"Pak, boleh tanya?" Suara Win terdengar mencicit.
"Boleh. Tanya apa?" Jawab Bright kalem.
Win memainkan jemarinya di atas pangkuan. Tak peduli keringat sudah semakin membuatnya licin, yang penting gugup Win tersalurkan.
"Bapak... emm.. bapak.. udah sunat?"
"Hah??" Wajah melongo Bright muncul mendengar pertanyaan Win. Untung dengan cepat dapat dikuasainya dengan berdehem ringan.
"Maksud kamu, Win?" Tanya Bright.
"Emm.. ya acara ini.. emm.. gini pak.." Win begitu gugup.
"Gini gimana? Acara ini kenapa emang?"
Win sedikit menggeser duduknya tanda semakin gelisah. "Ya acara ini.... emm.. bukan acara sunatan bapak kan?" Kalimat terakhir dengan suara lirih. Untung pendengaran Bright masih bisa menjangkau.
Terdengar suara tawa Bright yang mengundang tatapan penuh tanya dari Win.
Pak Bright nggak gila kan? -batin Win menatap aneh
"Saya udah sunat dari kelas empat SD kok, Win. Tenang, udah siap nikah."
Nyambungnya apa? -batin Win lagi
"Terus ini acara apa dong? Jangan bilang bapak mau...." Perkataannya dibiarkan menggantung di udara.
"Saya mau syukuran."
"Hah? Syukuran?"
"Iya. Ini kan acara syukuran saya udah diangkat jadi PNS. Sebenernya mau diadain dari empat bulan lalu sepulang saya prajabatan, tapi kan kita lagi pandemi gini nggak boleh kumpul-kumpul. Jadi sekarang mumpung udah new normal ya diadainnya sekarang aja." Jelas Bright panjang kali lebar kali tinggi.
Reaksi Win? "Ooooooh.. kirain acara apaan?"
"Loh emang kamu belum tau? Undangannya nggak dibaca?"
"Ehh tau kok pak, tau. Cuma lupa aja. Otak saya lagi penuh sama pelajaran jadi suka nggak inget." Kilah Win. Mau jaga image ceritanya.
"Soal yang mau saya omongin..." Ucap Bright lagi.
"Apaan pak?"
"Tunggu sebentar, saya nanti balik lagi."
Belum juga Win menjawab, Bright sudah masuk ke dalam meninggalkan Win yang mengerutkan kening penuh pertanyaan.
....
Pavel, Dome dan si kecil Sky duduk bersebelahan di kursi plastik yang tertata di halaman belakang rumah Bright. Sepasang suami istri itu tengah menikmati cendol sambil mengobrol ringan.
"Yang itu bapak-ibunya pak Bright ya ma?" Bisik Pavel pada Dome.
Dome mengalihkan pandangan pada pasangan yang nampak tengah sibuk menerima tamu. "Iya kayaknya. Istrinya mukanya kayak ada bule-bulenya, kayak pak Bright. Kenapa?"
"Ya nggak apa-apa sih, cuma perbandingan suami sama istrinya kayak om-om dapet daun muda nggak sih? Mana muka-muka istrinya kayak anak gank motor lagi." Pavel mulai ghibah.
Dome kembali memandangi objek yang dimaksud Pavel dengan lebih teliti. "Ck. Itu bukan om-om namanya, tapi kayak sugar daddy. Sekelas Christian Grey dia mah, pa." Celetuk Dome.
"Busset, kamu masih sering rewatch film itu ma?"
"Masih, lah. Siapa tau kita butuh referensi gaya kan?"
Pavel menyeringai. Bibirnya makin didekatkan ke telinga Dome dan berbisik pelan. "Nanti malem kita nonton Fifty Shades Freed, kamu perhatiin gayanya Anastasia Steele. Bubar itu kita langsung praktek. Gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Study from Home (BrightWin)
Fanfiction*Season 2 disini yaaa ;) ... "Sayuuuur ..." "Kak, mama mau ngejar tukang sayur dulu, kamu dengerin apa kata pak gurunya adek ya.." "Lah, kok aku?" "Pak, lanjut sama kakaknya Sky ya, saya tinggal dulu.." "Ok jadi.." "Lho, mas bule?" "Eh, pinky boy?" ...