38. Persiapan Part II

21 4 0
                                    

Sesuai waktu yang ditentukan, dua minggu lebih setelah pertemuan Renggo dengan Brandy, dua truk besar membawa paket berisi sabu yang disembunyikan dalam tumpukan beras akan dikirim dari Surabaya menuju Tangerang Selatan, markas Black Ribal.

Walaupun Irish tidak ikut mengawal, dia ikut memantau jalannya pengiriman paket itu melalui pengawal kepercayaannya yang ditugaskan mengawal langsung pengiriman paketnya. Sedangkan dia sendiri berangkat lebih awal dari Surabaya. Vermouth yang ingin berkunjung ke markas Black Ribal juga sudah berangkat satu malam sebelum keberangkatan paket dari Surabaya.

Sedangkan di markas Black Ribal, Renggo dan semua ketua wilayah mempersiapkan diri untuk mengawal paket yang akan dikirimkan ke markasnya ketika paket itu sudah mencapai perbatasan wilayahnya.

Setiap ketua wilayah Black Ribal menugaskan anggotanya untuk bersiaga di pos polisi dan Polsek di wilayahnya masing-masing.

Sedangkan Renggo, ditemani Aurell menunggu kedatangan paket di markasnya. Robi, Jon dan Jek stand by di gudang beras untuk menginstruksikan setiap perintah dari Renggo pada kepala gudang yang akan menjadikan tempatnya sebagai lokasi penerimaan paket. Sisa ketua wilayah lain menunggu di dekat pintu tol Serpong untuk menunggu kedatangan Brandy, Irish, Vermouth dan paket itu sendiri.

Aban ditugaskan untuk mengawal Brandy. Sammy untuk mengawal Irish. Sanyo untuk mengawal Vermouth, sedangkan Ambon, Bores, Jejen dan Mangkik ditugaskan mengawal paket. Mereka ditemani dua anggotanya masing-masing.

Satu jam menunggu, dari kejauhan terlihat mobil Alphard hitam dikawal satu mobil SUV hitam di depannya mendekat. Melihat kerumunan di dekat pintu tol membuat mobil itu melaju perlahan mendekati mereka. Saat jarak sudah dekat, salah satu pengawal Brandy menurunkan kaca depannya dan menegur mereka. Sesuai instruksi, Aban dan dua anggotanya mengawal Brandy ke markas Black Ribal.

Sama seperti Aban. Tidak lama berselang, iring-iringan mobil yang membawa Irish dan Vermouth datang secara bergiliran. Sammy dan Sanyo juga anak buah mengawal dua kepala The Hydra ke markas mereka. Tinggal tersisa Ambon, Bores, Jejen dan Mangkik. Mereka menunggu lebih lama.

Satu jam setelah Renggo mendapat kabar dari Aban, Sammy dan Sanyo. Dia bersiap menyambut kedatangan tiga kepala The Hydra di markasnya.

Brandy datang paling awal dikawal Aban. Dia segera turun dari mobilnya, lantas berjalan mendekati Renggo.

"Well, persiapan yang matang, Ei" sapa Brandy menjabat tangan Renggo.

"Bakal ada tiga kepala The Hydra yang dateng. Jadi, gua harus siapin semuanya buat nyambut kalian," sahut Renggo masih menjabat tangan Brandy.

Lima belas menit berselang, Irish dan Vermouth datang hampir bersamaan. Tidak ada reaksi berlebihan dari Irish, tapi untuk Vermouth yang memiliki hidup glamor, sedikit risih dengan markas Black Ribal yang dia anggap seperti tempat berkumpulnya gelandangan, tidak seperti markas mafia pada umumnya.

"Welcome to Black Ribal, I ... Vi," sapa Renggo menyambut kedatangan Irish dan Vermouth.

"Markas lo agak tersembunyi ya," ujar Irish menjabat tangan Renggo.

"Gue ngga nyangka markas lo kumuh gini," timpal Vermouth menghina markas Black Ribal, membuat ketua wilayah Black Ribal tersinggung. Tapi tidak untuk Renggo yang menanggapi hinaan Vermouth dengan senyum kecil.

"Welcome to our home. This is our happy place," sahut Renggo pada Vermouth.

"Gue bisa lupain sejenak soal tempat ini," ujar Vermouth mendekati Renggo. "Karena lo," ucap Vermouth menggoda dan ingin menyentuh pipi Renggo, namun tangannya di tahan Aurell yang berdiri di samping Renggo.

"Jaga kelakuan lo disini," hardik Aurell dan direspon sindiran oleh Vermouth. "Ouw, cantik ... Tapi sensitif."

Pengawal Vermouth bersiap menarik pistolnya masing-masing melihat tindakan Aurell. Begitu pula anak buah Renggo ikut bersiap melihat tindakan pengawal Vermouth.

SATU TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang