Chapter 1

12.2K 1.1K 147
                                    

Pandemi virus corona (covid-19) yang tengah melanda dunia telah mengganggu berbagai sektor lini kehidupan. Tak terkecuali ranah pendidikan.

Tak cukup hanya sekedar social distancing, physical distancing juga sudah mulai dilaksanakan di berbagai daerah. Dampaknya mulai dari para siswa yang harus belajar di rumah sampai keputusan besar penghapusan ujian nasional yang menghasilkan sorai dari para siswa kelas VI,  IX dan XII.

Termasuk Win, siswa kelas XII IPA yang sangat amat berterimakasih pada pemerintah yang telah memberinya kelulusan secara cuma-cuma melalui jalur corona ini. Berlebihan? Sepertinya tidak. Win hanya terlalu jujur.

Pemuda bergigi kelinci itu kini bahkan tengah bersenang-senang dengan aplikasi tiktoknya sembari menunggui adik laki-lakinya sarapan di depan televisi.

"Kak, udah.." ujar adik Win, Sky namanya sambil menyodorkan piring kotornya.

Win berdecak kesal. Sedang asyik hafalan gerakan lagu Any Song dia tuh.

"Bawa ke belakang sendiri sih dek.."

"Kan masih lemes." Maklum, si kecil Sky memang baru saja sembuh dari sakit demamnya tiga hari belakangan.

"Mama?" Tanya Win menanyakan keberadaan mamanya.

Sky hanya mengangkat bahu tanda tak tahu. Akhirnya mau tak mau Win menurut. Meninggalkan sejenak aplikasi tiktoknya untuk membereskan piring kotor milik Sky.

Ketika langkahnya mencapai ruang makan Win melihat sang mama yang ternyata sedang duduk sambil bervideo call ria di meja makan. Tak sengaja terdengar beberapa kalimat mamanya.

"... iya maaf pak, Sky memang baru sakit tiga hari ini."

"Oh saya kira memang anda sedang tidak mengikuti grup." Ujar suara dari seberang.

Sambil berjalan di belakang mamanya Win sempat melirik, matanya menangkap sosok lelaki muda yang wajahnya tak terlalu tampak jelas di layar smartphone sang mama.

"Ciee mama, vc-an sama brondong." Goda Win sambil meneruskan langkah ke dapur.

"Sstt.. jangan ribut dulu, kak." Peringat Dome, mamanya.

"Papa kurang apa sih ma kok sampe mama nyari brondong segala? Ganteng iya, kaya iya, lawak aja kadang kelakuannya." Sahut Win sambil mencuci piring.

"Ini gurunya Sky tau. Diem dulu deh kamu." Sebel lama-lama mamanya sama Win. Cerewetnya persis sama papanya.

"...nanti dilihat lagi saja tugasnya, atau...." belum juga selesai kalimat sang guru tiba-tiba terdengar suara,

"Sayuuuur ..." dari luar rumah. Sontak saja sang mama berdiri dari duduknya bersiap mengejar si tukang sayur sebelum ketinggalan kehabisan sayur incaran.

Namun sebelum langkahnya dibawa keluar sang mama teringat pada video call yang masih tersambung dengan guru kelas si anak bungsu. Tiba-tiba sebersit senyum muncul di wajah dimplenya melihat Win yang baru datang dari dapur.

"Kak, mama mau ngejar tukang sayur dulu, kamu dengerin apa kata pak gurunya adek ya.."

Win melotot kaget, "Lah, kok aku?" Apa-apaan mamanya ini? Tahu masalahnya saja tidak.

Sayang, si mama tak peduli. Dari pada keluarganya tak dapat lauk hari ini lebih baik dia tinggal dulu obrolan dengan guru Sky itu. Toh sudah ada Win yang gantian akan mendengarkan.

"Pak, lanjut sama kakaknya Sky ya, saya tinggal dulu.." tanpa ba bi bu sang mama melesat sambil berteriak "sayur.. tungguin!!! .."

Menyisakan Win yang duduk santai di depan handphone mamanya yang disangga toples rempeyek.

Study from Home (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang