43. Jangan dekati anak saya lagi!

28 4 0
                                    


* * *

Pemakaman Aurell harus tertunda dua hari karena kondisi Aura yang syok setelah mendengar kematian adiknya, ditambah proses penjemputan jenazah Aurell di Rumah Sakit Polri harus memakan waktu dua hari.

Gilang mengenakan setelan serba hitam, ditemani Chacha berdiri di sampingnya, hanya mampu melihat pemakaman Aurell dari jauh.

"Lu ngga ikut kesana?" tanya Noval yang baru saja tiba mendekati Gilang dan Chacha dari belakang.

"Gua ngga ada muka buat ketemu mereka," jawab Gilang tanpa mengalihkan pandangannya.

"Dan Rizal ... Lu lebih pilih buat matiin dia," ujar Noval.

"Gua ngga punya pilihan lain. Yang gua hadepin itu Renggo," jawab Gilang.

"udah ngabarin orang tuanya?" tanya Noval lagi.

"udah, mereka syok denger kabar itu dan langsung minta gua untuk nunjukkin mayat dia ke mereka..."

"lu ajak kesana?"

"iya, dan mereka cuma minta satu hal dari gua."

"mereka minta apa?"

"mereka minta untuk jaga rahasia ini, dan mereka minta untuk nguburin dia secara tertutup."

"lu ngga bohong kan?"

"Chacha ikut saat gua anterin mereka nengokin mayatnya, lu tanya dia aja,"

"bener, Cha?" tanya Noval pada Chacha.

"Biar gimana pun kak Rizal tetep anak mereka dan mereka ngga mau anaknya jadi bahan gunjingan orang-orang yang kenal sama dia, jadi permintaan mereka cukup masuk akal,"

Gilang tidak mengalihkan pandangannya sedetik pun dari prosesi pemakaman Aurell. Tangis Aura pecah saat tanah mulai menutupi liang lahat Aurell.

Gilang ingin sekali berada di samping Aura, menenangkannya dengan pelukan. Menguatkan dengan genggaman. Tapi Gilang harus rela melihat Aura dari jauh karena peristiwa saat dia menceritakan fakta sebenernya soal Aurell pada orang tuanya, saat Aura tidak sadarkan diri.

* * *

Pak Rusli tiba di rumahnya bersamaan dengan Bu Vica setelah mereka mendapat kabar Aura jatuh pingsan dan berita tentang Aurell dari Bi Sarti, asisten rumah tangga mereka.

Saat mereka masuk ke kamar Aura, mereka melihat Gilang berdiri memandang Aura di samping kasurnya. Sedangkan Bi Sarti duduk di pinggir kasur merawat Monika.

"Kenapa Aura bisa kaya gitu? Dan ada apa dengan Aurell?" cecar Pak Rusli setelah menarik Gilang dari dalam kamar.

"Aura syok Om ...."

"Kenapa?" tanya Bu Vica cemas.

"Karena Aurell."

"Ada masalah apa lagi Aurell?" tanya Pak Rusli.

"Aurell ... Dia ...," Gilang nampak ragu menjawab pertanyaan Pak Rusli.

"Aurell kenapa Gilang?" tekan Bu Vica.

"Aurell meninggal," jawab Gilang menunduk.

Bu Vica menutup mulut dengan kedua tangannya, bahkan tidak menyadari ponselnya jatuh akibat rasa kaget yang diterimanya. Sedangkan Pak Rusli hanya terdiam, menatap tajam ke arah Gilang.

"Karena apa?" tanya Pak Rusli mengepalkan kedua tangannya. Dia curiga Gilang terlibat akan kematian anaknya.

Gilang menceritakan kebenaran tentang Aurell pada orang tuanya. Bagaimana Gilang dan Aurell saling mengenal, juga saat Gilang meminta Aurell menjadi penyusup ketika Aurell tertangkap dan bagaimana kronologis kematian Aurell.

SATU TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang