Setelah semua orang pulang, kini Raya hanya menatap gundukan tanah yang berada di hadapannya dengan tatapan kosong. Hatinya hancur seakan semua hanya lah mimpi baginya.
"Yahhh.." lirih Raya seraya mengusap batu nisan yang bertuliskan nama ayah nya.
"Bilang sama Raya kalo ini hanya mimpi yah. Bangunkan Raya dari mimpi ini. Raya gak sanggup yah" Raya terisak kembali.
Ardhan berjongkok di samping Raya dan mengelus pundak Raya. "Ikhlasin ayah, ayah sudah tenang di sana" ujar Ardhan menenangkan Raya.
"Ayah yang tenang ya yah disana. Raya sama bunda sedih kalo ayah pergi. Tapi Tuhan lebih sayang sama ayah makanya Tuhan mengambil ayah dari Raya dan bunda" ujar Raya yang terus meneteskan air matanya.
Tiara pun ikut berjongkok. Ia merasa kasihan dan ia tau bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang begitu sangat berarti.
"Lo harus sabar ya neng, lo jangan sedih. Kalo lo tetap sedih nanti bunda lo ikutan sedih" Raya mengangguk. Ia tidak boleh terpuruk dalam kesedihannya begitu lama karena ia memiliki sang Bunda yang harus ia jaga.
"Kita pulang ya?" Ujar Ardhan lembut seraya membantu Raya untuk bangkit. Namun sebelum Raya bangkit, Raya menatap batu nisan lalu mengecupnya.
"Raya pamit dulu yah" lirih Raya lalu pergi dari pemakaman.
"Ardhan pamit yah, Ardhan bakal jagain dan bahagiain Raya. Ayah yang tenang disana" ucap Ardhan lalu menyusul yang lainnya pergi dari pemakaman.
***
Setelah pulang dari pemakaman teman-teman Ardhan pamit pulang. Kini Haidar, Ara, Yurita, Ardhan dan Raya tengah berkumpul di kediaman rumah Reyhan.
"Sebenarnya ayah kamu sakit Ray" ujar Yurita memecah keheningan.
"Sa..sakit? Sakit apa bun?" Tanya Raya penasaran. Ardhan beserta mama papanya pun hanya dian karena mereka sudah tau yang sebenarnya.
Yurita menghela nafas sejenak lalu menghembuskannya dengan pelan sebelum menceritakan semuanya kepada putrinya.
"Jadii...."
Flashback on
"Ayah sakit" kata Reyhan, Yurita mengernyit kala mendengar ucapan suaminya.
"Sakit?" Reyhan mengangguk mengiyakan. Reyhan menghembuskan nafasnya pelan sebelum berucap kembali.
"Tapi bunda janji jangan sampai Raya tau kalo ayah sakit. Ayah gamau Raya sedih dan khawatir nantinya" Yurita mengangguk tanpa menjawab dan membiarkan suaminya melanjutkan ucapannya.
"Kemarin, ayah pergi ke dokter saat kepala ayah selalu pusing. Terus dokter bilang kalo ayah..." Reyhan menjeda ucapannya. Ia belum siap untuk memberi tau istrinya. Ia tidak mau kalau istrinya akan bersedih.
"Kalo ayah?" Tanya Yurita penasaran.
"Kalo ayah sakit kanker otak bahkan sudah stadium 4" jelas Reyhan. Yurita yang mendengarnya pun menutup mulup dengan tangannya lalu menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya.
"Kenapa ayah gak ngasih tau bunda?" Tanya Yurita yang sudah terisak.
"Ayah gak mau bunda sama Raya sedih dan khawatir sama keadaan ayah. Ayah cuma mau liat kalian bahagia" ujar Reyhan.
Flashback off
Seketika Raya langsung menangis, ia tak menyangka dengan kenyataan yang sebenarnya bahwa ayah nya selama ini sakit bahkan sangat parah.
Ardhan yang melihat Raya terus terisak pun membawa ke dalam dekapannya. Ia mengelus rambut Raya. Raya pun menangis sejadinya di dalam pelukan suaminya.
"Sebelum ayah pergi, ayah menitipkan surat ini untuk kamu sayang" Yurita memberikan sebuah surat dan Raya pun menerima nya. Ia menatap Ardhan yang di angguki oleh Ardhan.
Perlahan Raya membuka surat tersebut lalu membacanya.
Untuk Raya Maulina Audrey putri ayah
Jangan sedih ketika kamu mengetahui semuanya. Mungkin saat kamu membaca surat ini, ayah sudah tidak ada lagi bersama kamu dan bunda. Ayah sayang kalian. Ayah minta maaf karena telah menyembunyikan penyakit ayah ini. Ayah tidak mau memberi tau kamu karena ayah gamau kalo putri ayah jadi sedih.
Ayah sengaja menjodohkan kamu sama Ardhan karena ayah tau waktu ayah untuk hidup tidak akan lama lagi. Ayah mau melihat putri kecil ayah satu-satunya menikah di depan mata ayah. Ayah menjodohkan kamu dengan Ardhan karena ayah percaya kalo Ardhan adalah laki-laki yang pantas buat kamu. Ayah percaya dia bakal bahagiain kamu dan menjaga kamu sayang.
Ayah cuma mau berpesan, jaga bunda kamu selagi ayah tidak ada untuk kalian. Jadi lah istri yang baik untuk Ardhan. Nurut dan berbakti sama suami kamu ya sayang. Ayah bahagia kalo kamu bahagia. Ayah tidak pergi karena ayah selalu ada di hati Raya dan bunda jadi kalian jangan sedih ketika raga ayah sudah tidak ada di sisi kalian lagi. Selamat tinggal putri kecil ayah. Selamat tinggal bunda. Ayah sayang kalian berdua.
Salam Reyhan Audriel.
Raya pun menangis histeris saat membaca surat dari sang ayah sebelum pergi untuk selamanya.
"Ayah juga nitip ini buat kamu Ardhan" ujar Yurita seraya memberikan sebuah surat dan Ardhan menerimanya.
Ardhan membuka surat itu lalu membaca nya.
Untuk menantu ayah Ardhan Mahessa Radhitya
Terima kasih karena kamu sudah mau menikahi putri ayah saat usia kamu masih di bilang muda. Maaf jika ayah harus merebut masa remaja kamu yang seharusnya belum terikat dengan pernikahan. Tolong jaga Raya dan bahagiain dia. Karena ayah yakin dan percaya sama kamu. Jika Raya bahagia maka ayah pun akan ikut bahagia.
Ayah cuma berpesan sama kamu, jadilah suami yang bertanggung jawab. Jadilah pemimpin yang baik untuk rumah tangga kalian. Bimbing Raya jika Raya salah. Ayah percaya kalo kamu bisa. Ayah juga sayang Ardhan.
Salam Reyhan Audriel.
Setelah membaca surat itu Ardhan memejamkan matanya. Ia merasa bersalah karena sudah mengacuhkan Raya.
Ardhan menatap Raya di sampingnya lalu membawa ke dalam pelukannya. Ia mengecup pucuk kepala Raya dengan lembut. Ia berjanji bahwa ia akan memenuhi keinginan ayah Reyhan.
'Gue akan jaga lo Ray. Gue akan bahagiain lo dengan cara gue. Gue akan menerima semuanya kalo lo udah sah menjadi istri gue. Gue harap lo bakal selalu ada di samping gue selamanya sampai maut yang memisahkan. Maaf karena gue udah bersifat kasar sama lo kemarin. Maaf gue gak menjaga saat lo di bully sama Seli. Gue minta maaf Ray. Gue sayang sama lo' batin Ardhan mantap.
Vote itu GRATIS lohhhh!!!
Jangan lupa vote dan follow alvirasalmah
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...