Bel bertanda istirahat pun sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Namun Raya dan Tiara masih berdiam diri di kelas dan belum menuju kantin seperti yang lainnya.
"Neng ayo atuh kantin" bujuk Tiara karena sedari tadi Raya hanya menggeleng kecil.
"Lo aja gue gak laper"
Tiara menghembuskan nafasnya pelan. Namun bukan Tiara namanya kalo tidak memaksa Raya.
"Gak mau gue. Pokonya lo sama gue ke kantin. Titik!" Kekeuh Tiara seraya menarik tangan Raya. Raya pun pasrah jika sahabatnya ini sudah bersikeras dengan keinginannya.
Raya pun mengikuti kemana langkah Tiara menyeretnya. Tiara menyeret Raya memasuki kantin. Kantin saat ini lumayan ramai.
Namun, langkah Raya terhenti saat di ambang pintu kantin. Tiara pun sama ikut berhenti karena melihat Raya yang berhenti. Hatinya sesak ketika melihat pemandangan yang tidak pernah ia inginkan. Pemandangan dimana Ardhan menemani Laura untuk makan dengan obrolan yang membuat mereka tertawa. Raya tersenyum kikuk melihatnya.
Tiara mengernyit ketika melihat wajah Raya yang sendu. Ia pun mengikuti arah pandang Raya. Mata Tiara membulat sempurna ketika melihat Ardhan yang notabennya adalah suami dari sahabatnya tengah berduaan dengan cewek lain!
Tangan Tiara sudah mengepal kuat. Jadi ini alasan Ardhan membuat Raya sedih. Tiara tak terima jika temannya di perlakukan seperti ini.
"Cowok brengsek!!" Geram Tiara membuat Raya menoleh sebentar lalu menatap kembali ke dua orang yang tengah becanda.
"Awas aja ya!!" Kesal Tiara. Saat Tiara akan melangkah menghampiri Ardhan, namun tangannya di cekal oleh Raya yang menggeleng kecil.
"Jangan. Udah biarin aja"
"Tap-"
"Udah biarin. Sekarang kita pergi dari sini" Tiara pun mengangguk menuruti kemauan Raya. Karena ia juga tidak tega jika Raya harus melihat pemandangan tadi.
Mereka pun membalikkan badannya lalu melangkah keluar. Tanpa mereka sadari Samuel, Raka dan Raihan yang menyadari kehandiran Raya dan Tiara pun hanya bisa diam dan melihat semuanya.
Mereka merasa kasihan kepada Raya yang harus makan hati.
"Gue gak tega jadinya!" Lirih Raka yang di angguki mereka semua.
***
Air mata Raya pun terus mengalir dengan deras seolah tidak bisa berhenti. Tiara yang tidak bisa melakukan apapun hanya dapat mengusap-usap punggung sahabatnya untuk menenangkannya.
"Neng udah atuh jangan nangis" lirih Tiara. Ia merasa tidak terima dengan perlakuan cowok brengsek terhadap sahabatnya.
"Kak Ardhan udah berubah Ra. Dia bukan kak Ardhan yang dulu Ra. Gue sendiri bingung kesalahan gue apa sampai buat kak Ardhan berubah kaya gini?" Ujar Raya frustasi di sela tangisannya.
Raya mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Kemudian ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis histeris.
Tiara yang sudah di puncak kemarahannya pun bangkit. Ia bergegas mencari keberadaan Ardhan. Bahkan Raya sendiri pun tidak menyadari bahwa dirinya sudah pergi.
Dengan langkah yang di percepat, Tiara ingin sekali mencakar-cakar wajah Ardhan saat ini. Nafasnya yang memburu, hati nya yang sakit ketika melihat sahabatnya harus seperti ini.
Tepat saat itu Tiara menemukan Ardhan yang masih berada di kantin berdua dengan cewek itu. Tanpa menunggu lama lagi, Tiara langsung menghampiri dan menggebrak meja yang Ardhan duduki.
Brak
"Lo jadi cowok punya perasaan gak sih?" Amarah Tiara yang sudah memuncak.
Ardhan mengernyit lalu bangkit dari duduknya. "Maksud lo apaan?" Tanya Ardhan wajah tanpa dosanya.
Tiara menganga tak percaya dengan jawaban yang di lontarkan Ardhan. Ia pun mencengkram kerah laki-laki itu dengan kuat.
Di sisi lain, teman-teman Ardhan terkejut dengan apa yang Tiara lakukan.
"ASAL LO TAU YA. RAYA HANCUR KARENA LO KAYA GINI!! LO LEBIH MEMILIH CEWEK YANG BARU AJA LO KENAL DAN MEMBIARKAN RAYA GITU AJA HAH??!!!" Murka Tiara tepat di depan wajah Ardhan. Namun laki-laki itu biasa saja seolah tak terjadi apa-apa.
"DASAR COWOK BRENGSEK LO!!" Tiara menghempaskan cengkramannya dengan kasar. Lalu ia menatap tajam ke arah cewek yang berada di samping Ardhan.
"Dan buat lo!" Tunjuk Tiara kepada Laura.
"Lo sebagai cewek harus nya lo ngerti. Gimana sakitnya kalo lo berada di posisi Raya sekarang. MIKIR!!" Laura menundukkan kepalanya karena bentakan dari Tiara.
Sedangkan di meja yang berbeda. Samuel hanya menatap kekasihnya dari jauh. Ia pun terkejut ternyata Tiara menyeramkan kalo lagi marah. Pikirnya.
"Nah kan sepupu gue jadi kena amukan pacar lo Sam" gumam Raka yang masih bisa di dengar oleh Samuel.
Kembali ke meja Ardhan.
"CUKUP!" Teriak Ardhan karena sudah jengah mendengar omongan dari Tiara.
Tiara menoleh lalu tersenyum sinis. "Kenapa? Lo lebih bela dia dari pada Raya yang saat ini hatinya hancur? Dan itu semua GARA GARA LO!!" Bentak Tiara di akhir ucapannya. Setelah itu Tiara langsung melenggang pergi keluar kantin dengan emosi yang memuncak.
Saat punggung Tiara sudah tidak terlihat lagi, teman-teman Ardhan pun menghampiri meja Ardhan dan Laura.
"Maaf ya" ujar Ardhan merasa tidak enak kepada Laura.
"Gilaa tuh si Tiara serem juga ternyata" celetuk Raka yang membuat tatapan tajam dari pacarnya, siapa lagi kalo bukan Samuel.
"Lo masih mau lanjutin ini Ar?" Tanya Samuel yang di angguki Ardhan.
"Tinggal menghitung hari" ujar Ardhan dan mereka semua mengangguk.
"Dan buat lo Laura. Lo yang baru pindah udah langsung gue bawa-bawa dalam hal ini. Gue minta maaf ya" sambung Ardhan.
Laura tertawa kecil lalu mengangguk, "santai aja kali. Lagian tadi gue sengaja di buat sesedih mungkin. Bagus kan akting gue?" Bangga Laura dan yang lain hanya memutar bola matanya malas.
"Tadi nya sih gue kasihan sama lo karena di bentak sama Tiara. Tapi kaga jadi dah gue kasihannya" sahut Raka dengan santai.
"Lah bisa gitu ya? Ada acara kasihan kaga jadi?" Tanya Raihan dan mereka semua tertawa terbahak-bahak.
***
Bel pulang pun sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu. Namun Raya masih berada di kelas karena harus melaksanakan piket. Dan Tiara, dia sudah pulang duluan dengan Samuel.
Dirasa sudah siap, Raya pun menggendong tas nya lalu keluar menuju gerbang. Di sepanjang koridor, Raya hanya diam dengan tatapan kosong.
Raya terus berjalan menuju halte yang tak terlalu jauh dari sekolahnya. Saat Raya tengah menunggu angkutan umum, tak sengaja ia melihat mobil Ardhan suaminya melintas melewatinya begitu saja. Hati nya merasa hancur bukan karena Ardhan melewati nya begitu saja, tapi karena di dalam mobil itu pun Raya melihat Laura di kursi penumpangnya.
Raya tersenyum kikuk lalu memilih untuk pulang dengan berjalan kaki.
Vote itu GRATIS lohhhh!!!
Jangan lupa vote dan follow alvirasalmah
KAMU SEDANG MEMBACA
RayArdhan [Completed]
Teen Fiction[Sequel DhaVira] Sebuah takdir memang misterius. Tak ada yang tau dan tak ada yang bisa di perkirakan. Seperti kepergian orang yang di sayang apalagi cinta adalah hal yang tak terduga bahkan tak di inginkan, hingga orang itu pergi untuk selamanya. S...