Kevinara 26

42 14 37
                                    

Malam hari yang sangat dingin, cuaca disana mencapai 19° celcius. Ditambah lagi hari ini sedang turun hujan yang sangat deras. Suara angin dari luar pun terdengar sangat jelas.

Ara memutuskan pergi ke dapur untuk membuat susu panas.

Ketika ia sibuk didapur, tiba-tiba Yura menghampiri sambil melemparkan switter kepadanya.

"Mamah bilang pakai pakaian tebal" ucapnya.

Ara menyingkirkan switter itu dari kepalanya, karena Yura melemparkannya tepat mengenai kepalanya.

"Kenapa yang ini?" tanya Ara yang melihat switter hoodie yang ia dapatkan disaat ulang tahunnya.

Switter itu masih tercium seperti wangi parfum Kevin.

"Gue liat diatas kasur lo, yaudah gue ambil terus gue kasih. Terimakasih orang tuh" ucap Yura.

"Ya, terimakasih."

Ara memakai switter itu, karena disaat ia mendapatkan switter ini sama sekali belum ia pakai.

Kring!
Notifikasi pesan masuk.

+62812***:
Jangan sampai sakit ya.

"Pesan dari dia lagi? Sebenarnya ini siapa sih?" dumam Ara kesal, karena sudah lama sekali nomor itu selalu mengirimkan pesan padanya. Ara hanya takut jika ini bukan orang baik.

Dan Ara membalas pesan itu dengan..

Nasyara :
Ini siapa?.

+62812***:
Manusia.

Ara sangat kesal sekali, tanpa pikir panjang ia langsung vidio call orang itu.

Berdering..

Berdering..

Berdering..

Sangat lama sekali diangkat olehnya.

Ayolah angkat. Batin Ara.

"Fares?" Ara sangat terkejut, ia sama sekali tidak terpikirkan bahwa orang itu adalah Fares. Adik kelasnya sendiri.

"Hai kak" ucapnya.

"Jadi yang ngirim pesan ke gue itu lo?" tanya Ara lagi yang masih kurang percaya.

"Iya" jawabnya.

"Gak percaya gue, dipesan itu bahasanya sangat baku. Kalo ngobrol sama gue kan gak sebaku itu" jelas Ara.

"Lo bagus pakai switter itu" ucap Fares.

Ara tidak mengucapkan apapun, ia hanya tersenyum tipis.

"Gue gak suka lihat senyuman lo seperti itu ra" ucap Fares.

"Gue lebih suka lo tersenyum seperti biasanya" ucapnya lagi.

Tetapi, Ara masih saja tidak menjawabnya. Dugaan ia selama ini salah. Ia kira nomor itu adalah milik Kevin, karena dari ketikan orang itu sama persis dengan ketikan Kevin.

***
Keesokan harinya..

Pagi hari pukul 05:00 WIB, Ara masih saja tertidur dengan pulas. Tetapi, ia dibangunkan secara tiba-tiba oleh sang adik.

"Bangun, ayo kita olahraga pagi" ucap Yura sambil menarik selimut yang Ara pakai itu.

"Gak ada waktu, gue sibuk pagi ini" jawab Ara yang masih sedikit ngantuk sambil menarik kembali selimutnya untuk dipakai lagi.

"Gak ada waktu? Hari ini lo libur ra. Cepat bangun, mamah papah udah nungguin lo" ucap Yura sambil menyalakan lampu kamar Ara.

Yura sangat tahu sekali bahwa Ara tidak akan suka kalau lampu kamarnya dinyalakan disaat Ara sedang tidur. Alasannya, terlalu terang dan terlalu mengganggu dimatanya.

"Yura! Matiin!" pinta Ara dengan nada suara yang cukup tinggi.

"Ganti baju lo, kita jogging" pinta Yura.

Dengan sangat terpaksa, Ara menuruti kemauan Yura itu. Sebenarnya ia sama sekali tidak ingin berolahraga sekarang. Alasannya hanya satu, yaitu pasti akan lelah dan berkeringat.

Ya. Ara tipe orang yang jarang sekali berolahraga, bahkan disetiap pelajaran di sekolahnya, ia salah satu murid yang cukup malas pada waktu jam pelajaran olahraga itu.

Tak lama pun, Ara sudah mengganti pakaiannya untuk jogging bersama keluarganya hari ini dan ia langsung keluar dari kamarnya untuk menghampiri keluarganya.

"Udah siap semua? Kita langsung lari aja ya" ucap Herman.

"Kita jogging disekitar komplek ini aja, dari rumah kita sampai ujung komplek. Oke?" lanjutnya.

"Pah, itu kejauhan" protes Ara dengan cepat.

"Udah pah, kita langsung mulai aja. Jangan dengerin dia" bisik Yura kepada papahnya.

"Gue bisa denger ya" ucap Ara, karena jarak Yura dengannya sangatlah dekat. Jadi, cukup mudah untuk mendengarkan perbincangan mereka.

***
"Jogging itu lari, bukan jalan kaki" ucap Yura yang sejak tadi melihat Ara didepannya hanya berjalan.

"Capek" dumam Ara.

"Capek? Baru juga 5 menit udah capek aja. Dasar lemah" ucap Yura dan langsung meninggalkan Ara disana sendiri.

Ara memang sangat lemah dalam berolahraga, karena ia tidak suka untuk melakukannya. Jadi, itu sangatlah wajar baginya.

Sekarang, hanya ia lah yang sedang berjalan kaki. Sedangkan mamah, papah dan adiknya sedang berlari dengan semangat didepannya.

Tak lama dari itu, Ara memutuskan untuk pergi ke warung didekatnya. Karena ia sangatlah haus.

Ketika ia menikmati minumannya, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Ternyata, Fares menelvonnya. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung mengangkat telpon itu.

"Halo" ucap Ara.

"Jam 2 siang temuin gue. Gue udah kirim lokasi gue ke lo. Datang ya. Terimakasih."

Tut..

"Apa-apaan ini?" dumam Ara.

Perbincangan mereka hanyalah sampai itu, padahal Ara belum menyetujuinya bahwa ia akan datang atau tidak.

***
Jam sudah menunjukkan pukul 13:30. Hari ini sangatlah cerah dan panas sekali, itu membuat Ara semakin malas untuk pergi kemanapun.

Kring!
Notifikasi pesan masuk.

Bila :
Sibuk gak hari ini? Antar gue yuk ke gramedia.

Sekarang Ara sangat bingung sekali, ia harus menemui Fares atau menemani Bila.

Apa gue antar Bila aja ya?. Pikirnya.

Tapi, gue gak enak sama Fares kalo gue gak datang kesana.

Tunggu, untuk apa dia minta gue datang nemuin dia?.

Penasaran apa yang terjadi?
Ikuti kita terus yaaa....

Haii semuanya!! Akhirnya aku bisa menyelesaikan bagian ini juga. Berkat kalian yang setia membacanya dan memvoting ini, aku lebih semangat untuk membuat cerita selanjutnya. 😍

Cerita ini ada beberapa yang pernah aku alami sendiri, dan aku masukan ke ceritaku ini.

Terimakasih buat semuanya yang sudah membaca❤❤ Mohon maaf jika ada kata yang sering tipo hehehe

Maaf sebelumnya kalau aku jarang banget posting, karena aku sibuk sama tugas tugas sekolah :((

KEVINARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang