Part 21

196 8 0
                                    

Hari ini, kelas 12 SMA Rajawali bebas. Karena Ujian Nasional telah berakhir. Hanya tinggal menunggu kelulusan yang akan berlangsung beberapa bulan kedepan.

Sudah tiga hari Raya yang belum di temukan sama sekali oleh mereka yang tengah mencari. Sudah dua hari pula untuk Ardhan yang terus bulak balik pulang pergi ke puncak. Namun, ia pulang tetap dengan tangan kosong.

Ardhan saat ini tengah berada di rooftop. Ia frustasi karena istrinya yang tiba-tiba menghilang. Ia merasa menjadi suami paling bodoh untuk menjaga istrinya.

Ardhan menatap lurus dengan tatapan kosong. Ia bingung harus melakukan apa lagi untuk mencari sang istri. Bahkan ia pun sudah melaporkannya kepada polisi untuk membantu mencari Raya. Tapi hasilnya nihil. Tidak ada satu orang pun yang tau keberadaan Raya. Raya hilang begitu saja bagai di telan bumi.

'Kamu dimana sih Ray? Aku mohon kamu pulang Ray. Aku kangen sama kamu' Batin Ardhan lirih. Ia mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Tak lama kemudian teman-teman Ardhan beserta Tiara pun menghapiri Ardhan dan duduk di pamping laki-laki itu. Mereka merasa iba. Bukan hanya Ardhan yang khawatir dengan Raya, tapi mereka semua pun ikut khawatir.

"Gue harus cari Raya kemana lagi?" Ujar Ardhan pelan. Ia hampir putus asa jika saja teman-temannya tidak berada di sampingnya untuk menguatkan dirinya.

"Gue yakin, Raya ketemu" ujar Raihan. Ardhan menghembuskan nafasnya dengan pelan.

"Nanti kita cari Raya lagi. Bahkan sampai ke ujung dunia pun kita cari!" Ujar Raka bijak. Mereka semua mengangguk setuju.

***

Seorang gadis berambut panjang tengah berjalan di sepanjang koridor. Ia berjalan dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya. Akhirnya ia bisa kembali lagi ke sekolah ini setelah beberapa hari dirinya tidak masuk.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju kelas. Setelah sampai di kelas, ia tidak melihat orang yang tengah ia cari.

'Mungkin lagi ke toilet' batin gadis itu. Gadis itu menghembuskan nafasnya dengan pelan laku melangkah masuk untuk duduk di bangkunya.

Ia memilih untuk memainkan ponselnya sambil menunggu orang yang di tunggu datang.

***

"Kita ke kelas yuk, bentar lagi bel!" Ajak Samuel dan mereka semua mengangguk mengiyakan.

Mereka pun bangkit lalu berjalan ke arah tangga dan menuruni anak tangga. Di sepanjang koridor hanya ada keheningan di antara mereka. Mereka sama-sama diam dengan pikirannya masing-masing.

"Yaudah aku masuk dulu ya kak"ujar Tiara kepada Samuel. Mereka sengaja ikut Samuel untuk mengantarkan Tiara ke kelasnya terlebih dahulu.

"Iya, belajar yang rajin!" Ucap Samuel mengacak-acak rambut Tiara.

Tiara pun mengangguk sambil tersenyum, "yaudah aku ke kelas dulu" pamit Samuel.

Mereka pun melangkahkan kakinya meninggalkan kelas Tiara berada. Tiara yang sudah melihat punggung mereka pun, ia membalikkan badannya dan mulai masuk.

Namun, saat di ambang pintung langkahnya terhenti. Ia berjalan dengan perlahan menuju bangkunya. Saat sudah duduk, Tiara menatap orang yang kini tengah duduk di sampingnya. Tiara belum membuka suara karena ia masih terkejut dan diam sambil menatap orang di sampingnya lekat-lekat.

"Ra..Raya?" Ujar Tiara pelan. Raya pun tersenyum lalu menganggukkan kepalannya.

Tanpa menunggu lama, Tiara langsung memeluk sahabatnya dengan erat. Air matanya pun turun mengalir di pipinya. Bukan air mata sedih melainkan air mata bahagia. Sahabatnya telah kembali dan berada di hadapannya sekarang.

"Hiks...lo kemana aja sih neng? Hiks" tanya Tiara di sela tangisnya.

Raya melerai pelukannya lalu tangannya terangkat untuk menghapus air mata sahabatnya.

"Udah jangan nangis. Cengeng banget sih lo!" Raya terkekeh. Sedangkan Tiara memanyunkan bibirnya.

"Lo kemana aja sih? Gue sama yang lain itu udah nyari lo tau gak!" Kesal Tiara sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Raya tertawa kecil ketika melihat sahabatnya seperti itu. "Gue ada" jawab Raya santai. Ya emang dirinya ada kan?

Tiara memutar bola matanya malas, "ya maksud gue lo pergi kemana? Kenapa lo ngilang?" Tanya Tiara.

Raya nampak berpikir sejenak sambil memegang dagunya, kemudian ia tersenyum lalu menghela nafasnya sebelum berucap.

"Gue ada. Tapi gue di Belanda!" Ujar Raya membuat Tiara yang mendengar menatapnya dengan tatapan cengo.

"Jadi selema ini lo di Belanda?" Raya mengangguk mengiyakan.

"Ko lo gak bilang sama kita semua dulu sih?"

Tiara menghembuskan nafasnya dengan pelan, lalu ia berucap.

"Jadi waktu itu, gue..."

Flashback on

"Siapa kamu sebenarnya?" Tanya Raya lagi.

"Lo mau tau siapa gue?" Tanya orang itu dan Raya mengangguk.

Orang itu pun mulai membuka kupluk yang menutupi kepalanya, lalu membuka masker yang menutupi wajahnya. Setelah semua terlepas, Raya membulatkan matanya terkejut bahkan ia menggeleng-geleng tak percaya. Ia tau dengan orang di hadapannya ini. Bukan hanya tau tapi ia juga kenal.

"Kenapa? Lo terkejut?" Ujar orang itu dengan seriangaiannya.

"Ka...kak Seli?" Orang berjubah hitam yang ternyata adalah Kak Seli kakak kelasnya pun mengangguk.

"Kakak kenapa lakuin ini sama aku?" Tanya Raya karena dirinya belum tau tujuan yang di inginkan kakak kelasnya itu.

Seli tersenyum miring, "GUE MAU LO JAUHIN ARDHAN!!" Bentak Seli.

Raya diam. Ia bingung harus bagaimana? Apakah ia harus menjauh dari Ardhan atau tidak? Apakah dirinya harus mengorbankan perasaannya hanya untuk perempuan licik seperti Seli?

"Tapi aku gak bisa kak" lirih Raya membuat Seli menatap nya dengan tatapan tajam.

"LO ITU GAK PANTES BUAT ARDHAN. CUMAN GUE YANG PANTES BUAT DIA!! LO HARUS NYA NGACAA DONG!" murka Seli.

"Gue kasih lo dua pilihan..." ujar Seli menjeda ucapannya. Raya hanya diam membiarkan kakak kelasnya itu untuk melanjutkan ucapannya.

"Pertama, lo milih pergi dari hidup Ardhan dengan cara gue nyingkirin lo untuk pergi selama-lamanya. Atau yang kedua, lo mau pergi sendiri?" Pilih Seli. Raya nampak berpikir sejenak. Ia harus mengambil keputusan yang mana? Jika dirinya mengambil pilihan pertama, itu artinya ia akan mati di tangan Seli. Dan jika dirinya mengambil pilihan kedua, ia bisa bebas dari Seli dan pergi menyusul bundanya di Belanda.

Raya menghela nafasnya lalu menghembuskannya dengan pelan, "Aku akan pergi sendiri!" Putus Raya membuat Seli tersenyum penuh kemenangan.

"Bagus kalo gitu, dan gue bisa dapetin Ardhan sepenuhnya" Seli tertawa jahat.

Flashback off

Tiara yang mendengar itu menganga tak percaya. Jadi Raya di sekap sama kakak kelasnya?

"Gituu" ujar Raya setelah menceritakan semuanya.

"Jadi lo langsung pergi ke Belanda buat nyusul Bunda lo?" Tanya Tiara yang di angguki oleh Raya.

"Terus kalo kak Seli liat lo lagi gimana? Dia pasti marah kan sama lo" ujar Tiara mulai panik. Raya tertawa terbahak-bahak membuat Tiara menatapnya heran.

"Tenang aja kali!"

Vote itu GRATIS lohhhh!!!!
Jangan lupa vote dan follow alvirasalmah

RayArdhan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang