Chapter 2

7.3K 916 156
                                    

Pagi sudah hampir separuh jalan terlewati. Namun Win masih tak bergeming dari posisi rebahannya di atas kasur. Scroll up scroll down hape sampai layarnya lusuh.

"Bangun deh kak, bantuin mama nyapu kek, ngepel kek. Ngga pusing apa kamu rebahan mulu?" Omelan mamanya mulai terdengar saat si mama masuk dan langsung membuka lebar jendela kamar sulungnya membuat kamar yang tadinya remang menjadi begitu terang.

"Nanti deh ma. Masih ngantuk." Selimut kembali ditarik menutup sampai kepala.

Dome hanya menggelengkan kepala pasrah. "Bantuin adeknya tuh ngerjain tugas." Celetuk Dome.

Win masih tak bereaksi.

"Nanti kirimin sekalian ke pak Bright. Mama mau nyetrika dulu, kak cucian mama banyak." Dengar nama 'pak Bright' langsung saja remaja tinggi itu membuka selimutnya dan melesat cepat ke kamar mandi.

"Win cuci muka sama gosok gigi dulu, ma."

"Ck, dasar. Masa kudu dipancing dulu."






....



Selesai cuci muka, Win sudah tak menemukan sosok mamanya di dalam kamar. Paling juga sedang menyetrika.

Langkahnya langsung dibawa ke ruang keluarga mencari keberadaan si adik kesayangan.

"Dek.." panggil Win melihat Sky yang fokus menatap televisi di depannya.

"Apa sih kak? Ganggu deh.." keluh Sky karena sekarang Win sedang menoel-noel pipi chubby-nya.

"Kata mama suruh ngerjain tugas. Udah belum?"

"Nanti aja deh, ini lagi seru." Fokus Sky tak beralih dari layar di depannya.

Mata Win menyipit. Seru apanya kalau yang ditonton juga Upin Ipin yang sudah ratusan kali diulang bahkan sampai bosan.

"Kerjain sekarang apa kakak laporin pak guru kalo adek nakal di rumah?" Ancam Win.

"Bilang aja, kaya kakak tau pak guru aja." Jawab adiknya remeh.

"Tau lah, pak Bright kan? Nih nomernya nih. Kakak telfonin ya?" Ujar Win sambil menunjukkan nomor kontak Bright di hape mamanya yang kebetulan nganggur di atas meja.

Melihat foto Bright yang terpampang, nyali Sky jadi mendadak ciut. "Iya deh.. bentar ambil bukunya dulu."

"Ya, cepetan sana." Win mulai membuka grup whatsapp wali murid kelas 2 mencari soal terbaru yang dikirim Bright hari ini.

"Buku Tema 7. Baca halaman 145 sampai 146. Kerjakan halaman 147." Gumam Win membaca soal yang tertera.

Brakk

Sky meletakkan kasar buku paketnya di hadapan sang kakak. Langsung saja Win sambar dan cari bacaan yang dimaksud.

"Nah, ni dek. Baca dulu yang ini tentang hewan peliharaan. Nanti dikasih tau lagi."

Sky memandang nelangsa. Bacaannya banyak. "Bacain aja kak. Nanti adek dengerin deh.."

"Nggak ada nggak ada. Baca sendiri biar lancar bacanya." Tolak Win.

Sky berkedip lucu. "Mamaaaaa kakaknya nggak mau ngajarin adeeeek.." mulai berteriak mengadu.

"Eh, ssttt nggak usah teriak." Win takut kena omel.

"Kaaaak, bantuin adeknya. Jangan digangguin terus. Mama lagi repot." Nah, kan..

Sky menyeringai. "Makanya bacain."

"Ish.. iya, iya." Menyerah juga si kakak.

Akhirnya dengan ogah-ogahan Win membacakan bacaan untuk adiknya. Meskipun tak sepenuhnya didengarkan oleh Sky. Upin Ipin lebih menarik.

Selesai dengan bacaan yang dimaksud Win beralih ke soal di halaman berikutnya. "Kerjain yang ini dek. Kamu liat jawabannya dari bacaan yang tadi ya."

"Ngerjainnya dimana?"

"Di buku lah."

"Nggak di kertas lagi? Biasanya kan difoto terus kirim ke pak Bright."

"Eh, gitu ya?"

"Iya."

"Coba kakak tanyain pak Bright dulu deh." Putus Win.

Kesempatan bagus weh -batin Win penuh semangat

Dengan cepat dia menelfon nomor Bright lewat handphone mamanya. Kenapa tak pakai pesan saja? Balasnya pasti lama, pikir Win.

Tuuut tuuut

'Halo..' suaranya berat, sexy, bikin gerah kalo kata Win mah.

"Emm halo pak."

'Ada apa ya mamanya Sky?' tanya Bright sopan.

"Eemm ini kakaknya, pak. Bukan mamanya."

'Oh, pinky boy ya?' Kali ini diakhiri dengan kekehan.

Win mendengus kesal dikatai pinky boy. "Win pak, nama saya Win bukan pinky boy."

'Iya maksud saya Win, ada apa ya?'

Sky sudah memandang kakaknya malas. Sorot matanya seolah berkata 'cepetan, bego' agar tugasnya juga cepat selesai. Mau lanjut nonton Upin Ipin.

"Mau tanya, Pak. Untuk soal yang hari ini nanti ditulis jawabannya di mana ya?"

'Di kertas dong..' jawab Bright enteng.

Win berdecak. "Iya tau di kertas. Maksudnya kertas buku, kertas HVS, kertas folio apa kertas minyak?" Kesel kayaknya si Win.

'Oh.. di kertas buku saja tidak apa-apa. Nanti kalau selesai hasilnya difotokan ya, dikirim WA pribadi ke nomor saya.'

"Iya, pak. Nanti dikirim. Sekalian mau usul boleh nggak pak?"

'Usul apa ya kakaknya Sky?'

Win menyeringai lagi. "Mama saya tuh jarang punya kuota, pak. Jadi jarang baca grup. Gimana kalo soalnya Sky dikirimnya ke nomor saya aja?"

'Nomor kamu mau dimasukkin ke grup juga?'

"Ya nggak pak, ngapain ikut grup walmur orang isinya gosipan semua."

'Terus maksudnya?'

"Nanti bapak kirim pribadi ke nomor saya aja, bisa nggak pak? Dari pada Sky ketinggalan pelajaran, kan? Kasihan lho pak.." Suaranya dibuat semengenaskan mungkin.

Beberapa detik terdengar gumaman Bright, sepertinya sesang berpikir.

"Emang bapak mau ada muridnya yang nggak naik kelas gara-gara ketinggalan pelajaran?" Pancing Win lagi.

'Emmm.. iya deh nanti saya kirimnya langsung ke kamu aja. Tapi nomor kamu?'

Win tanpa sadar bersorak tanpa suara. Makin menimbulkan tatapan bingung dari si adik tercinta yang sudah dijadikan alasannya mendekati Bright.

"Ok nanti saya liat nomor bapak di hape mama."

'Oh, iya. Kirim saja langsung. Masih ada yang mau ditanyakan?'

"Oh, nggak pak. Ini udah kok. Sibuk ya pak?" Win mulai kepo.

'Iya. Saya sedang merekap tugas anak-anak hari kemarin. Kalau begitu saya tutup ya.' Ijin Bright. Padahal tadi yang menelfon kan Win.

"Iya pak. Makasih banyak pak."

Tuuut.. tuuuut..

Setelah sambungan terputus, Win langsung melangkah cepat ke kamarnya.

"Mau kemana, kak? Ini kan tugasnya belum selesai?" Tanya Sky.

Win menoleh. "Mau ambil hape. Mau WA pak Bright dulu. Tugasnya nanti malem aja lah kamu kerjain sama papa. Ok?"

"Dih, papa nulis aja nggak bisa kebaca tulisannya. Apalagi suruh bantuin? Ngacak-acak malah yang ada." Dumel Sky yang terpaksa mengerjakan tugas sendiri.









Bersambung...








Vote comment jan lupa !!

Sorry for typo and thankyou 😉

Study from Home (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang