4.Benih kebencian.

9.7K 543 8
                                    

Nyonya Herlina berjalan ke lantai atas, dia pergi memasuki kamarnya. Begitu masuk dia langsung menguncinya.

"Aakh!" Nyonya Herlina berteriak melampiaskan emosinya. Tanganya menyapu semua benda yang ada di meja riasnya. Suara benda-benda yang jatuh menghiasi kesunyian kamarnya.

Barang-barang yang di hempaskanya hancur berkeping-keping berserakan di lantai kamarnya.

Hanya tinggal sebuah bingkai foto, bingkai foto yang merupakan gambar potret masa lalunya.

Di gambar itu tiga orang tampak begitu bahagia. Dua orang gadis cantik dan seorang pemuda tampan. Itu adalah foto dirinya, suaminya dan juga Clarisya wanita yang paling di bencinya sekaligus sahabatnya sendiri.

Melihat Foto itu hanya mengingatkan nyonya Herlina tentang kisah masa lalu yang tidak ingin di ingatnya. Dialah yang merebut tuan Dito dari Clarisya sahabatnya.

Dia tahu mereka saling mencintai dan orang tua mereka juga memutuskan menjodohkan mereka. Dito mencintai Clarisya meskipun dia tidak menyadarinya begitu pula Clarisya yang pernah mencintai Dito meskipun dia tidak mengakuinya.

Dan dia memanfaatkan kebimbangan Dito akan perasaanya dengan Clarisya. Perlahan menceritakan betapa dia mencintai Dito di depan Clarisya agar Clarisya tidak pernah bisa bersama Dito karena tidak mau menyakiti perasaanya.

Di sisi lain dia selalu menunjukan cinta dan perhatianya pada Dito agar Dito sadar bahwa dia mencintainya.

Hingga suatu hari dia melakukan hal yang tidak bisa di maafkan. Dia menaruh obat di minuman Clarisya pada saat pesta ulang tahunnya membuat Clarisya tidur bersama Aldi Adinata. Kejadian itu memaksa Clarisya menikah dengan Aldi.

Dan persahabatanya dengan Clarisya hancur saat Clarisya akhirnya tahu semua kejadian itu di rencanakan olehnya.

Clarisya memutuskan hubungan persahabatan mereka. Meski begitu tuan Dito tidak pernah tahu apa sebenarnya masalah yang menyebabkan putusnya tali persahabatan mereka.

Nyonya Herlina takut jika suatu hari nyonya Clarisya akan memberitahukan semuanya kepada suaminya.

Apalagi saat mendengar perkataan nyonya Clarisya tadi, rasa takutnya semakin kuat. Dan benih kebencian kini tumbuh semakin besar di dalam hatinya.

"Aila dan Yogi harus bercerai, ya selama mereka bercerai hidupku akan menjadi tenang." Bisik nyonya Herlina pada dirinya sendiri.

Seharusnya sejak awal dia bisa menentang ayah mertuanya, hingga tak akan ada pernikahan Yogi dan Aila. Dan dia tidak akan lagi berhubungan dengan Clarisya dan bisa hidup bahagia dengan suaminya.

*************

Sementara itu di halaman belakang kediaman Rahardian.

"Ma sebenarnya ada apa yang terjadi dengan mama dan Mama Lina?" Aila bertanya penasaran. Selama ini yang di dengar Aila adalah ibunya dan ibu mertuanya adalah sahabat baik tapi melihat interaksi di antara mereka sama sekali tidak menggambarkan persahabatan justru lebih seperti permusuhan yang hebat.

"Itu cerita yang pajang dan Mama tidak ingin mengingatnya lagi, kenapa? Kamu penasaran?" Aila mengangguk sebagai jawaban.

"Ya setahuku Mama dan Mama Lina berteman baik dulu tapi sekarang setiap kali kalian bertemu justru terlihat seperti..."

"Seperti musuh maksudmu?" Nyonya Clarisya tersenyum meneruskan perkataan Aila yang ragu di ucapkanya.

"Itu cerita yang panjang tapi Mama hanya ingin kau tahu, meskipun mama dan papa akan bercerai, Mama dan Papa tetap mencintaimu jadi jika ada seseorang yang menganiyaya kamu,kamu bisa mengatakanya pada kami mengerti?"

Aila mengangguk. Nyonya Clarisya tersenyum melihat persetujuan putrinya.

"Mama tidak pernah memperlakukan kamu dengan buruk jadi Mama tidak ingin kau mentolerir seseorang yang bersikap buruk padamu, dan terkadang seseorang akan merasa kita lemah dan mudah di aniaya saat kita terus-terusan mengalah, jadi kalau kamu tidak tahan kamu bisa melawanya tapi jika kamu tidak bisa menang kamu bisa memberitahu Mama untuk membantumu." Aila tersenyum. Mendengarkan ucapan mamanya yang membuat hatinya menjadi hangat.

Inilah ibu kandungnya, wanita kuat yang selalu mencintai dan mendukungnya apapun yang terjadi.

"Ma, bagaimana kabar papa?"

"Kami akan bercerai jadi kenapa kamu menanyakan kabarnya pada Mama?" Nyonya Clarisya berkata acuh tak acuh. Aila tersenyum dengan jawaban mamanya.

"Ya tapi Mama dan Papa belum resmi bercerai dan juga kalian masih tinggal di rumah yang sama." Aila terkadang merasa bingung. Apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orang tuanya, masalah apa yang membuat mamanya kukuh bercerai meskipun papanya tidak pernah mau mengabulkanya.

Aila yakin kedua orang tuanya saling mencintai dan itulah sebabnya hingga sekarang meskipun mamanya bilang dia ingin bercerai tapi dia tidak pernah mengajukan gugatan ke pengadilan. Apalagi setelah berkali-kali gagal saat akan mengajukan gugatan karena upaya papanya.

"Itu karena dia saja yang tidak mau keluar dari rumah itu, rumah itu adalah milik Mama peninggalan dari kakek dan nenekmu."

"Lalu kenapa mama tidak mengusir Papa?" Nyonya Clarisya membuang muka menghindari tatapan Aila.

"Itu karena....sudahlah jangan bahas dia lagi, Mama tidak mau membicarakan pria gila itu."

"Ya pria gila itu masih suami Mama." Bisik Aila.

"Apa? Kamu bilang apa tadi?"

"Ah tidak aku tidak bicara apapun."
Lalu percakapan itupun berlanjut dengan topik lain tentunya tanpa membahas lagi masalah ibu mertuanya dan juga masalah antara kedua orang tuanya.

Beberapa saat Aila dan nyonya Clarisya mengobrol, melepas rindu antara ibu dan anak yang sudah cukup lama tidak saling bertemu.

"Mama akan pulang, jaga dirimu baik-baik kalau ada waktu mampirlah ke rumah Mama." Nyonya Clarisya berdiri. Aila ikut berdiri mengantarkan mamanya ke depan pintu.

Aila menatap mobil nyonya Clarisya hingga mobil itu menghilang di tikungan. Kemudian dia kembali memasuki rumah.

***********

Sementara itu di sebuah hotel ternama.

Adinda berdiri dan mengetuk pintu hotel di hadapanya.

Setelah menunggu beberapa saat pintu terbuka memperlihatkan sesosok wanita paruh baya yang sedikit mirip denganya.

"Akhirnya kamu datang anakku sayang."

Bersambung.

Maaf telat updet dan kalau masih typo.

Cinta Pertama, Pernikahan kedua.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang