Tak lama kemudian mobil sport pun telah sampai di sebuah rumah sederhana yang biasa di tempati oleh Ardhan dan yang lainnya untuk bersantai-santai.
Ardhan pun turun dan di susul oleh Raya. Raya mengernyit bingung. "Ini rumah siapa?" Tanya Raya. Ardhan menoleh lalu tersenyum.
"Ini basecamp aku sama anak-anak" Raya hanya ber 'oh ria. Ardhan pun mengengam tangan Raya membuat sang empunya terkejut. Ardhan menarik tangan Raya dengan lembut dan memasuki rumah sederhana itu.
Terlihat teman-temannya sedang bercanda dan tertawa. Merek berhenti lalu menoleh ketika menyadari kehadiran Ardhan.
"Weyy udah nyampe lo?" Tanya Raka.
"Hm" jawab Ardhan dingin.
Kemudian Ardhan menoleh menatap sahabatnya yang kini sudah pindah, Vino. Vino dan kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Australia begitu pun sekolah Vino setelah kepergian Vira, adik Vino.
"Kapan lo balik?" Tanya Ardhan to the point. Vino tersenyum miring sambil menepuk-nepuk bahu Ardhan.
"Tadi pagi!" Jawab Vino dan Ardhan hanya mengangguk.
Vino melirik gadis di samping Ardhan. Ia mengernyit bingung siapa dia? pikirnya. Ardhan yang menyadari tatapn Vino pun terkekeh lalu berucap.
"Ini Raya istri gue!" Ujar Ardhan membuat Vino menganga tak percaya.
"Lo udah nikah?" Tanya Vino masih belum percaya. Ardhan mengangguk mengiyakan.
"Serius?" Tanya Vino lagi memastikan.
"Cerita nya panjang!" Ujar Ardhan. Vino pun hanya mengangguk paham.
"Bagus deh kalo gitu, jadi lo gak harus sedih terus setelah kepergian Vira!" Ucap Vino dan Ardhan tersenyum kikuk.
Raya saat mendengar nama Vira, ia ingin menanyakannya sama Ardhan namun ia urungkan karena melihat perubahan dari wajah Ardhan ketika Vino mengucap nama itu.
Mereka pun terhanyut dalam keasikan mereka hingga tak menyadari bahwa hari sudah mulai malam.
"Kaga mau pada pulang lo?" Tanya Samuel yang sudah bangkit dengan memakai jaket nya.
Seketika mereka melihat ke benda yang menentukan waktu di pergelangan tangan mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 itu tandanya sudah lama mereka berada di rumah sederhana itu.
"Iya ya gue lupa" ujar Raka cengengesan.
"Lo langsung balik?" Tanya Raihan kepada Samuel dan di balas gelengan oleh Samuel.
"Kemana lo?" Tanya Raka.
"Gue...gue.." ujar Samuel dengan wajah yang di buat gusar.
"Gue apa?" Tanya Raka lagi.
Samuel pun mendekat lalu membisikkan sesuatu kepada Raka, "Gue ada urusan dan lo pasti tau itu, jomblo diem aja di rumah sama guling oke?" Samuel pun menjauhkan wajahnya lalu terkekeh karena melihat Raka yang menatap nya dengan tatapan tajam.
"Sialan lo ngatain gue aja!" Kesal Raka.
Ardhan pun bangkit lalu memakai hoodie nya, ia meraih kunci mobil lalu mengengam tangan Raya.
"Gue balik duluan!" Ujar Ardhan lalu melangkahkan kakinya keluar bersama Raya yang terus di gengam tangannya oleh Ardhan.
"Gue harap si Ardhan bisa lupain ade gue" ucap Vino yang di angguki yang lainnya.
"Gue juga. Gue gak tega harus liat tuh anak jadi rapuh" sambung Samuel.
***
Di sepanjang jalan hanya keheningan yang menyelimuti sepasang suami istri. Ardhan yang tengah fokus mengemudi dan Raya yang diam melihat jalanan dari samping kaca.
"Mau makan apa?" Ujar Ardhan memecah keheningan. Raya menoleh lalu tersenyum.
"Nanti aja aku masak di rumah"
"Enggak!" Tolak Ardhan membuat Raya mengernyit bingung.
"Kenapa?" Tanya Raya.
"Kamu kan cape, kita makan diluar aja biar nyampe rumah kita langsung istirahat!" Ujar Ardhan. Raya yang mendengar itu tersenyum hangat. Ia senang Ardhan mulai perhatian terhadapnya. Mungkin Ardhan mulai menerima dirinya, pikir Raya.
Ardhan pun memberhentikan mobil nya di sebuah penjual nasi goreng pinggir jalan. Lalu ia menoleh ke samping.
"Kita makan disini ya?" Tanya Ardhan. Raya tersenyum lalu mengangguk mengaiyakan. Mereka pun turun dari mobil lalu melangkahkan kakinya ke pedagang nasi goreng tersebut.
"Biar aku aja kak yang pesen" ujar Raya dan Ardhan mengangguk lalu menempati tempat duduk untuk mereka makan.
"Bang nasi gorengnya dua ya" ujar Raya memesan kepada si penjual nasi goreng.
"Siap atuh neng, di tunggu" ujar penjual nasi goreng.
Raya pun duduk di samping Ardhan yang tengah sibuk memainkan ponsel nya sedangkan Raya hanya diam sambil menopang dagu.
Tak lama kemudian pesanan mereka pun datang, "mangga" ujar penjual tersebut seraya menyimpan dua porsi nasi goreng di atas meja.
Mereka pun mulai memakan makanannya tanpa ada yang membuka suara. Setelah beberapa menit, makanan pun telah habis, Ardhan bangkit untuk membayar makanannya.
"Ayo" Raya pun mengangguk lalu melangkah ke arah mobilnya terparkir.
Saat sudah berada dekat dengan mobil, Raya menyodorkan uang kepada Ardhan membuat sang empunya mengernyit.
"Apaan?" Tanya Ardhan bingung.
"Kan tadi kakak udah bayar nasi goreng nya jadi ini aku ganti uangnya" ujar Raya membuat Ardhan terkekeh lalu mengusap puncak kepala Raya.
"Gue kan suami lo, jadi gue harus nafkahin lo!!"
Blushh, Raya pun memalingkan wajahnya karena sudah di pastikan wajah nya memerah. Ucapan Ardhan barusan membuat dirinya jadi senyum-senyum sendiri. Ingin rasanya Raya melompat-lompat di tengah jalan jika tidak ada Ardhan.
Ardhan pun membukakan pintu mobil dan Raya masuk. Ia memutari mobilnya lalu masuk. Ardhan pun melajukan mobil sport nya membelah gelapnya ibu kota di malam hari.
"Kita kerumah mama dulu ya, bawa barang-barang kan sekarang tinggal di rumah bunda" Raya menengok lalu mengangguk.
***
Mobil sport milik Ardhan pun sudah memasuki pekarangan rumah mama nya. Ia turun lalu masuk kedalam rumah di ikuti Raya di sampingnya.
"Assalamualaikum" ujar mereka bersamaan.
"Waalaikumsalam, eh ada abang sama Raya" Ara tersenyum ketika melihat purta dan menantunya.
"Kalian udah makan?" Tanya Ara dan Ardhan mengangguk.
"Udah ko ma" jawab Raya sambil tersenyum.
"Ma, abang kesini mau bawa barang-barang abang. Sekarang abang tinggal di rumah bunda nya Raya soalnya bunda pindah ke Belanda lagi" ujar Ardhan dan Ara mengangguk paham.
Ardhan dan Raya pun menaiki tangga berjalan ke arah kamar Ardhan. Mereka mulai mengemaskan baju-baju, peralatan sekolah dan lainnya.
Setelah selesai Ardhan pun berpamitan kepada kedua orang tuanya. Dan langsung pergi membelah kembali jalanan ibu kota dan meninggalkan pekarangan rumahnya.
Vote itu GRATIS lohhh!!!
Jangan lupa vote dan follow alvirasalmah
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...