12.Pertemuan Tak Terduga.

8.8K 483 14
                                    

Tubuh Aila membeku saat melihat wajah itu. Setiap ukiran wajah yang menunjukan kesempurnaan.

Wajah sempurna yang bisa membuat semua wanita gila. Wajah itu tetap tampan seperti dulu bahkah lebih tampan dari ingatanya.

"Bagaimana kamu akan bertanggung jawab?" Suara magnetis pria itu terdengar seperti musik yang merdu. Senyuman terukir di wajah tampannya menambah indah wajah sempurna itu.

************

Adinda mengetuk pintu sebuah apartemen. Apartemen itu terbuka, sesosok pria muncul di balik pintu apartemen.

Pria itu terkejut mendapati kehadiran Adinda di tempat tinggalnya.

"Boleh aku masuk?" Tanya Adinda. Pria itu membuka pintu dan mempersilakan Adinda masuk.

Adinda melihat sekeliling ruang tamu, ruang apartemen di desain dengan simple dan semuanya begitu bersih dan rapi.

"Duduklah kau mau minum apa?" Tanya pria itu.

"Tidak usah aku di sini hanya ingin mengucapkan terima kasih." Adinda menatap wajah pria itu sambil tersenyum. Jika dia tidak jatuh cinta pada Yogi dia pasti akan mempertimbangkan bersama pria itu. Pria baik yang dia tahu diam-diam mencintainya.

"Terima kasih?" Pria yang tidak lain adalah dokter Andre bertanya dengan ragu.

"Ya terima kasih karena mau membantuku berbohong pada suamiku tentang kondisi kesehatanku, aku sangat berterima kasih berkat bantuanmu Mas Yogi sekarang menjadi lebih perhatian." Adinda menjelaskan dengan senyum penuh syukur. Adinda sangat bersyukur atas bantuan Andre.

Jika tidak ada Andre, mungkin dia tidak bisa menahan Yogi di sisinya dengan alasan kesehatan kandunganya.

"Tidak usah berterima kasih, Din. lagi pula itu adalah yang seharusnya aku lakukan dan aku bersyukur jika suamimu kembali memperhatikanmu dan jaga dirimu baik-baik jangan berpikir macam-macam suamimu tidak mungkin menghianati wanita yang begitu baik sepertimu." Andre menatap Adinda dengan lembut dalam mata itu terpancar cinta yang mendalam.

Mendengar perkataan Andre Adinda hanya tersenyum kaku. Ucapan Andre megingatkan Adinda akan kebohongan yang di buatnya agar Andre mau membantunya.

Adinda mengarang kebohongan semua tentang kondisi rumah tangganya, menceritakan tingkah Yogi yang acuh padanya sejak kehamilan dan ketakutanya kalau Yogi akan berkhianat.

Adinda mengarang semuanya agar memperoleh simpati dari Andre dan dia juga tidak ingin ada siapapun yang tahu statusnya sebagai istri kedua dan perusak rumah tangga orang.

"Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih Dre dan aku harap kau bisa terus membantuku nanti." Adinda tersenyum penuh terima kasih.

"Ya aku pasti akan selalu membantumu din, kapan pun kau membutuhkanya." Andre menatap Adinda lembut penuh kasih sayang.

"Kalau begitu aku permisi, aku ada janji untuk bertemu seseorang." Adinda bangkit. Matanya menghindari tatapan lembut Andre. Setiap kali melihat tatapan Andre padanya membuatnya merasa tidak nyaman.

"Baiklah, hati-hati di jalan." Andre mengikuti Adinda dan mengantarnya hingga ke lantai bawah. Dia baru pergi setelah memastikan Adinda telah naik taxi.

Adinda memasuki taxi, dari kaca spion mobil, Adinda masih melihat jelas sosok Andre yang berdiri menatap taxi yang di tumpanginya.

Adinda menghela nafas lega begitu mobil telah melaju. Bersama Andre membuatnya merasa tidak nyaman. Adinda lelah karena harus terus bersandiwara di depan pria itu, berpura-pura lemah dan membutuhkan bantuan agar Andre bersedia membantunya membohongi Yogi.

Cinta Pertama, Pernikahan kedua.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang