Kevinara 20

70 32 27
                                    

Beberapa minggu kemudian..

"Ara lo harus satu kelompok sama gue" pinta Bila dengan suara yang cukup keras.

"Iya ra, pokonya lo juga harus satu kelompok sama gue" sambung Jane.

"Gak ada yang mau satu kelompok sama gue nih?" tanya Alva kepada Bila dan juga Jane.

"Enggak" jawabnnya secara serempak.

"Alva juga gak kalah pinter sama Ara" sambung Doni.

"Masih pinteran Ara dari pada dia" ucap Jane sambil menunjuk kearah Alva.

Nasyara memanglah murid yang cukup pintar, apa lagi kalo soal pelajaran fisika dan kimia, mereka sudah dianggap teman sendiri olehnya karena sesuka itu.

Hari ini adalah hari dimana kelas 2 akan melaksanakan praktik kimia. Sebab, ditahun lalu masih belum diizinkan untuk melakukan praktik karena masih terbilang bahaya.

Kelompok untuk praktiknya pun akan diacak, jadi tidak bisa memilih kelompok sesuka hatinya.

"Kesel banget gue, gue takut dikelompok yang bego-bego. Udah bego tambah bego lagi" dumam Bila.

Satu kelompok terdiri dari dua orang saja. Waktunya pak Heru (Guru Kimia) akan menyusun untuk kelompok hari ini.

"Fani dan Tere"

"Gilang dan Joshua"

"Agam dan Nabila"

"Jane dan Doni"

"Nasyara dan Alvarizi"

Dan seterusnya.

"Kenapa gue sama Agam" dumam Bila kesal.

"Agam juga pinter bil" ucap Ara.

"Gak adil banget, masa lo satu kelompok sama yang pinter juga" dumamnya lagi.

"Udah terima aja" ledek Ara.

"Oke sekarang kita langsung ke laboratorium" ucap pak Heru.

Ara berjalan dengan sangat santai dan juga tenang. Karena dari beberapa teman kelasnya hampir semua sangat terlihat panik.

"Pakai almet lo" pinta Alva yang tiba-tiba saja berada disamping Ara.

"Kalo udah masuk ruangan" ucap Ara.

"Lo terlihat tenang ya" ucap Alva lagi.

"Apa yang harus dibikin panik?" tanya Ara kepada Alva.

"Ya gak ada sih, tapi keren" jawabnya.

***
Praktik kimia pun akhirnya dimulai.

"Tadi bapak udah kasih tau kan apa yang harus kalian campurkan. Dan kalian juga harus hati-hati untuk mencampurkannya" ucap pak Heru.

"Iya pak" jawab sekelas serempak.

"Lo udah?" tanya Ara yang melihat Alva sudah selesai.

"Udah" jawabnya.

Ara hanya mengangguk saja sambil melanjutkan tugasnya. Dengan sangat hati-hati Ara harus mencampurkan cairan satu ke cairan yang lainnya.

"Ra, kalo lo kesulitan biar gue aja" pinta Alva yang melihat Ara sangat sulit melakukannya.

"Enggak kok, gue bisa" jawab Ara sambil mengerjakan tugasnya.

"Yey akhirnya berhasil" sorak Ara sambil mengangkat kedua tangannya keatas. Ketika ia mengangkat kedua tangannya itu, tiba-tiba ada cairan yang tumpah mengenai jemarinya.

Sialnya, Ara sudah melepas sarung tangannya.

Semua orang yang berada didalam ruangan itu pun sangat terkejut mendengar suara botol pecah.

KEVINARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang