Chapter 5

5.3K 778 241
                                    

Gunting, cutter, pensil, lem dan setumpuk kardus sudah teronggok sempurna di hadapan Win dan Sky yang duduk beralas karpet. Keduanya mulai berpikir hendak diapakan benda-benda tersebut.

"Udah kepikiran mau bikin apa, dek?" Tanya Win.

Sky memandang ke langit-langit. Menaruh jarinya di dagu pose berpikir. "Mmm.. belum."

"Yahhh.. ini kan tugas kamu, masa kakak juga yang harus mikirin?" Kesal Win.

"Ck. Katanya udah mau lulus SMA masa mikir ginian doang nggak bisa?" Balas adiknya.

"Heh kata siapa mau lulus? Udah lulus ya, kemaren udah pengumuman kok."

"Hillih, lulus jalur corona aja bangga." Papanya yang baru datang dengan setoples rice crispy (rengginang) ikut berkomentar.

"Bodo amat yang penting lulus." Win membalas sewot.

"Pa, kasih ide dong ini kerdusnya mau dibikin apa?" Pinta Sky.

"Emang punya temenmu yang lain dibikin apa?"

"Yang udah kirim gambar di grup sih ada yang dibikin mobil-mobilan, rumah-rumahan, kereta-keretaan, sama kompor-komporan gitu pa." Jelas Win.

"Bikin yang anti mainstream dong.." Pavel.

"Apa?" Sky.

"Kandang burung." Usul papanya.

"Hah??" Sky dan Win berteriak barengan.

"Iya, kandang burung. Biar ada fungsinya dong, nggak buat main doang."

Tiba-tiba mamanya datang dari arah dapur.

"Heh apa nih siang-siang kok pada ngomongin burung?" Tanya Dome.

"Enggak yang.."

"Burungnya papa pengen masuk kandang katanya, ma." Jawab Win memotong ucapan papanya.

"Hah??" Dome menganga bingung. Ambigu banget ucapan anaknya.

Plak..

"Aduh, kok aku dikeplak pa?"

"Kita lagi ngerancang tugasnya Sky kok, yang." Jawab Pavel sambil cengar-cengir pada istrinya.

"Oh.. Win tolongin mama dong." Dome memandang si sulung.

"Apa? Angkatin jemuran?" Tebak Win.

"Bukan. Anterin makanan ya nanti sore ke tempat pak Bright."

"Dih, tumben amat?" Komentar Win.

"Kamu kok perhatian amat sama gurunya adek, yang?" Suaminya malah mendengus tak suka.

"Ck. Demi nilai adek ini tuh. Masa kemaren mamanya Ken cerita abis ngasih lapis legit ke tempat pak Bright. Mamanya Nirin juga katanya abis ngirim ayam geprek dua hari lalu. Mama nggak mau kalah dong." Jelas Dome panjang lebar.

"Ohh.. nggak mau kalah saing toh. Yaudah papa aja sih ma yang nganter." Pavel mengusulkan.

Win langsung menyela. "Eh, nggak usah pa. Papa istirahat aja di rumah. Tadi abis meeting online kan? Biar kakak aja ya yang ke rumah pak Bright?"

"Yaudah deh. Bawa mobil aja kak udah bener tuh." Suruh Pavel.

Win berpikir sejenak. "Nggak deh, pa. Pake ojek aja."

"Lah, tumbenan nolak mobil?"

"Ngirit bensin."

Padahal mah biar dianterin pulang lagi sama mas bule. Kali ini mumpung nggak ada kerdus di antara kami hihihi -batin Win sambil senyum-senyum nggak jelas




Study from Home (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang