10

593 61 15
                                    

Warning: untuk selanjutnya, mature scene ga bakal dikasih warning ya, tau-tau muncul aja, biar kalian dapet kejutan wwww.
Satu lagi, jangan keganggu dengan flashback yang tau-tau terselip, soalnya itu penting semua. Sengaja kukasih sepotong-sepotong biar kalian pusing. /heh

.
.
.

Beomgyu membuka kedua matanya perlahan. Seluruh tubuhnya terasa sakit, tapi ia tidur dengan sangat nyaman. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir ia bisa tertidur nyaris tanpa bermimpi. Kebanyakan mimpinya selama ini adalah mimpi buruk. Hyunjin bahkan pernah mengkhawatirkannya karena ia pernah beberapa kali berteriak di tengah malam ketika mereka sekamar.

Ah, ia jadi kepikiran teman sekamarnya itu, apa kabar dengannya?

Mereka hanya baru berpisah tiga hari, tapi rasanya sudah berminggu-minggu ia tidak bertemu dengannya. Siapa yang menyangka kalau itu adalah hari terakhir mereka bertemu, pantas saja firasatnya kala itu benar-benar buruk hingga ia tidak ingin pergi sama sekali.

Beomgyu ingin meregangkan tubuhnya, ketika dirasakannya tangannya mengenai sesuatu---atau seseorang. Ia mendongakkan kepalanya, menyadari seseorang tengah mendekapnya.

"Ah?"

Ia membulatkan kedua matanya, ketika mengetahui bahwa Soobin-lah yang tidur di sampingnya. Diperhatikannya wajah yang tertidur dengan tenang itu. Beomgyu baru menyadarinya, bagaimana bentuk wajah orang ini. Selama ini ia hanya berusaha menghindari beradu pandang dengannya. Ia tahu kalau Soobin itu tampan, tapi ia bahkan terlalu takut hanya untuk sekedar memandanginya. Aura yang dimiliki orang ini terlalu menakutkan, dan pandangannya menusuk. Siapa juga yang akan bisa tahan harus bertatapan dengannya?

Beomgyu sedikit tersentak ketika dirasakannya udara dingin terasa mengenainya. Ia baru sadar kalau ia hanya mengenakan kemeja hitam yang bukan miliknya---ukurannya terlalu besar, kedua tangannya bahkan nyaris tidak terlihat, selebihnya polos, ia tidak mengenakan apapun selain dari itu. Wajahnya sedikit merona. Ia ingat semuanya. Apa yang terjadi semalam, atau apa yang sudah dilakukannya.

Terlebih karena ia juga sama menginginkannya.

Bagaimana sepasang tangan besar itu menyentuh tubuhnya, merangsangnya perlahan dalam kenikmatan yang membuatnya mabuk. Beomgyu menyukainya, hingga di titik dimana justru ia yang mendambakannya, menginginkannya untuk tidak berhenti.

Ini gila. Ia tahu itu.

Laki-laki ini menculiknya dulu, atau katakanlah seperti itu, toh dulu ia memang dibawa ke hadapannya, tanpa tahu apa tujuannya, selain dari alasan bahwa Soobin yang menginginkannya. Di saat pada akhirnya ia berhasil kabur, mereka malah dipertemukan kembali---atau tidak, orang ini sendiri yang kemungkinan ingin mencarinya kembali di waktu ini. Mencari seorang bocah biasa sepertinya di belantara Busan yang bagaikan penjara bukanlah hal yang sulit untuknya, apalagi jaringan informasinya pasti sangat luas.

Beomgyu kembali mendongakkan kepala, kembali memandangi wajah tegas Soobin. Bahkan di saat tidur pun ekspresinya tidak melunak sedikit pun.

Ia kembali memejamkan kedua matanya, tanpa menyadari Soobin yang bahkan sejak awal tidak tertidur sama sekali.

.
.

DORR!!

Taehyung mengerjapkan kedua matanya. Mulutnya sedikit terbuka dan iris gelapnya menatap remaja bersurai hitam dan papan target belasan meter di depannya bergantian. Hasil yang cukup luar biasa, sejujurnya. Terutama karena anak ini baru pertama kali melakukannya.

Ini hari liburnya. Setelah berminggu-minggu penuh nyaris tanpa libur berkutat dengan tumpukan dokumen---ia bahkan beberapa kali harus menginap di kantor, gara-gara atasannya yang bernama Min Yoongi itu melarang divisi kriminal untuk pulang sebelum tugas mereka sepenuhnya selesai.

FREIER VOGEL || SooGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang