Chapter 2.12

3.3K 496 69
                                    

Mentari sudah begitu tinggi naik ke awang-awang. Pagi juga sebentar lagi sudah berganti menjadi siang. Namun Win malah baru saja bangun dan langsung keluar kamar dengan tampang acak-acakan.

Sembari menguap lebar dan mengucek kelopak matanya yang masih lengket, Win berjalan mondar-mandir mencari keberadaan sang mama.

"Maa.." panggil Win dengan suara serak khas bangun tidur.

"Di tempat cuci !!" Suara teriakan Dome terdengar dari arah selatan rumah.

Dengan langkah diseret Win menuju tempat dimana mamanya berada.

Dari pintu ruang cuci dapat Win lihat punggung Dome yang sedang berkutat memasukkan pakaian-pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Memang dasarnya manja, tanpa pikir panjang Win langsung memeluk mamanya dari belakang. Menyandarkan kepalanya sembari mengendus perpotongan leher Dome mencari kenyamanan.

"Kenapa jam segini baru bangun? Nggak ngampus kamu?" Tanya Dome tanpa perlu membalikkan badannya.

Kepala Win bergerak menggeleng, membuat Dome menggoyangkan bahu sedikit karena geli.

"Lagi pengen bolos aja, udah lama nggak bolos berasa nggak afdol."

"Ck. Bilang aja belum selesai nugas, pake alesan segala. Dasar anaknya Pavel."

"Ya mama udah tau ngapa pake nanya? Dasar istrinya Pavel."

Plak !!

"Adooh !!"

"Makanya punya mulut dijagain jangan asal nyeplos !"

Win malah memonyongkan bibirnya tanda merajuk. Pelukan di pinggang sang mama dilepas. Badannya di dudukkan lemas di lantai ruang cuci.

"Mama ih, anak lagi galau juga."

Dome sontak menoleh. "Galau kenapa lagi?"

"Mas Bright kayanya marah deh mas sama kakak." Adu Win mulai mengalir.

"Soal? Bukannya kamu bilang kemaren dia lagi sibuk banget?"

"Iya emang. Tapi kemaren dia ngajak Win jalan Win tolak, soalnya Win udah ada janji mau ikutan baksos di kampus."

"Yakin gara-gara itu doang?" Dome memandang sangsi. Agak aneh juga jika benar Bright marah pada Win seperti anak kecil hanya karena ajakan jalannya ditolak.

Yang ditanya tampak mengerjap-ngerjapkan mata sembari menatap ke langit-langit, coba mengingat-ingat.

"Kayanya itu doang deh, ma. Eh sama soal motor juga ding."

"Motor? Motor apaan?"

"Kemaren kan kakak dibonceng temen kakak pake motor Nmax pas baksos, eh nggak sengaja ketemu mas Bright. Dia iri deh kayaknya sama motornya Luke."

Mata Dome makin memicing bingung. Sepertinya dugaan sulungnya ini terlalu mengada-ada.

"Pak Bright liat kamu dibonceng Luke?"

Win menggeleng. "Liatnya aku lagi di pantai bareng Luke."

"Berdua doang?"

"Iya. Yang lain udah pada pulang duluan soalnya."

Pletak !!

"Adooh !! Kenapa kakak dilempar botol sabun sih ma?"

Sakit? Ya bayangkan saja sebuah botol sabun cuci cair ukuran 1 liter mendarat di jidat kalian.

Dome mendekat dengan ekspresi gemas dan ikut duduk bersama putranya.

"Kamu tuh begok bohongan apa beneran sih, kak?"

Study from Home (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang