Chapter 2.2

4.5K 676 85
                                    

Matahari sudah bergeser merapat ke sisi barat, mulai menyembunyikan panasnya bersiap tersisih oleh rona menawan senja.

Bright sibuk menatap layar laptop di depannya sambil sesekali menengok data siswa di sampingnya. Guru kelas tiga merangkap operator sekolah itu sedang menginput data milik siswa baru kelas satu di sekolahnya.

Di belakang Bright yang duduk meleseh di ruang tamu, ada sang kekasih yang berbaring nyaman dengan hape di tangan di atas sofa yang disandari Bright. Win juga tak kalah sibuk asal kalian tahu, sibuk memberi makan cacing virtualnya.

"Win, laper nggak? Mau makan?" Tanya Bright tanpa beralih fokus.

"Hm? Ini lagi makan, mas." Jawab Win cuek.

Bright mengerutkan kening. "Makan apa?" Perasaan dari tadi mereka datang Bright hanya menyuguhkan sebotol air putih dingin.

"Makan cacing."

"Hah?"

"Bentar deh, mas. Jadi nggak konsen kan.. eh mau nyenggol.. awas, awas, awas... "

Bright menatap pacarnya aneh.

"Geser dong lu.. jauh-jauh sana.."

Otomatis Bright menggeser duduknya. Masih tak paham maksud sang kekasih.

"Kenapa sih Win?"

"Bentar, mas. Udah panjang banget ini sayang. Eh.. awas, cepet, cepet.. jangan sampai kena.. eh, anjiiiing !!! Modar !!"

"Win, mulut !"

"Eh, maap kelepasan. Habisnya game over sih, sebel kan."

Ternyata nyuruh minggir cacing, kirain saya -batin Bright

Akhirnya Bright kembali ke pekerjaannya, sedangkan Win mulai berkutat dengan akun instagramnya yang sudah berjam-jam tidak dibuka. Siapa tahu dapat follower baru.

Tok tok tok ..

Masih tak ada yang bereaksi

Tok tok tok ..

"Win, bukain pintu dong tolong." Perintah si guru muda.

Win masih betah dengan hapenya. "Mas aja deh, kan ini rumah kamu."

Menghela nafas pasrah, Bright bangkit menuju pintu.

Susah ya punya pacar bocah -keluh Bright dalam hati

Tok tok..

Cklek ..

"Mas !! Lama amat sih bukanya. Kamu lagi ngapain?"

Bright menatap kaget sosok di depan pintu. Sosok yang benar-benar dihormatinya.

"Ibu? Kok disini?"

"Heh, salim dulu kek suruh masuk dulu kek ibunya. Malah diinterogasi di depan pintu. Nggak sopan." Gerutu ibunya.

Alhasil Bright salim dulu pada sang ibu. Lalu.. "Kok disini? Sama siapa?"

"Pulang kondangan deket sini. Ya udah mampir aja sekalian. Ibu sama bapakmu tadi." Jelas ibunya.

Bright melongokkan kepalanya ke belakang sang ibu. "Sekarang bapaknya mana?"

"Ke rumah temennya ngambil bibit kopi. Habis ini nyusul kesini kok."

Karena tak sabar sang ibu masuk ke dalam melewati Bright yang masih berdiri kaku di depan pintu.

"Siapa mas? Tukang kredit lagi?" Tanya Win masih fokus pada layar sentuhnya. Belum sadar akan siapa yang datang.

"Ekhem !!"

Study from Home (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang