Throwback!

72 30 35
                                    

5 bulan yang lalu.

"LO BODOH KEVIN" ucapnya sambil melemparkan tas sekolahnya.

"Kenapa lo mudah terpancing emosi?"

"Bisa abis gue. Gimana untuk pertandingan besok nanti?"

"AH ANJING."

Kevin sangat kesal saat itu, ia tidak tahu harus bagaimana untuk menghadapi masalah ini. Bodohnya, ia melakukan kesalahan lagi. Yaitu berkelahi dan sampai menyebabkan gagar otak pada lawannya.

Tepat pada esok hari, ia akan mengikuti pertandingan basket. Jika ada guru yang tahu tentang masalah ini, pasti ia akan dikeluarkan dari tim basketnya. Bahkan, bisa jadi dikeluarkan dari sekolah.

Keesokannya..

Tiap pagi hari, ia selalu mendapatkan pesan singkat dari Ara dan pesan yang Ara kirimkan untuknya tetaplah pesan yang sama.

Nasyara :
Semangat Kevin.

Walaupun singkat dan padat, tetapi pesan itu lah yang membuatnya semangat lagi.

Jam menunjukkan pukul 06:30. Kevin langsung beranjak pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Disana masih sangat sepi dan hanya ada Kevin seorang saja. Biasanya teman tim Kevin datang pada pukul 07:00.

Ketika Kevin sedang membereskan barang-barangnya, tiba-tiba pak Kafta memanggilnya.

"Kevin, ikut saya ke kantor" pintanya.

Ia langsung mengikutinya dari belakang, ia sudah bisa menebak. Pasti karena masalah yang kemarin ia perbuat.

Di Kantor

"Jelaskan" pinta pak Kafta sambil memberikan sebuah map coklat yang didalamnya ada beberapa berkas disana.

Kevin pun membukanya, didalamnya ada selembar foto hasil rontgen dan beberapa keterangan penting serta kartu pelajar Kevin.

Kevin tersenyum tipis, ia sudah tahu masalah ini. Dan mungkin kalau dijelaskanpun juga hasilnya tetap sama, ia tidak akan menang.

"Kenapa diam?" tanya pak Kafta.

"Percuma saya jelaskan, saya sudah tau jawabannya apa" jawabnya.

"Saya terima pak" lanjutnya lagi.

"Kamu pergi ke ruangan pak Agus" pinta pak Kafta.

Pak Agus adalah kepala sekolah, jadi setiap ada masalah yang sangat penting harus menemuinya terlebih dahulu.

Tanpa waktu lama, Kevin menemui pak Agus yang berada di ruangannya.

Baru saja ia membuka pintu sudah kena ocehannya.

"Kamu lagi. Gak cukup kemarin buat saya marah?" tanya pak Agus dengan suara yang cukup keras.

"Kamu tahu kan kalo melibatkan korban hukumannya itu apa?" tanyanya lagi.

"Kalo bapak mau mengeluarkan saya, saya terima" ucapnya tanpa pikir panjang.

"Tapi saya mohon, izinkan saya mengikuti pertandingan basket sampai usai" pinta Kevin.

"Setelah usai, saya akan keluar dengan sendirinya" lanjutnya lagi.

Pak Agus tidak merespon lagi, ia langsung memberikan surat pengunduran diri dari sekolah untuk Kevin.

Ya, Kevin menerimanya.

KEVINARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang