Bright menatap menu makan siangnya yang tersaji apik di atas meja gurunya. Ada sepaket nasi dalam rantan susun dari mamanya Sky dan sekotak dessert box dari mamanya Ken. Dua-duanya baru sampai dikirim oleh driver gojek.
Melihat rantan susun di depannya, Bright jadi teringat akan pemuda tak tahu malu yang pernah mengiriminya makanan dengan rantan yang sama.
Kok bukan Win yang ngirim? Dia sibuk kali ya? -batin Bright menebak
Helaan nafas panjang dikeluarkannya. Pikirannya melayang pada pesan terakhir Win yang mengatakan jika dirinya tak perlu lagi mengirimi pesan tugas sang adik padanya. Ada sedikit kehilangan sebenarnya. Karena beberapa hari ini Bright sudah menganggap berkirim pesan dengan Win sebagai hiburan baginya. Celotehan, gombalan, dan kata-kata absurd si pemuda entah bagaimana mampu membangkitkan mood Bright yang tiba-tiba down karena lelah mengurusi tugas anak didiknya.
"Jangan kebanyakan menghela nafas. Nanti kebahagiannya berkurang." Suara dari belakang membuyarkan lamunan si guru muda.
"Eh, pak Gun. Mengagetkan saja."
Gun terkekeh lucu. "Ya habis bapak dari tadi melamun sambil menghela nafas begitu. Ada masalah?"
"Nggak kok, cuma... lagi kangen aja."
"Kangen pacarnya, ya?" Canda Gun dengan nada menggoda.
Bright menutupi kegugupannya dengan tertawa yang dibuat-buat. "Kangen orang tua saya. Sudah hampir sebulan belum nengokin rumah."
Gun mengangguk. Menarik kursi di samping Bright untuk diduduki. "Gara-gara PSBB sih ya jadi susah mau pergi-pergi. Padahal rumah bapak kan hanya kota sebelah."
"Walaupun cuma kota sebelah kan tetap harus mematuhi aturan pemerintah, pak."
"Iya juga. Oh ya ini kiriman orang tua murid lagi?" Tunjuk Gun pada makanan-makanan di depannya.
"Iya, pak. Mau makan bareng nggak? Saya kebanyakan kayaknya kalo ngabisin sendiri."
Mata Gun berbinar saat Bright mulai membuka isi rantan dan menampakkan renyahnya lele serta menggodanya sambal lamongan di susunan atas. "Boleh nih?"
"Boleh lah. Kayak sama siapa aja."
"Yaudah saya ambil piring sama sendok dulu di dapur kantor."
....
Win yang baru saja mandi siang (sudah jam sebelas ngomong-ngomong) keluar kamar bermaksud mencari hiburan dengan menonton tv. Jam segini itu jatahnya acara gosip. Pasti seru.
Tak peduli dengan keberadaan sang mama dan adiknya yang sedang belajar di karpet depan televisi, Win langsung menyomot toples banana chips (kripik pisang) dan bermaksud menyalakan tv sebelum...
"Jangan dinyalain, kak. Adeknya lagi belajar." Cegah mamanya.
Win berdecak kesal. "Adek aja yang belajarnya pindah gih. Ke kamar kek, ke dapur kek."
Bug !!
"Aduh!! Kok kakak dilempar pensil?" Win mengelus-elus dahi mulusnya yang baru saja dihantam pensil oleh sang mama.
"Lagian kamu gabut banget, sih jam segini baru bangun. Bantuin mama parut kelapa sana di dapur. Papamu lagi pengen urab."
"Males ah ma, capek. Beli di indoapril aja sih yang udah parutan."
"IQ kamu jongok banget si, kak. Untung nggak jadi UN. Di indoapril adanya kan santen bukan kelapa parutan."
Win melongo. "Lah, sama aja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Study from Home (BrightWin)
Fanfiction*Season 2 disini yaaa ;) ... "Sayuuuur ..." "Kak, mama mau ngejar tukang sayur dulu, kamu dengerin apa kata pak gurunya adek ya.." "Lah, kok aku?" "Pak, lanjut sama kakaknya Sky ya, saya tinggal dulu.." "Ok jadi.." "Lho, mas bule?" "Eh, pinky boy?" ...