5.Kebencian dan Dendam Masa Lalu.

9K 494 5
                                    

"Akhirnya kamu datang anakku sayang." Wanita paruh baya itu tersenyum menyambut kedatangan Adinda.

Adinda menghiraukan perkataan wanita itu dan menerobos masuk, melihat sikap puterinya Anita wanita itu sama sekali tak tersinggung. Anita mengikuti Adinda dan menutup pintu kamar hotel tempatnya tinggal.

"Apa maumu? Kenapa tiba-tiba memanggilku?" Tanya Adinda. Ekspresinya jelas menunjukan ketidaksukaanya pada kehadiran wanita yang merupakan ibu kandungnya tersebut.

"Apa Mama mengganggumu waktumu dengan Yogi?"Anita masih tersenyum menghiraukan sikap dingin puterinya.

"Apa mau Mama memintaku datang ke sini?" Tanya Adinda langsung. Adinda sama sekali tidak menyukai wanita yang merupakan ibu kandungnya itu.

Wanita yang berpura-pura meninggal dan meninggalkanya bersama pasangan Adinata untuk rencana balas dendam.

Jika wanita ini tidak membantunya menyusun rencana menjebak Yogi agar tidur bersamanya dan menikahinya dia sama sekali tidak ingin berurusan dengan wanita licik ini.

"Tentu saja Mama ingin melihat keadaanmu dan calon cucu Mama." Adinda mendengus. Dia sama sekali tidak percaya apa yang baru di katakan Anita.

"Ada apa dengan ekspresimu? Mama mengatakan yang sebenarnya." Anita masih tersenyum sama sekali tak peduli sikap buruk yang di tunjukan puterinya.

"Kau adalah orang yang tidak bisa di percaya, jadi katakan saja apa tujuanmu memanggilku aku tidak bisa berlama-lama di sini."

"Ya kamu memang paling mengenal Mama, Mama hanya menyerahkan ini." Anita memberikan sebuah undangan. Adinda meraih undangan itu.

"Adikmu Claudia akan menikah dan Mama harap kamu bisa datang dan kita bisa berkumpul bersama." Nyonya Anita berkata dengan ceria. Sepertinya dia sangat bahagia akan pernikahan puterinya.

"Caludia, dengan siapa dia menikah? Bukankah pria yang di sukainya sudah punya kekasih?" Adinda penasaran. Setahunya Claudia saudari tirinya itu sangat mencintai Mario kekasih dari sahabat baiknya. Tapi sekarang mamanya menyerahkan undangan pernikahan Claudia lalu dengan siapa Claudia menikah.

"Bacalah undanganya kau akan tahu." Jawab Anita misterius. Adinda membuka undangan pernikahan itu, matanya terbelalak terkejut saat membaca nama mempelai pria di undangan tersebut.

"Mario? Bagaimana bisa?" Bisiknya tanpa sadar. Anita tersenyum menyaksikan reaksinya lalu berkata.

"Tidak ada yang tidak mungkin selama ada Mama, kalian anak-anak Mama hanya perlu mendengarkan semua yang Mama perintahkan dan kalian akan mendapatkan apa yang kalian inginkan." Mendengar ucapan Anita akhirnya Adinda sadar. Pasti ada campur tangan mamanya dalam hal ini, Claudia saudari tirinya tidak begitu pintar hingga berhasil merebut kekasih sahabatnya dan membuat pria itu menikahinya. Pasti mamanya adalah dalang di balik semuanya.

"Jadi sekarang bagaimana hubunganmu dengan Yogi? Perlukah Mama membantu?" Tawar Anita.

"Tidak aku bisa melakukanya sendiri?"

"Benarkah? Tapi sampai sekarang Mama tidak mendengar berita perceraian Yogi dan isteri pertamanya." Adinda merasa kesal mendengar pertanyaan itu. Pertanyaan mamanya lebih seperti ejekan baginya karena sampai sekarang dia hanya bisa menjadi isteri kedua Yogi tanpa siapapun yang tahu.

Padahal sudah jelas dialah yang bisa memberi Yogi keturunan, dialah wanita pertama yang di cintai Yogi tapi kenapa harus Aila yang menjadi isterinya. Harus Aila yang menempati kursi nyonya Yogi Rahardian dan bukan dia.

"Kamu terlalu lembut Adinda sayang, kamu tidak bisa bertindak lembut untuk musuhmu, mengasihani musuh adalah bertindak kejam pada diri sendiri."

"Diam! Aku bisa melakukanya sendiri jadi kamu jangan ikut campur."

"Terserah padamu tapi Mama hanya ingin mengingatkanmu jadilah wanita yang pintar seperti adikmu, jangan bodoh dan hanya puas menjadi wanita kedua." Bisik Anita. Bisikan itu menyentak Adinda. Mengusik bagian terdalam keinginan di hatinya.

Keinginan untuk memeliki Yogi seutuhnya. Keinginan untuk menjadi nyonya Rahardian satu-satunya tanpa berbagi apalagi berbagi dengan Aila wanita bodoh yang sama sekali tidak layak mendapatkan Yogi.

"Bagaimana? Kamu tertarik?" Tanya nyonya Anita begitu melihat ekspresi puterinya.

"Apakah Mama tahu caranya?"

"Tentu saja mama tahu, adikmu adalah contoh nyata kau bisa melihat undangan di depanmukan itu adalah hasilnya mengikuti cara Mama."

"Baiklah aku mengikuti Mama, berikan aku cara agar aku bisa merebut Yogi sepenuhnya menjadikanya miliku sendiri dan membuatku menjadi satu-satunya isterinya."

"Baiklah kemarilah!" Nyonya Anita melambaikan tanganya sebagai isyarat agar Adinda mendekat padanya.

Adinda melangkah mendekati mamanya, lalu nyonya Anita membisikan rencananya ke telinga Adinda.

"Apakah itu akan berhasil?" Adinda bertanya ragu mendengar semua rencana mamanya untuknya.

"Kenapa kau tidak berani melakukanya?" Tantang nyonya Anita.

"Aku..."

"Sayang Mama bilang kamu tidak bisa ragu, untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan kamu harus melakukanya hanya dengan mengikuti cara Mama Yogi akan jadi milikmu seutuhnya."

"Ya aku akan melakukannya, Yogi hanya akan menjadi milikku." Adinda berkata dengan tekad bulat. Dia tidak bisa ragu, jika dia harus menjadi jahat untuk bisa memiliki Yogi biarlah dia menjadi wanita jahat.

Dan Adinda tidak pernah merebut Yogi karena sejak awal dialah yang pertama bersama Yogi.

Bukan dia orang yang jahat, bukan dia orang ketiga dalam hubungan ini Ailalah yang merupakan orang ketiga.

Orang ketiga yang muncul dan menghancurkan segalanya, merebut Yogi darinya.

Jadi jangan salahkan dia karena kejam,dia hanya ingin mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Bersambung.

Maaf kalau masih ada typo

Cinta Pertama, Pernikahan kedua.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang