRATIS lohhh!!!!
Jangan lupa Vote dan Follow alvirasalmah
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...