Kevinara 16

84 35 69
                                    

Bahagia itu tidak harus yang mewah, dengan cara yang sederhana
kita bisa bahagia.

-Kevin Haris-

***

Kevin hanya tersenyum padanya sambil mengelus kepala Ara dan berkata "Gue punya permintaan."

"Apa?" Ara penasaran.

"Libur sekolah nanti kita ketemu ya" pinta Kevin dengan hangat.

"Dengan senang hati" tanya Ara.

"Lo gak pulang?" tanya Kevin. Ara pun terdiam seperti patung, dalam batinnya ia berkata "Gue ingin pulang bareng lo vin."

"Ra" Kevin memanggil Ara yang sedang melamun itu, "Eh iya kenapa?" jawab Ara yang begitu terkejut.

"Lo kenapa belum pulang?" Kevin bertanya lagi padanya.

"Lagi nunggu taksi datang" ya, Ara terpaksa berbohong padanya.

Kevin mengkerutkan kedua alisnya tepat didepan wajah Ara, dan itu membuat Ara semakin gugup. Dengan cepat Ara berkata "Taksinya masih dijalan" ucap Ara lagi.

"Akting lo jelek, gue antar ya" ucap Kevin dengan ramah.

Sepanjang perjalanan, ia merasakan hal yang sangat aneh. Rasa senang ada, tetapi rasa sedih pun ada. Mungkin karena seminggu kemarin ia tidak berjumpa dengan Kevin.

"Gue boleh nangis gak sih?" tanya Ara secara tiba-tiba.

"Ra, gue pernah bilang sama lo. Gue gak suka ada orang yang nangis. Gue lebih suka orang itu tersenyum" jelas Kevin.

Tiba-tiba Ara memeluk Kevin dari belakang dengan sangat erat dan berkata "Do you miss me?."

"Very."

***

Seminggu kemudian...

Sekolah Ara sudah diliburkan untuk merayakan awal tahun baru nanti. Sejak awal berlibur, Kevin sama sekali belum mengirimkan pesan kepada Ara. Biasanya setiap saat ia pasti mengganggu Ara walaupun itu hanya beberapa kata saja.

Awalnya Ara tidak terlalu memikirkannya, tetapi ketika ia sedang melamun, ia tersadar.

Ini kan udah libur sekolah, apa gue chat dia aja ya. Pikirnya.

"Eh tapi dia bilang, dia akan beri kabar."

Ara mengambil ponselnya yang berada ditempat tidur itu untuk menghubungi Kevin.

Ara sudah mengetik pesan untuk Kevin seperti ini "Kita jadi?" belum Ara kirim tiba-tiba ada vidio call masuk.

"Kevin? Ngapain vidio call ke gue."

Ponsel Ara bergetar terus-menerus, ia masih ragu untuk mengangkatnya. Entah apa yang ia ragu kan.

"Oke ra, lo harus angkat"

"Muka gue cantik gak sih?" dumamnya sambil bercermin.

"Rambut gue gimana? Apa ini bagus?"

KEVINARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang