Part 8

240 11 0
                                    

Hanya membutuhkan waktu 20 menit mobil Ardhan pun sudah hampir sampai di gerbang sekolah, namun ia memberhentikan mobilnya di halte yang jaraknya tidak lumayan jauh dari sekolah.

Raya mengernyit heran karena tiba-tiba berhenti di halte. Ardhan menoleh ke samping dengan wajah datar nya.

"Turun!" Raya membulatkan matanya.

"Hah?" Tanya Raya memastikan takut pendengarannya bermasalah.

"Turun!!" Ujar Ardhan dengan volume suara yang sedikit di naikkan.

"Kan sekolah nya di depan" heran Raya. Ardhan mengacak rambutnya kasar lalu menatap Raya dengan tatapan tajam.

"Gue gak mau banyak yang liat kalo lo bareng sama gue! Apalagi sampai orang tau kalo gue udah nikah sama lo!" Ucap Ardhan penuh penekanan.

Raya berusaha membendung air mata nya agar tidak lolos di hadapan Ardhan. Ia pun segera turun dan mobil Ardhan langsung melenggang pergi.

Raya sudah tidak bisa membendung air mata nya pun langsung menangis dalam diam. Ia tidak menyangka jika ia akan di sakiti oleh cowok yang berstatus suaminya.

Raya pun berjalan kaki dari halte ke sekolah. Ia menghapus air matanya agar matanya tidak terlihat sembab.

Raya pun duduk di bangkunya ketika sudah berada di kelas, ia heran karena Tiara belum juga sampai. Kemana anak itu? Pikirnya.

Tak lama kemudian Tiara pun datang dan duduk di samping Raya.

"Tumben lo kesiangan?" Tanya Raya karena gak biasanya Tiara datang siang. Tiara hanya cengengesan.

"Hehe gue kesiangan bangunnya" ujar Tiara dan Raya pun memutar bola matanya malas.

"Btw gimana nih yang udah nikah?" Tanya Tiara sembari berbisik karena takut jika ada yang mendengar.

"Ya biasa aja" kata Raya tersenyum kikuk.

"Gimana kak Ardhan? Udah suka sama lo?" Tanya Tiara penasaran.

"Gak tau tapi kayanya enggak deh" lirih Raya mengingat bagaimana perlakuan Ardhan terhadap nya.

"Sabar. Nanti juga kak Ardhan nerima lo ko!" Ujar Tiara memberi kekuatan agar sahabatnya ini tetap kuat. Raya hanya mengangguk mengiyakan.

"Jadi lo belum gitu?" Tanya Tiara, Raya mengernyit bingung.

"Maksudnya?" Tanya Raya tidak mengerti apa maksud Tiara.

Tiara menghembuskan nafasnya kasar lalu mendekatkan wajah nya ke telinga Raya. "Udah bikin dede bayi belum" bisik Tiara terkekeh.

Pletak...

Raya yang mendengar itu langsung menjitak kepala Tiara membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Kalo ngomong di jaga!" Geram Raya sedangkan Tiara hanya menampilkan cengirannya.

Mereka yang tengah asik berbincang pun harus terpotong karena guru yang mengajar pun sudah masuk membuat semuanya langsung terdiam.

***

Disisi lain, kelas Ardhan dkk tengah free karena semua guru kelas 12 harus rapat untuk persiapan ujian yang akan di lakukan bulan depan.

"Mabar kuy" ajak Raka.

"Gow lah pokona mah" sambung Raihan karena memang bermain game merupakan hobi nya.

Raka dan Raihan pun mengeluarkan ponselnya masing-masing dan memiringkan ponselnya. Berbeda dengan Samuel dan Ardhan yang tengah diam dengan pikirannya masing-masing.

"Ar" panggil Samuel yang di panggil pun menoleh.

"Apa?"

"Lo udah mulai bisa menerima Raya kan?" Tanya Samuel sedangkan Ardhan mengangkat kedua bahunya acuh.

"Lo harus bisa buat nerima dia Ar" sambung Samuel. Ardhan menghela nafas sebelum berucap.

"Lo tau sendiri kan kalo gue belum bisa lupain Vira? Gue sayang sama dia Sam, gue juga ngerasa Vira masih ada di dunia ini Sam, bahkan gue gak sampai kepikiran kalo gue harus terima perjodohan ini sama Raya" Samuel menggeleng heran, sahabatnya ini memang susah di bilangin.

"Gue tau lo masih sayang sama Vira. Bukan berarti lo harus lupain dia! Lo hanya perlu mengikhlaskan karena sampai kapan pun Vira gak bakal kembali Ar, dia udah tenang di sana. Dan lo di sini harus mencoba menerima Raya di sisi lo!" Ujar Samuel panjang lebar. Ardhan nampak berfikir dengan ucapan Samuel. Ucapan Samuel memang ada benarnya, sampai kapan pun ia tidak bisa bersama kembali dengan Viranya dan ia harus mulai menerima kehadiran Raya.

"Tapi susah Sam susah!!" Geram Ardhan mengacak rambutnya frustasi.

Samuel menghembuskan nafasnya pelan lalu menepuk pundah sahabatnya. "Gue tau itu pasti susah, tapi setidaknya jaga sikap lo dan mulai terima kehadiran Raya di sisi lo!" Ardhan menghembuskan nafasnya lalu mengangguk lemah.

"Gue bakal coba" lirih Ardhan.

"Gue yakin lo pasti bisa bro" ujar Samuel memberi semangat.

"Hm"

***

Kring kring...

Bel bertanda istirahat berbunyi. Ardhan dkk pun sudah berdiam diri di kantin.

"Ar ada acara traktir kita gak?" Tanya Raka menaik turunkan alisnya. Ardhan menoleh dengan ekspresi datar.

"Ngapain?" Tanya Ardhan.

"Ya kan lo udah nikah" bisik Raka di telinga Ardhan.

"Kan nikah bukan pacaran" jawab Ardhan dengan santai. Raka mendengus kesal.

"Kan sama aja yaela. Jadi traktir ya? Yayaya?" Ucap Raka memasang wajah puppy eyes nya. Ardhan yang melihat itu bergidik ngeri.

"Terserah!" Jawab Ardhan membuat wajah Raka langsung berbinar.

"Yess!" Raka pun langsung menarik kerah Raihan menuju salah satu stand makanan yang ada di kantin tersebut.

Ardhan pun memainkan ponselnya, sedangkan Samuel celingak celinguk mencari keberadaan seseorang. Tak lama kemudian orang yang tengah ia cari pun ketemu. Samuel melambaikan tangannya meminta Tiara mendekat. Tiara dan Raya mendekati meja yang Samuel tempati.

"Kenapa beb?" Tanya Tiara ketika sudah berada di hadapan pacarnya.

"Duduk sini aja bareng kita" ujar Samuel, Tiara menatap Raya yang hanya diam sembari menundukkan kepalanya lalu menatap kembali ke Samuel.

"Sama Raya juga kan?" Tanya Tiara dan Samuel mengangguk mengiyakan.

"Neng duduk disini aja mau?" Tanya Tiara, Raya mendongkakkan kepalanya tersenyum lalu menggeleng kecil.

"Lo aja, gue duduk di sana" ujar Raya karena ia sudah tau jika Ardhan tak mengharapkan kehadirannya.

"Yaudah gue juga sama lo aja deh" ucap Tiara dan Raya menggeleng cepat.

"Jangan, lo kan udah di ajak sama kak Sam jadi lo disini aja!" Kekeuh Raya karena ia juga tidak mau menjadi penghalang ketika orang lain akan pacaran.

"Terus lo gimana neng?" Tanya Tiara merasa tidak enak. Masa iya sahabatnya makan sendiri? Pikirnya.

Raya tersenyum, "gapapa gue sendiri aja. Yaudah ya gue kesana" Raya pun melangkahkan kakinya menuju meja lain.

Samuel yang melihat itu pun hanya diam, ia merasa iba melihat Raya yang selalu di acuhkan oleh Ardhan. Tiara pun duduk di samping Samuel, pacarnya.

Raka dan Raihan baru saja datang dengan beberapa makanan yang mereka bawa. Mereka mengernyit ketika Tiara berada satu meja dengan mereka tetapi melihat Raya berbeda meja. Sendiri pula.

"Kamu mau pesen apa beb?" Tanya Samuel seraya mengelus rambut Tiara. Tiara memegang dagunya selayaknya berpikir.

"Baso tahu aja ya" Samuel mengangguk lalu pergi untuk memesan baso tahu pesanan pacarnya.

Vote itu GRATIS lohhh!!!
Jangan lupa vote dan follow alvirasalmah

RayArdhan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang