Jeon Jungkook berjongkok di tepi pagar pembatas. Sungai yang mengalir di depannya mengalihkan fokus sepenuhnya. Suasana taman kala itu ramai, sore hari memang waktu yang tepat menikmati hari.
Ia seorang diri.
Taehyung sibuk dengan pekerjaannya. Ia tidak keberatan. Toh mereka masih bisa sesekali bertemu kalau laki-laki itu sudah menyelesaikan pekerjaannya. Lagipula, Jungkook butuh waktu untuk sendiri.
"Jungkook-ah..."
Ia menoleh, seorang laki-laki berjalan perlahan menghampirinya. Jungkook tersenyum tipis, terutama ketika orang itu datang kemari seorang diri. Ia tidak sepenuhnya kemari karena keinginan menyendiri, walau itu tetap jadi alasannya juga kemari. Orang ini menghubunginya, ada yang ingin ia bicarakan katanya.
"Taeyong-hyung..."
Ia berdiri, lalu keduanya berjalan menghampiri bangku taman kosong dekat pohon akasia. Terlindung dari matahari, dan juga tatapan orang-orang. Tempat yang bagus, tidak akan ada yang menyadari mereka ada di sini.
"Jadi?"
"Aku sudah memutuskannya."
Jungkook mendongakkan kepala. Dilihatnya tatapan penuh rasa putus asa dari laki-laki yang lebih tua darinya itu.
"Seulgi-noona bersikeras menentangnya. Dan Jaehyun jelas tidak akan mempedulikannya, toh ia juga sudah tidak mempedulikanku. Aku hanya tidak ingin menyesalinya."
"Si bodoh itu jelas akan menyesal sudah meninggalkan hyung begitu saja." Jungkook tersenyum lebar, walau jelas itu hanya kelakarnya belaka.
Jung Jaehyun adalah teman satu sekolahnya dulu. Mereka berpisah satu hari sebelum upacara kelulusan, dan setelahnya tidak pernah lagi bertatap muka. Dia teman yang baik, sejujurnya. Setidaknya di hadapan dirinya dan teman-temannya yang lain. Walau terkadang ia seperti merasa ada gelagat aneh yang orang itu tunjukkan.
"Jungkook-ah, kau masih merasa bersalah?"
Jungkook menatap ke depan. Taman kota perlahan mulai agak sepi. Lampu-lampu satu persatu menyala. Langit menggelap, walau di kejauhan semburat jingga masih sedikit terlihat.
"Soal Jaehyun, tidak. Kami teman dekat. Tapi tidak lebih. Orang itu memiliki terlalu banyak hal yang disembunyikan untuk bisa dibagi padaku, atau Mingyu. Tidak ada alasan bagiku untuk memikirkannya. Hari di mana kami terakhir bertemu, itu adalah saat terakhir aku melihat Jaehyun yang kukenal."
"Lalu?"
Jungkook diam, jeda dalam ucapannya jelas menarik perhatian.
"Untuk yang lainnya, aku bahkan masih merasa bahwa aku sebenarnya tidak pantas untuk hidup kalau demi keselamatanku ada nyawa lain yang menjadi korban."
.
.Hwang Hyunjin menatap sang kakak yang terlihat seperti mayat hidup duduk di hadapannya dengan ekspresi lelah yang begitu kentara. Sebenarnya berapa lama orang ini menghabiskan waktu di kantor sampai nyaris lupa pulang.
"Hyung? Kau baik-baik saja?" Hyunjin menyodorkan segelas air putih padanya, tumben sekali orang ini berkunjung ke kamar asramanya, "tadinya ingin bertanya begitu, tapi lingkaran hitam di matamu sudah menjelaskan semuanya, kapan terakhir kali kau tidur?"
Minhyun menerima gelas yang disodorkan, meminumnya dengan sekali teguk, lalu menghela nafas lelah.
"Dimana Beomgyu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FREIER VOGEL || SooGyu
Fanfiction"Menutup matamu tidak akan mengubah apapun. Tidak ada satupun yang akan menghilang hanya karena kau tidak bisa melihatnya... Tetaplah membuka matamu. Hanya seorang pengecut yang memilih untuk menutup mata." Ini tentang masa lalu yang ingin dilupakan...